Soal Serbuan TKA, Menkumham : Jangan Termakan Isu

69
menteri-hukum-dan-hak-asasi-manusia-yasonna-hamonangan-laoly-tengah
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly (tengah) beserta jajaranya dalam Konferensi Pers Refleksi Akhir Tahun di Gedung Pengayoman Kemenkumham Jalan HR. Rasuna Said Kuningan Jakarta, Kamis (29/12/2016).
menteri-hukum-dan-hak-asasi-manusia-yasonna-hamonangan-laoly-tengah
TKA : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly (tengah) beserta jajaranya dalam Konferensi Pers Refleksi Akhir Tahun di Gedung Pengayoman Kemenkumham Jalan HR. Rasuna Said Kuningan Jakarta, Kamis (29/12/2016). (Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Tenaga Kerja Asing (TKA) yang mulai membanjiri Indonesia, khususya Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai meresahkan masyarakat. Bahkan berhembus isu bahwa Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok ingin menguasai negeri ini.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly menampik isu tersebut. “TKA Cina 21.000, semua TKA sekitar 70.000 an. Jadi yang mau menyerbu itu siapa? Kita juga harus fair, tenaga kerja kita di Malaysia 2 juta, mereka tidak ribut tuh,” ujar Yasonna kepada awak dalam konferensi akhir tahunnya yang diadakan di Gedung Pengayoman Kemenkumham Jalan HR. Rasuna Said Kuningan Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Sama halnya jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di beberapa negara seperti Singapura, Philipina dan Hongkong yang jumlah penduduknya relatif sedikit dibanding Indonesia. “Yang penting kita awasi, nah kalau ada yang menyalahgunakan masuk sebagai turis pasti akan masuk ke data kami,” lanjut Yasonna.

Pihaknya saat ini sedang membuat satu aplikasi untuk melacak turis atau WNA. Dengan menggunakan barcode yang digunakan untuk memesan tiket maka akan memudahkan untuk melacak seseorang.

Terkait banyaknya WNA yang berada di Indonesia, pihaknya telah mendeportasi sebanyak 7.787 WNA yang tidak sesuai aturan. Dari jumlah tersebut didominasi oleh warga Tiongkok sebanyak sekitar 1.200 an, berikutnya Bangladesh diikuti Afghanistan.

Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini juga menghimbau agar masyarakat tidak mudah termakan isu sara. “Ada berita hoax yg mengatakan kita sudah diserbu, kalau soal tenaga kerja sudah klarifikasi. Ada maksud-maksud lain seperti provokasi, berhati-hatilah dalam menyebarkan informasi,” tutupnya. B

 

Reporter : Rezki Arifiani
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini