Sepi Pembeli, Pedagang Bendera Merah Putih di Kendari Mengaku Rugi

544
Sepi Pembeli, Pedagang Bendera Merah Putih di Kendari Mengaku Rugi
PEDAGANG BENDERA- Salah satu pedagang bendera di Jalan Jenderal Ahmad Yani depan Telkomsel Kendari Budi (kanan), Minggu (13/8/2017). (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

Sepi Pembeli, Pedagang Bendera Merah Putih di Kendari Mengaku Rugi PEDAGANG BENDERA– Salah satu pedagang bendera di Jalan Jenderal Ahmad Yani depan Telkomsel Kendari Budi (kanan), Minggu (13/8/2017). (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Menjelang perayaan kemerdekaan RI setiap tahun, sejumlah masyarakat lokal maupun pendatang memilih untuk menjadi pedagang bendera merah putih di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tak terkecuali di Kota Kendari, memasuki Agustus tahun ini, di setiap sudut kota dan pusat keramaian dipenuhi dengan pajangan bendera pusaka berserta umbul-umbul yang menjadi dagangan masyarakat.

Beberapa titik yang digunakan untuk berjualan yakni di depan Kantor Wali Kota Kendari, Telkomsel Kendari, KONI Sultra, RSUD Kota Kendari, Mandonga, Lepolepo, Andounohu dan sejumlah titik lainnya.

Berdasarkan hasil penelusuran awak Zonasultra.com di sejumlah titik tersebut, salah satu pedagang bernama Budi (40), warga Mandonga mengatakan dibanding dua tahun sebelumnya saat pertama kali ia mulai berdagang, tahun ini barang dagangannya tidak cukup laris.

Padahal ditahun sebelumnya menjelang H-3 17 Agustus barang dagangannya bisa laku bahkan habis diserbu pembeli.

“Ya, tahun ini sampai tanggal 13 ini masih banyak mas,” ungkap Budi saat ditemui di lokasi dagangannya di depan Telkomsel Kendari, Minggu (13/8/2017).

Barang dagangannya ini ia datangkan dari Bandung, Jawa Barat (Jabar) dengan modal yang tidak sedikit sekitar Rp. 20 juta. Diakuinya sampai tanggal 13 Agustus kemarin keutungan belum ia dapatkan bahkan pengembalian modal juga masih dicemaskan oleh Budi bersama rekannya.

“Kita juga masih usahin mas bisa kembali modal dulu lah, baru bicara untung,” pungkasnya.

Harga bendera yang dijualnya pun variatif mulai dari Rp. 30 ribu sampai dengan Rp. 400 ribu.

Ia pun berharap ke depan, pemerintah setempat dapat membuatkan peraturan bagi masyarakat agar wajib memasang bendera. Selain itu SKPD terkait yang sudah tidak mempunyai bendera yang layak dapat dilakukan pengadaan.

Sepi Pembeli, Pedagang Bendera Merah Putih di Kendari Mengaku Rugi
Salah satu pedagang bendera di depan RSUD Kota Kendari, Andounohu Dedi (kiri)

Selain itu, pedagang bendera pun dapat ditertibkan satu tempat pusat penjualannya dan tidak menyebar.

“Tapi pada dasarnya selain mencari keuntungan pun, kami juga ingin memeriahkan kemerdekaan dengan menjual bendera ini,” tuturnya.

Di deepan RSUD Kota Kendari, Dedi (43) warga Garut, Jabar rela datang ke Sultra untuk berdagang bendera merah putih bersama empat teman lainnya yang berdagang di lokasi berbeda dengannya.

Ia mulai berdagang bendera sejak tahun 2012 di Kota Kendari hingga saat ini. Alasan memilih Sultra karena sejak pertama menjual barangnya selalu laris manis diserbu masyarakat.

“Dulu mas, waktu saya menjual itu gak bisa duduk, orang silih berganti datang beli bendera,” ungkap Dedi saat ditemui, Senin (14/8/2017).

Lain dulu lain sekarang. Ditahun-tahun sebelumnya sejak 2012-2016 penjualan masih lancar, dimana Dedi dapat meraih keuntungan hingga puluhan juta rupiah dari modal Rp. 30 juta bisa dapat Rp. 60 juta.

Namun saat ini, ia melihat daya beli masyarakat mulai turun terbukti menjelang tanggal 17 Agustus masih banyak barang dagangannya yang belum terjual. Jika dihitung keuntungan yang didapatkan saat ini pun kisaran Rp. 3 juta rupiah.

“Kalau barangnya ini gak abis, harus kembalikan ongkos lagi mas, belum ongkos pulang, saya jual berdua, teman saya yang lain juga gitu ngakunya sepi pembeli,” ujarnya.

Oleh karena itu ia pun berharap kepada pemerintah setempat untuk mewajibkan masyarakat mengadakan pemasangan bendera di rumah masing-masing dan dapat mengatur lokasi penjualan bendera meskipun disebar di sejumlah sudut kota Kendari.

Harga jual barang daganganya berkisar antara Rp. 25 ribu hingga Rp. 250 ribu.

Untuk diketahui keduanya mulai berdagang sejak pukul 07.00 wita pagi hingga menjelang sore hari pukul 06.00 Wita. (B)

 

Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini