RUMAH RUSAK – Puluhan rumah warga Desa Lambuluo Kecamatan motui yang berada disekitar pesisir pantai rusak dan nyaris roboh akibat tekikis air laut yang diakibatkan oleh adanya pembangunan pelabuhan PT VDNI yang membuat arus air laut mengarah kerumah warga setempat. Juga membuat air laut menjado merah dan terjadi pendangkalan yang disebabkan tanah tambang yang turun kelaut. (Jefri/ZONASULUTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Pembangunan pelabuhan PT. Virtue Dragon Nikel Indonesia (VDNI) yang berada di Desa Lalimbue, Kecamatan Bondoala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) membawa petaka bagi puluhan kepala keluarga (KK) warga Kabupaten Konawe Utara (Konut) yang tinggal di Desa Lamboluo, dekat perbatasan tempat pembangunan pelabuhan tersebut.
Pasalnya, pendirian fasilitas bongkar muat ore nikel milik PT VDNl yang berada di pesisir pantai wilayah Morosi itu menghilangkan mata pencaharian para nelayan yang memamfaatkan laut untuk mencari nafkah. Sebab, pencemaran air laut yang memerah dan merusak terumbu karang serta menyebabkan pendangkalan akibat tanah yang ambles ke laut.
Tak hanya itu, puluhan rumah warga Desa Lambuluo, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) terancam hancur akibat kikisan arus air laut yang menghantam rumah para warga yang juga berada di sekitaran pantai. Bahkan, tempat pemakaman umum (TPU) yang berada di sekitar rumah warga saat ini amblas dibawa air.
Mirisnya lagi, sampai saat ini warga setempat belum mendapat respon dan perhatian dari perusahan tambang nikel atas musibah yang dialami oleh masyarakat.
Ndeng, warga Desa Lamboluo, dengan nada kesal mengatakan, semenjak adanya aktifitas pembangunan pelabuhan tersebut arus air laut yang mengarah ke pekarangan rumahnya mulai terkikis hingga nyaris roboh.
“Menderita kasian kita ini warga lihat mi saja, wilayah perairan tempat kami memancing dan pasang pukat untuk mendapatkan ikan sekarang sudah tidak bisa mi karena sudah dangkal. Ikan juga tidak ada mi sementara itu satu-satunya mata pencaharian kami mencari hidup,” tutur Ndeng sambil menujukkan air laut tempat biasa dirinya mencari ikan, Kamis (20/7/2017).
Pria paruh bayah ini menambahkan, air laut yang keruh dan merah akibat lumpur tambang yang ada di sekitar pelabuhan membuat biota laut musnah. Akibatnya, perekonomian warga sekitar yang bekerja sebagai nelayan juga mulai berkurang.
Ketua BPD Desa Lamboluo, Martina membenarkan hal tersebut. Selama pembangunan pelabuhan PT VDNI di Desa Lalimbue, sebanya 20 KK warga di desa pengawasannya itu terancam kehilangan tempat tinggal.
Bahkan, lanjut Martina, sumber pencaharian warga nelayan mencari ikan untuk menyambung hidup sehari-hari semakin susah. Untuk membiayai kebutuhan sekolah anak mereka juga semakin sulit karena hasil tangkapan di laut untuk dijual ke pasar sudah tidak ada lagi.
“Kasian, semenjak wilayah pesisir pantai ini terkikis dan terjadi pendangkalan warga nelayan di Desa Lambuluo ini semakin susah untuk mencari ikan. Ini juga akibat lumpur tambang yang menyebar di perairan pantai Lamboluo,” keluhnya.
Sebagai Kepala Lembaga Pemerintah di desa tersebut, mewakili suara masyarakat dirinya berharap besar agar ada tindakan perhatian dan solusi segera mungkin dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi persoalan yang terjadi demi keberlangsungan hidup warga setempat, dan juga tidak menelan korban jiwa serta materi yang lebih banyak.
Hingga berita ini dinaikkan, belum ada konfirmasi dari pihak perusahaan PT VDNI. (B)
Reporter : Jefri Ibnu
Editor : Kiki