Rapat Kerja Perdana, IAIN Kendari Dorong Civitas Akademika Aktif Meneliti

43

Kepala Biro Adimistrasi Umum Akademik dan Keuangan IAIN Kendari, Khaeroni mengatakan, melalui raker perdana ini pihak kampus akan mendorong civitas akademika IAIN untuk aktif meneliti dan mengimpleme

Kepala Biro Adimistrasi Umum Akademik dan Keuangan IAIN Kendari, Khaeroni mengatakan, melalui raker perdana ini pihak kampus akan mendorong civitas akademika IAIN untuk aktif meneliti dan mengimplementasikan hasil penelitian tersebut kepada masyarakat, baik mahasiswa maupun dosen. Kerjasama dengan berbaga pihak juga perlu ditingkatkan tidak hanya dengan perguruan tinggi di Indonesia tetapi juga dari luar negeri.
“Hal-hal seperti ini yang perlu kita dorong ke depan,” kata Khaeroni. 
Selain itu, raker ini juga bertujuan untuk mensinergiskan berbagai potensi yang ada di lingkungan IAIN dalam memajukan lembaga pendidikan tinggi tersebut. Apalagi dengan peningkatan status dari STAIN menjadi IAIN Kendari tentu membutuhkan koordinasi yang lebih intensif dan juga optimal.
Berbagai permasalahan yang dihadapi IAIN selama ini juga akan dibahas dalam raker ini untuk mencari solusi yang tepat. Semua civitas akademika IAIN dituntut untuk lebih mampu mengedepankan kerjasama dan bahu membahu membangun dunia pendidikan tinggi Islam di IAIN Kendari. 
“Apalagi status IAIN sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi Islam negeri di Kendari akan menjadi trade mark pengembangan Islam atau pengembangan intelektual Islam sesuai dengan amanah kementerian agama, yakni wajib mengintegrasikan dan mensinkronisasikan berbagai bidang ilmu yang selama ini terdikotomikan antara ilmu umum dan ilmu agama,” terang Khaeroni.
Sementara itu Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin saat meresmikan peralihan status IAIN pada Sabtu (7/3/2015) lalu mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan semua perguruan tinggi Islam di Indonesia, termasuk IAIN Kendari untuk menjadi salah satu kiblat peradaban Islam dunia. “Dunia ketika ingin mengenal peradaban Islam tidak perlu ke Timur Tengah atau Arab Saudi, tapi semua itu bisa mereka dapatkan di Indonesia,” ujar Lukman. 
Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Lukman kajian keislaman di IAIN harus diarahkan pada penguatan subtansi keislaman itu sendiri dalam berbagi sisi untuk menjadi pondasi bagi seluruh mahasiswa apapun program studi yang didalami. Selanjutnya adealah pendalaman bahasa Arab dan bahasa asing lainnya dan memperluas horizon kemajuan keislaman. (Jumriati)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini