Perkenalkan Uang Rupiah Emisi 2016, BI Libatkan Guru se-Kota Kendari

114
Perkenalkan Uang Rupiah Emisi 2016, BI Libatkan Guru se-Kota Kendari
SOSIALISASI UANG - Suasana kegiatan sosialisasi ciri-ciri uang Rupiah Emisi 2016 oleh Bank Indonesia kepada guru-guru SMP, MTs, SMA, SMK, dan MA se-Kota Kendari, di Aula Bank Indonesia jalan Sultan Hasanuddin Kendari, Selasa (7/2/2017). Sosialisasi ini untuk meminimalisasi peredaran uang palsu di masyarakat.(Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)
Perkenalkan Uang Rupiah Emisi 2016, BI Libatkan Guru se-Kota Kendari
SOSIALISASI UANG – Suasana kegiatan sosialisasi ciri-ciri uang Rupiah Emisi 2016 oleh Bank Indonesia kepada guru-guru SMP, MTs, SMA, SMK, dan MA se-Kota Kendari, di Aula Bank Indonesia jalan Sultan Hasanuddin Kendari, Selasa (7/2/2017). Sosialisasi ini untuk meminimalisasi peredaran uang palsu di masyarakat.(Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Puluhan guru tingkat SMP, MTs, SMA, SMK, MA se-Kota Kendari mengikuti sosialisasi Uang Rupiah Emisi 2016 oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra). Kegiatan ini dimaksud untuk perkenalan ciri-ciri uang Rupiah 2016.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sulawesi Tenggara Bidang Ekonomi Moneter, Harisuddin, mengatakan, pelibatan para guru se kota Kendari itu lantaran mereka memiliki massa yang lebih banyak yaitu siswa-siswi di sekolah masing-masing.

Harisuddin
Harisuddin

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan masyarakat dapat membedakan mana uang Rupiah asli dan uang palsu. Hal ini juga untuk mengurangi peredaran uang palsu di masyarakat.

“Karena ada kecenderungan uang lama itu, udah sering ditiru polanya. Nah itu, yang akan kami hindari,” jelasnya saat diwawancarai usai kegiatan sosialisasi di Aula Bank Indonesia Jalan Sultan Hasanuddin Kendari, Selasa (7/2/2017).

Selain kepada para guru, BI juga akan melakukan sosialisasi Uang Rupiah Emisi 2016 pada setiap momen penting dan Hari Besar seperti Ulang Tahun Kota atau Kabupaten untuk masuk mensosialisasikan uang baru ini.

“Nanti kita coba masuk ke sana secara bertahap melalui kas keliling, karena masyarakat di daerah pemekaran belum tersentuh dengan uang Rupiah ini. Sebab, BI juga memiliki kerterbatasan sumber daya manusia dan ketersediaan uang baru,” jelasnya.

Sementara itu, Samlia, salah seorang Guru SMA Negeri 4 Kendari yang menjadi peserta sosialisasi mengapresiasi pihak Bank Indonesia, Dia menjelaskan, setelah mendapatkan semua informasi yang diberikan oleh BI mengenai pengeluaran dan peredaran uang Rupiah baru, dirinya mendapatkan infromasi yang benar dan akan menyampaikan informasi ini kepada seluruh siswa.

“Kami para guru ini sebagai penyambung lidah dari BI, akan memberikan informasi ini kepada seluruh siswa-siswi disekolah. Agar mengetahui informasi tentang uang baru,” ujar Guru Ekonomi SMA Negeri 4 Kendari ini

Ia menyarankan, sebaiknya sosialisasi ini juga diperluas jangkauannya kepada seluruh masyarakat. Kalau hanya kepada guru saja, capaian informasi ini akan sangat terbatas karena bukan hanya di kalangan pendidikan yang menggunakan uang ini sebagai transaksi, namun seluruh masyarakat yang berdomisili di Indonesia terkhusus Sultra.

Melalui sosialisasi ini untuk pertama kalinya dirinya baru melihat langsung Uang Rupiah baru, sebelumnya hanya melihatnya di media sosial. Terkait desain uang baru, Samlia mengaku uang tersebut memiliki keunikan tersendiri dengan menampilkan pahlawan dan Keanakeragaman budaya dan keindahan alam Indonesia.

“Kita harus bangga memiliki uang Rupiah baru ini, apalagi Wakatobi menjadi bagian dari uang tersebut. Pokoknya uang Rupiah bagus, apalagi kalau bertengger didalam dompet,” tukas.

Serupa dengan Samlia, Guru SMK Negeri 6 Kendari Arnawati menuturkan, sebaiknya sosialisasi ini langsung melibatkan siswa, bukan hanya guru agar para siswa bisa mendengar langsung penjelasan tentang Uang Rupiah Emisi 2016 ini. Dia mengharapkan melalui sosialisasi ini dapat mengurangi peredaran uang palsu di lingkungan masyarakat.

“Saya akan mengajak siswa-siswi untuk ikut sosialisasi lagi dengan pihak BI, tapi tentunya saya dengan keterbatasan informasi setelah mengikuti ini akan melanjutkan kepada siswa di kelas,” tutup Asna. (B)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Kiki

1 KOMENTAR

  1. Maybe yg tunggu di sekolah no need la bawa handphone. Yg di risaukan maybe yg jalan2 sorang2 atau naik basikal atau kenderaan awam. Takut apa2 di tengah jalan…

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini