PLN Sulselrabar Siap Aliri Listrik Smelter dengan Daya Terbesar di Indonesia Timur

444
PLN Sulselrabar Siap Aliri Listrik Smelter dengan Daya Terbesar di Indonesia Timur
PLN SULSELRABAR - General Manager PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar) Bambang Yusuf (empat dari kanan) saat berfoto bersama dengan Direktur Utama (Dirut) PT. Ceria Nugraha Indotama Derian Sakmiwata (tiga dari kiri) usai penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL), Rabu (4/7/2018) di Kantor PLN Sulselrabar, Makassar. (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, MAKASSAR – PT PLN (Persero) wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar) siap mengaliri kebutuhan listrik salah satu perusahaan tambang pemurnian biji nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan kapasitas 118 juta volt ampere (VA) atau 100 MVA tahap awal.

Kesiapan ini ditandai setelah PT PLN Wilayah Sulselrabar dan PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL), Rabu (4/7/2018) lalu di Kantor PLN Wilayah Sulselrabar di Makassar. SPJBTL tersebut ditandangani oleh General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Bambang Yusuf, dengan Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama Derian Sakmiwata.

Secara keseluruhun kebutuhan listrik PT CNI Kolaka untuk mengoperasikan smelter miliknya yakni 300 MVA. Untuk memenuhi itu PLN Sulselrabar akan membangun gardu induk secara bertahap. Tahap awal akan dikerjakan selama 500 hari kerja atau satu setengah tahun dan diperkirakan selesai tahun 2019. Tahap kedua 2020 dan tahap ketiga 2021.

PLN Sulselrabar Siap Aliri Listrik Smelter dengan Daya Terbesar di Indonesia Timur
Suasana penandatangan SPJBTL

Bambang Yusuf dalam sambutannya mengatakan, PT Ceria merupakan pelanggan premium platinum PLN terbesar di Indonesia bagian Timur dengan daya 118 juta VA. Di mana pelanggan premium platinum akan menjadi prioritas yang mendapat jaminan kontinuitas pasokan listrik secara terus menerus tanpa padam dan akan mendapat kompensasi apabila mengalami pemadaman di luar rencana.

Layanan premium platinum sendiri bertujuan untuk mendukung pelaku usaha mulai dari pasokan listrik yang handal. Bambang Yusuf berharap dengan adanya pelanggan premium dapat menunjang gairah ekonomi di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kabupaten Kolaka.

“Ini menjadi langkah awal dan bukti bahwa kami PLN siap melayani listrik kapan pun, di mana pun guna menunjang perekonomian Indonesia pada umumnya,” ungkap Bambang Yusuf.

Sementara Derian Sakmiwata menjelaskan komitmen untuk membangun smelter di Kabupaten Kolaka adalah wujud komitmen dirinya sebagai pengusaha dalam negeri. Smelter itu ditargetkan beroperasi pada tahun 2020 dengan pembangunan bertahap. Target produksi mencapai 5 juta metrik ton per tahun, kadar 20 hingga 25 persen murni nikel.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Kepercayaan PT Ceria kepada PLN untuk memasok tenaga listrik karena PLN merupakan perusahaan milik negara yang harus dimanfaatkan jasanya sebagai penyedia listrik di Indonesia, ketimbang membangun pembangkit listrik sendiri dengan biaya yang lebih besar dan perawatan yang intensif.

FOTO BERSAMA– Direktur PT CNI Derian Sakmiwata (keempat dari kiri) bersama Manager Area PLN Kendari Eryan Saputra (keempat dari kanan) serta tim Area PLN Kendari Asisten Manager Pelayanan dan Administrasi Andi Awaluddin (ketiga dari kiri), Asisten Manager Perencanaan Eko Riduwan (kedua dari kiri), Supervisor Administrasi Umum Iwan Mamur (ujung kiri) dan Asisten Manager Jaringan Sultan (ujung kanan). (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

“Kami percaya PLN bisa memberikan pelayanan terbaik kepada kami, apalagi wilayah operasi kami dilewati oleh jaringan integrasi PLN tegangan tinggi. Sehingga mempermudah kami mendapatkan layanan listrik,” ungkap Derian.

Saat ini PT Ceria sendiri sudah menyerap tenaga kerja lokal sekitar 900 orang, dan berkomitmen akan menyerap tenaga kerja lokal sekitar 70-80 persen dari komposisi tenaga kerja pada perusahaan tersebut. Kendati ada tenaga kerja asing itu adalah mereka yang mengusai teknologi, kemudian akan dilakukan sistem mengajar (transfer ilmu) dari tenaga kerja asing ke lokal.

Kepala Dinas Penanaman Modal Daerah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMD-PTSP) Provinsi Sultra Masmuddin yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasinya kepada PLN Wilayah Sulselrabar yang telah menjawab tantangan iklim investasi di Sultra, yakni persoalan listrik.

Kondisi listrik di Sultra saat ini menjadi salah satu penghambat iklim investasi. Sudah banyak perusahaan yang akan masuk tapi terkendala dengan tenaga listrik yang belum memadai.

“Kita harus bangga dengan PLN karena sudah menjawab tantangan dari iklim investasi di Sultra. Semoga PT CNI menjadi pionir bagi perusahaan tambang lain untuk menggunakan jasa listrik PLN,” ungkap Masmuddin saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.

Ia pun menilai sangat rugi jika perusahaan tambang yang akan mendirikan smelter harus membangun sendiri pembagkit listriknya. Sebab, itu membutuhkan dana yang besar.

“Kami pemerintah pada dasarnya tidak ada kewenangan mengharuskan setiap perusahaan yang masuk di Sultra harus memakai jasa PLN, sebab ada juga mereka yang ingin membangun sendiri atas perhitungan mereka sendiri, kita hanya sekedar mengimbau,” tukasnya.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi
PLN Sulselrabar Siap Aliri Listrik Smelter dengan Daya Terbesar di Indonesia Timur
FOTO BERSAMA – Tim PLN Area Kendari yang turut hadir dalam penandatangan SPJBTL antara PLN Wilyah Sulselrabar dan PT CNI di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

Khusus untuk PT Ceria, mantan PJs Bupati Kolaka ini menegaskan bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan dengan modal daerah bukan modal asing. Ini bukti bahwa anak dalam negeri mampu mendirikan smleter dan bersaing dengan perusahaan yang modalnya dari asing.

Apalagi setelah beroperasinya smelter tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi mikro dan makro di kabupaten tersebut, tentu akan berimbas pada ekonomi Sultra pada umumnya.

Manager Area PLN Kendari Eryan Saputra menjelaskan, saat ini baru tiga perusahaan tambang di Sultra yang sudah menandatangani kerjasama dengan PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar yakni PT Bintang Smelter Indonesia (BSI) Konawe Selatan (Konsel) dengan besar daya 320 mega volt ampere (MVA).

PT CNI Kolaka dengan besaran daya 300 MVA dan PT Macika Mineral Industri yang beroperasi di Kecamatan Palangga Selatan, Konsel sebesar 25 MWA. Sistem penyaluran akan dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali mulai dari tahun 2019 hingga 2021 hingga seluruh daya yang diminta berdasarkan MoU terpenuhi.

“Alhamdulilah dari ketiganya di atas, baru PT CNI yang menandatangani SPJBTL. Artinya ini bentuk keseriusan mereka dan kepercayaan mereka kepada PLN,” tukasnya.

Pihaknya pun berharap perusahaan yang sudah menandatangani MoU dapat segera juga melakukan hal yang sama, dan perusahaan yang belum sama sekali menggunakan jasa PLN dapat menjadi pelanggan.

Data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Dinas Penanaman Modal Daerah (DPMD) PTSP Provinsi Sultra, saat ini ada 35 industri smelter dan 7 unit usaha yang terdiri dari pabrik pemecah batu, pengolahan aspal, pelabuhan, serta rumah sakit yang ingin mengembangkan usahanya di Sultra. (Adv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini