Rektor USN: Koruptor Adalah Pengkhianat Semangat Kepahlawanan

86

ZONASULTRA.COM, KOLAKA– Peringatan hari pahlawan hari ini, Selasa (10/11/2015), Rektor Universitas Negeri Sembilan November (USN) Kolaka, Azhari meminta seluruh pejabat di Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk merenenungi nilai pengorbanan pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia 70 tahun lalu.

Menurutnya, pejabat negara maupun di daerah saat ini patut merasa malu karena perilaku korupsi semakin banyak dijumpai dalam lingkungan pemerintahan maupun swasta. Perilaku korupsi, lanjut Azhari, sudah menjadi budaya yang kian memprihatinkan.

“Kita harus malu, karena 70 tahun yang lalu pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan kita berjuang mengorbankan segalanya, tidak pusing dengan harta benda. Mereka berjuang, untuk apa yang kita nikmati hari ini,” kata Azhari, di ruang kerjanya, usai menggelar upacara peringatan hari pahlawan di kampus USN Kolaka, Selasa (10/11/2015).

Azhari menilai, perbuatan korupsi merupakan salah satu contoh sikap yang mengkhianati semangat kepahlawanan. Karena, dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, para pahlawan itu rela berjuang tanpa gaji, tanpa fasilitas dari pemerintah.

“Saat ini kita jadi pejabat, sudah dapat gaji, dapat fasilitas dari pemerintah, masih juga mau korupsi uang negara. Kita harus malu dengan kondisi seperti ini. Padahal kewenangan yang dimiliki seorang pejabat seharusnya untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Menurut Azhari, koruptor digolongkan dalam dua hal, yakni melakukan korupsi walaupun mengetahui kalau tindakannya itu salah. Dan koruptor yang tidak sengaja melakukan korupsi, atau dipaksa untuk melakukan korupsi.

Mereka yang tahu kalau perbuatan korupsi itu salah, kata Azhari, adalah seseorang yang sengaja merekayasa atau memanfaatkan kebijakan anggaran dengan wewenangnya untuk kepentingan dirinya sendiri.

Selama ini, Azhari memang terkenal gigih menyuarakan gerakan anti korupsi. Di dalam lingkungan kampus USN sendiri, Azhari seringkali memarahi pejabatnya yang ketahuan berniat melakukan tindakan korupsi.

“Kalau ada gelagat dari pejabat USN yang mau lakukan korupsi, saya langsung panggilkan jaksa untuk diperiksa. Marilah kita malu kepada generasi mendatang, karena merugikan negara dengan itikad  kesengajaan,” katanya.

Sebagai pejabat negara, Azhari mengaku berusaha menghindari tindakan yang akan mengarahkannya pada perbuatan korupsi. Hal itu dia lakukan dengan cara menjauhi perilaku boros, seperti yang kerap melekat pada image seorang pejabat.

“Hal-hal yang disukai orang saat menjadi pejabat, justru saya hindari. Misalnya, saya tidak suka minta fee, tidak suka dengan dunia hiburan malam. Jadi tidak ada untungnya kalau saya jadi pejabat. Selain itu, saya juga orang yang tidak suka jalan-jalan. Hari ini semua rektor universitas negeri dipanggil jalan-jalan ke Jepang, tapi saya tidak mau. Karena saya pikir, kegiatan itu hanya untuk menghabiskan uang negara,” katanya. (Advertorial)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini