Sepi Pembeli, Penjualan Pohon Natal Menurun

320
ilustrasi-pohon-natal
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Jelang Natal yang jatuh tepat 25 Desember besok, penjualan pohon natal di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) justru mengalami penurunan.

ilustrasi-pohon-natal
Ilustrasi

Pemilik toko My Flower Kendari Suriani mengatakan, pembeli pohon natal di 2016 ini sangat berkurang. Menurutnya, sejak tokonya menyediakan pohon natal dari November 2016, pembeli tidak terlalu ramai. Justru pernik-pernik natal lah yang lebih laris terjual, contohnya tinsel (tali berumbai yang dililitkan di pohon).

Dia melanjutkan, pasar saat ini sedang lesu untuk pembelian pohon natal. Padahal, tokonya menyediakan 12 macam tipe ukuran pohon natal, mulai yang mini sampai yang terbesar seukuran tinggi badan orang dewasa. Harga yang ditawarkan juga bervariasi sesuai dengan ukuran.

“Harga di toko saya mungkin lebih mahal, karena saya lebih mementingkan kualitas, untuk kepuasaan pembeli juga,” ungkapnya saat ditemui di tokonya Jalan Syech Yusuf Kendari, Sabtu (24/12/2016).

Ani sapaan akrabnya, dengan alasan pribadi tidak bisa memberitahukan harga per pohon natal. Dia hanya menyebutkan, harga pohon natal kecil (mini) sebesar Rp 475 ribu. Jelasnya, harga yang dipasang sedikit lebih tinggi dibandingkan toko lainnya. Relatif tinggi harga yang ditawarkan karena kualitasnya paling bagus dan tahan lama.

Dirinya lebih banyak menjual yang berukuran sedang karena masyarakat lebih banyak membeli ukuran tersebut. Lagipula, pohon natal besar jarang peminatnya, sehingga saat tidak laku akan mendapatkan kerugian yang cukup tinggi.

Ani lebih tertarik menjual pohon natal dengan harga tinggi, tetapi kualitasnya bagus. Sebab, yang murah akan lebih cepat rusak dan daun-daunnya cepat rontok saat disimpan.

Sementara itu, salah seorang warga Kota Kendari Megayanti mengatakan lebih memilih membuat pohon natal sendiri dibandingkan dengan membelinya. Cukup membeli pernik-pernik yang dijual toko, lalu dibuat bersama keluarga di rumah. Selain itu, alasan mereka tidak membeli simbol “hidup kekal” (pohon natal) ini, karena masih ada pohon natal dari tahun sebelumnya.

“Lebih menghemat pengeluaran, bukannya apa yah, harga pohon natal sekarang makin mahal,” katanya.

Lain halnya dengan Hetty, yang membeli pohon natal di daerah lain dengan harga tinggi dan kualitas terbaik. Ia menjelaskan, jika membeli dengan kualitas bagus, pohon natalnya bisa dipakai di tahun berikutnya.

“Pohon natal dibungkus, lalu disimpan dengan rapi, kalau tahun berikutnya rayakan natal, pohonnya masih bisa pakai. Tidak perlu tiap tahun untuk beli, tinggal update pernik-pernik yang baru saja,” jelasnya. (A)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini