Tidak Ada Anggaran, Disperindag Konsel Enggan Awasi Harga Sembako

53
Tidak Ada Anggaran, Disperindag Konsel Enggan Awasi Harga Sembako
Sukardi

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku enggan melakukan pengawasan terkait harga bahan kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di daerah itu. Tidak heran jika dinas ini dianggap tutup mata dengan lonjakan harga yang terjadi di Konsel.

Tidak Ada Anggaran, Disperindag Konsel Enggan Awasi Harga Sembako
Sukardi

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Konsel, Sukardi mengatakan, pihaknya tidak melakukan pengawasan karena tidak ada anggaran khusus yang disiapkan. Padahal, kata dia, kegiatan pengawasan harga harus rutin dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun.

“Kita turun toh (melakukan pengawasan), tetapi kan menunggu dana dulu dan biasanya itu 3 kali setahun,” kata Sukardi, Selasa (26/1/2016).

Meski tidak selalu melakukan pengawasan, namun kenaikan harga, menurut dia diakibatkan oleh sewa angkutan yang tidak juga turun sehingga berpengaruh pada harga bahan pokok.

Ditambah lagi, bahan pokok yang dijual di sejumlah pasar di Konsel berasal dari luar kabupaten. Misalnya sayur-mayur yang didatangkan dari Kabupaten Bombana dan Kabupaten Konawe serta bawang merah yang berasal dari Sulawesi Selatan.

“Kalau kita tanya penjual semua bilang sewa angkut. Contohnya bawang merah yang  biasanya Rp 10.000 sampai Rp 12.000 per liter, namun kini dinaikkan menjadi Rp 15.000. Jadi, ada benarnya juga penjual karena operasional mereka,” bebernya.

Sarlina (42), salah seorang pembeli yang ditemui Zonasultra.com di Pasar Andoolo Utama mengatakan, harga yang diberikan oleh setiap penjual berbeda sehingga dirinya mencari penjual yang mematok harga lebih murah.

Akibat harga yang tidak sama itu, kata dia, membuat para pembeli menjadi bimbang. Ditambah lagi, tidak adanya kepastian harga dari pihak pemerintah daerah.

Untuk itu, dia berharap pemerintah setempat bisa melakukan pengecekan harga yang beredar saat ini di pasaran karena menurutnya ada beberapa penjual yang menaikkan harga sepihak.

Sementara itu, salah seorang penjual yang tidak mau disebutkan namanya di pasar itu mengatakan, melonjaknya harga disebabkan sewa kendaraan sangat mahal, apalagi jika hanya mengadalkan sistem rental mobil.

“Coba kalau mobilnya kita sendiri mungkin murah ji, sementara kita juga beli barang dari Pasar Baruga, sedangkan pemilik mobil kalau kita minta sewa rendah alasannya mahal onderdil mobil. Mau apami kasian, terpaksa kita naikan juga harga,” jelasnya.

Namun hal berbeda diungkapkan Rena (37) salah seorang pejual sayuran di pasar itu. Menurut dia, dirinya mematok harga rendah untuk sayurnya, mulai dari Rp 2.000 sampai Rp 5.000 karena sayur yang ia jual berasal dari kebunnya sendiri.

 

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini