Tak Terima Rekannya Ditahan, Ratusan Warga Wawonii Datangi Polres Kendari

57

ZONASULTRA.COM,KENDARI – Ratusan warga dari Kelurahan Polara, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (5/5/2015) mendatangi markas Kepolisian Resor (Polres) Kendari. Warga tak terima polisi melakukan penahanan terhadap salah warga bernama Muamar Amar ditahan. Mereka pun mendesak pihak kepolisian membebaskannya.

Muamar Amar, ditangkap pihak kepolisian di rumahnya di Kelurahan Polara, Minggu (3/5/2015) karena diduga kuat terlibat pembakaran dan perusakan terhadap sejumlah fasilitas tambang PT Derawan Berjaya Mining (DBM) beberapa bulan lalu. 
Warga juga menuntut kepolisian agar bertanggung jawab atas tindakan represif yang menyebabkan beberapa warga yang terkena tembakan dari aparat kepolisian saat melakukan penangkapan terhadap Muamar Amar. 
“Pihak kepolisian harus bertanggung jawab atas insiden tertembaknya beberapa warga,” kata Muttaqin Sidiq, salah seorang warga yang melakukan orasi di depan kantor Polres Kendari, Selasa.
Tuntutan lain warga adalah meminta Kapolda Sultra Brigjen Pol Arkian Lubis dan Kapolres Kendari AKBP Ilham Saparona Hasibuan untuk bertanggung jawab atas insiden penembakan dan pemukulan warga polara, mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera mencopot Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Kapolda Sultra, Kapolres Kendari, dari jabatannya serta memecat aparat kepolisian yang melakukan penembakan terhadap warga, hentikan kriminalisasi terhadap warga Polara, dan menolak keberadaan tambang di kelurahan Polara. 
Sementara itu, Kapolres Kendari AKBP Ilham Saparona yang menemui massa mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab atas tindakan kepolisian saat melakukan penangkapan. 
“Kami siap bertanggung jawab, dan kalau terbukti kami melakukan pelanggaran maka kami siap untuk diproses. Anda semua tidak perlu taku karena kami ada yang tindaki apabila kami salah dalam bertindak,” jelasnya. 
Kapolres Kendari mengatakan aparat kepolisian terpaksa melakukan penangkapan terhadap warga yang terlibat dalam pembakaran fasilitas tambang karena berbagai upaya persuasif yang dilakukannnya tak diterima oleh warga.
“Tanggal 9 Maret 2015 saya datang ke Waworete dan langsung ke Polara, kemudian tanggal 19 Maret 2015 untuk kedua kalinya kami melakukan persuasif dan menyampaikan tujuan kedatangan kami. Dan pada tanggal 30 April kami kesana lagi. Tapi upaya persuasif ini tak diterima warga,” katanya. (Azwirman)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini