Program PAAP Untuk Ekonomi Perikanan Berkelanjutan di Teluk Kolono

639
Program PAAP Untuk Ekonomi Perikanan Berkelanjutan di Teluk Kolono
PENANDATANGANAN DUKUNGAN : Penandatanganan deklarasi dukungan oleh Camat Kolono untuk dukungan program kampanye Pride-PAAP, Kamis (25/2/2018). FOTO ISTIMEWA/ZONASULTRA.COM
Program PAAP Untuk Ekonomi Perikanan Berkelanjutan di Teluk Kolono
PENANDATANGANAN DUKUNGAN : Penandatanganan deklarasi dukungan oleh Camat Kolono untuk dukungan program kampanye Pride-PAAP, Kamis (25/2/2018). FOTO ISTIMEWA/ZONASULTRA.COM

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Rare Indonesia bersama Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) meluncurkan program kampanye Pride- Program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) di desa Tumbu-tumbu Jaya, Kolono Timur, Konsel, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (25/2/2016).

Rare adalah merupakan sebuah organisasi konservasi yang berpusat di Amerika Serikat (AS).

Dalam press releases yang diterima redaksi zonasultra.id, dijelaskan program kampanye Pride-PAAP di Teluk Kolono untuk perikanan yang berkelanjutan. Program ini diselenggarakan karena sumberdaya laut dan perikanan yang makin sedikit ketersediannya sebagai akibat banyaknya aktifitas penangkapan yang tidak diatur dengan baik. Di samping itu, masih ada penangkapan ikan yang merusak dengan mengunakan bahan peledak serta masih ada alat tangkap berukuran besar tanpa mempertimbangkan kapasitas dan potensi sumber daya yang mengambil ikan di wilayah tangkap nelayan kecil.

Dipilihnya Teluk Kolono sebagai titik program ini karena merupakan salah satu teluk di daerah itu yang mempunyai potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah. Teluk ini merupakan wilayah administrasi yang meliputi 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Kolono dan Kolono Timur. Namun pemanfaatan Teluk Kolono oleh masyarakat sekitar belum optimal sebagai salah satu sumberdaya yang menjadi sumber pendapatan masyarakat setempat.

Manajer Implementasi Program Rare Indonesia, Muhammad Yayat Afianto mengatakan, melalui program ini, pengelolaan perikanan di wilayah pesisir diserahkan pada masyarakat. Masyarakat dan nelayan memiliki hak khusus untuk mengambil manfaat dari sumber daya ikan, dan untuk imbal balik, masyarakat dan nelayan membantu penyusunan rencana dan mengelola secara lestari.

Program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) digagas dan diimplemantasikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe Selatan atas dukungan Rare-Indonesia, sebuah lembaga non-profit Internasional yang bergerak dalam fasilitasi pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe Selatan, Irwan H. Silondae, mengharapkan agar dengan adanya program PAAP, nelayan Teluk Kolono bisa mengatur dan menentukan wilayah penangkapan mereka sendiri.

“Kedepannya kami optimis bahwa PAAP dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan sekitar Teluk Kolono,” ujarnya.

Program PAAP Untuk Ekonomi Perikanan Berkelanjutan di Teluk Kolono
PEMASANGAN SPANDUK : Spanduk acara peluncuran kampanye lingkungan PAAP.

Sementara itu, Ketua Pokmaswas Sipatokong, Desa Batu Putih, Kecamatan Kolono Timur, Arwan menjelaskan, program PAAP ini manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan pendapatan nelayan karena dulu merasa tersisih karena banyak nelayan menggunakan alat tangkap yang merusak, melalui program ini nelayan lokal dapat mengatur sendiri aturan di lokasi tangkapnya melalui pengaturan alat tangkap seperti pancing, bubu dan jaring.

Haslin Bende, manajer kampanye program Pride-PAAP mengatakan, dengan adanya program ini di Teluk Kolono, pihaknya berusaha berinovasi dalam pengelolaan perikanan ini muncul akibat adanya permasalahan hasil tangkapan nelayan makin lama makin berkurang, baik dijumlah dan ukuran ikan. Program ini akan mengurangi kompetisi alat tangkap di dalam kawasan perairan Teluk Kolono.

Direktur Kebijakan Rare-Indonesia, Dr. Arwandrija Rukma mengatakan, melalui PAAP nelayan kecil mendapatkan kepercayaan dan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam mengelola suatu kawasan laut tertentu yang terdiri dari zona pemulihan stok ikan dan zona pemanfaatan secara terencana, terukur dan bertanggung jawab.

“Dalam program ini, nelayan menjadi penjaga dan pengawas sehari-hari zona pemulihan stok ikan dan limpahan ikan dari zona tersebut diatur pemanfaatannya agar upaya penangkapan ikan menjadi lebih efisien dan menghasilkan volume dan kualitas tangkapan yang memuaskan,” ujar Arwandrija Rukma.

 

Penulis : Ilham Surahmin
Editor  : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini