Sebut Agen Yahudi, Polisi dan Massa Terlibat Adu Jotos

70
Sebut Agen Yahudi, Polisi dan Massa Terlibat Adu Jotos
Sejumlah mahasiswa dan Kepolisian terlibat keributan Selasa siang sesaat pasca eksekusi lahan seluas 1,2 hektar di kawasan Khairil Anwar, Kelurahan Mata Iwoi Kecamatan Wua-wua, Selasa(2/2/2016). (Randi/ZONASULTRA.COM)
Sebut Agen Yahudi, Polisi dan Massa Terlibat Adu Jotos
Sejumlah mahasiswa dan Kepolisian terlibat keributan Selasa siang sesaat pasca eksekusi lahan seluas 1,2 hektar di kawasan Khairil Anwar, Kelurahan Mata Iwoi Kecamatan Wua-wua, Selasa(2/2/2016). (Randi/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sejumlah mahasiswa dan  Kepolisian  terlibat keributan Selasa siang sesaat pasca eksekusi lahan seluas 1,2 hektar di kawasan Khairil Anwar, Kelurahan Mata Iwoi Kecamatan Wua-wua .

Keributan itu dipicu ketersinggungan pernyataan mahasiswa yang menyebut    kepolisian merupakan agen Yahudi . Akibat bentrok seorang mahasiswa mengalami luka lebam di wajah.

Kelewatan lah mereka itu, masa mereka bilang kami ini antek yahudi, yang benar saja dong” tutur Kabag Ops Polres Kendari, Kompol Febri

Keributan antar mahasiswa dan polisi harusnya tidak perlu terjadi kata Kompol Febri. Bila mahasiwa memang mau mendampingi korban eksekusi harusnya di lakukan secara baik-baik. Orasi tidak dilakukan di tengah jalan karena hal itu mengganggu arus lalu lintas di wilayah tersebut.

“Saya tadi mau kasih tau jangan ditengah jalan, tapi pas saya tarik turun dari kursi itu eh ternyata anggota sudah pada menyerbu. Untung tadi kita sigap menghalau anggota Shabara, kalau tidak hancur anak itu,” imbuh Kompol Febri.

Jaswanto, mahasiswa yang tergabung dalam Konsorsium Demokrasi Tata Agraria mengatakan tindakan pemukulan oleh  kepolisian merupakan tindakan brutal yang seharusnya tidak ditunjukan oleh abdi negara yang memiliki semboyan pengayom masyarakat. Toh tak ada yang salah dalam orasi yang dilakukan untuk mendampingi warga korban eksekusi.

Hari ini kita melihat antek antek yahudi merampas hak kaum proletar, masyarakat miskin. Pasti akan saya lapor luka ini juga segera divisum sebagai bukti arogansi aparat ” ujar Jaswanto.

Sebelumnya eksekusi di lahan seluas hampir 1,2 hektar itu sempat tertunda, Kamis (28/1/2016) lalu karena pihak penggugat mendapatkan perlawanan keras dari warga setempat yang menempati lahan yang tersebut.

Dari 10 rumah yang berada didalam lahan tersebut. Satu buah rumah permanen milik pensiunan tentara batal dieksekusi, pasalnya pemilik rumah sepakat akan mengganti rugi atau membayar lahan yang ditempatinya.

Dalam eksekusi itu, sebanyak 351personil gabungan Kepolisian Resor (Polres) Kendari, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Satuan Brigade Mobil (Sat Brimob) Polda Sultta serta Komando Resor (Korem) 143/Halu Oleo diturunkan guna mengamankan jalannya proses eksekusi lahan.

 

Penulis Randi
Editor  Tahir Ose

1 KOMENTAR

  1. Hajar aja pak polisi, sdh kelewatan memang itu, yg d ucapkan mahasiswa tdk relevan dgn kasusnya, sembarangan sj bilang agen yahudi, bikin malu sj, bukannya kuliah malah prgi demo krjanya,

Tinggalkan Balasan ke Juni Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini