Menurut Ketua Pukat Muhammadiyah Kendari, Hariman Satria, tidak ada dasar Bareskrim Mabes Polri menangkap dan menahan Bambang Widjojanto.
Menurut Ketua Pukat Muhammadiyah Kendari, Hariman Satria, tidak ada dasar Bareskrim Mabes Polri menangkap dan menahan Bambang Widjojanto.
Penangkapan Bambang Widjojanto Jumat pagi tadi adalah skenario yang disiapkan mafia untuk mematikan KPK. Publik tahu KPK sudah lebih dulu menetapkan Budi Gunawan yang merupakan calon tunggal Kapolri sebagai tersangka pemilik rekening gendut, membuat para mafia mencari jalan untuk menghabisi KPK.
“Skenoria sengaja disusun diawali dengan menyebarkan foto mesra pimpinan KPK, Abraham Samad dengan Puteri Indonesia yang belakangan diketahui itu hasil rekayasa. Selanjutnya menuduh Abraham Samad menggelar pertemuan penting dengan para petinggi PDIP melakukan lobi politik kepada Jokowi pada pemilihan presiden 2014 lalu, namun gagal lagi. Maka selanjutnya disusunlah skenario menangkap Bambang Widjojanto,” terang Hariman, Jum’at (23/1/2015) sore.
Lebih jauh Hariman mengungkapan, penagkapan Bambang Widjojanto bak penjahat dan teroris yang dilakukan Bareskrim Mabes Polri, adalah tindakan Polri yang paling buruk sejak institusi ini terbentuk.
“Setiap kali KPK mengambil langkah memeriksa orang dalam di institusi Polri maka pasti muncul konflik antar keduanya,” terang Hariman di hadapan sejumlah awak media, Jumat sore.
Atas penangkapan Bambang, para aktifis berharap Presiden Joko Widodo tidak hanya diam.
Seperti marak diberitakan, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap oleh pihak yang mengaku dari Bareskrim Mabes Polri. Meski sebelumnya kabar penangkapan tersebut simpang siur, tetapi pihak Mabes Polri akhirnya membenarkan adanya penangkapan tersebut.
Bambang Widjajanto ditangkap karena kasus Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada 2010 lalu. Ia diduga menyuruh para saksi memberikan keterangan palsu pada sidang sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK).
Laporan atas Bambang baru masuk ke Mabes Polri pada 15 Januari 2015. (Ose)