Tiga Gili di Lombok Kompak Perangi Sampah

121
Tiga Gili di Lombok Kompak Perangi Sampah
Anak-anak terlihat turut serta mengumpulkan sampah di Pantai Gili Meno (Foto: kicknews.today)
Tiga Gili di Lombok Kompak Perangi Sampah
Anak-anak terlihat turut serta mengumpulkan sampah di Pantai Gili Meno (Foto: kicknews.today)

 

ZONASULTRA.COM, LOMBOK UTARA – Tiga Gili di Lombok – Gili Trawangan, Gii Meno, Gili Air – superkompak. Ketiganya fokus mempersiapkan apa saja yang harus dibenahi baik fisik maupun non fisik, menjelang IMF-World Bank Annual Meeting 2018 di Bali bulan Oktober 2018 nanti. Salah satu fokus yang ingin dibenahi adalah sampah.

“Itu sudah betul! Sampah itu bahaya laten bagi Pariwisata Indonesia, karena itu harus dituntaskan sampai ke akar-akarnya. Sampah menjadi salah satu titik krusial yang dipantau World Economic Forum, Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI). Sekali rusak di sector ini, rusak pula wajah dan daya saing kepariwisataan kita,” sebut Menpar Arief Yahya.

Persoalan itu dinilai sangat mendesak mengingat Bali akan dikunjungi delegasi ‘gemuk’. Untuk delegasi saja, ada 15-18 ribu orang yang masuk ke Pulau Dewata Bali secara bersamaan. Itu belum termasuk wisatawan regular yang setiap hari ada 14 ribu-15 ribu orang per hari. Nah, jumlah sebesar itu kalau numpuk di Bali, bisa over capacity di Pulau Dewata itu, yang berujung pada ketidak nyamanan wisatawan mancanegara. Karena itu harus ‘dipecah’ ke beragam destinasi, salah satunya di Lombok.

Bila manajemen sampah di tiga Gili yang ngehits di dunia itu tak segera dibenahi, fasilitas publiknya tidak ikut dirawat, citra Lombok bisa drop di mata dunia. “Kita tak ingin itu terjadi. Lombok, terutama tiga Gili harus jadi tuan rumah yang terbaik. Karenanya semua potensi masalah yang terkait sampah harus diantisipasi sejak dini,” kata Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S. Thaib yang didampingi Person In Charge (PIC) Percepatan Mandalika T. Rahmadi, Rabu (14/6).

Dia mengatakan, permasalahan sampah di tiga Gili membutuhkan perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU). Penanganannya harus cepat. Tak boleh ditunda-tunda lagi. “Kami menjelaskan secara singkat tentang kegiatan Annual Meeting IMF World Bank 2018 kepada Bupati dan mengharapkan dukungan penuh dari Pemkab KLU. Intinya tiga Gili harus bersih dari sampah. Karena spot-spot itu menjadi destinasi wisata peserta Annual Meeting IMF World Bank 2018,” ujar Hiramsyah.

Baca Juga : Peserta Famtrip dari Eropa Dibuat Takjub Keindahan Bali dan Gili Trawangan

Penataan serta pembersihan Roi Pantai di seputaran tiga Gili juga menjadi perhatian khusus. Semua akan dibenahi agar spot ruang eksotis di sekitar Gili makin luas. “Pembersihan puing-puing bangunan paska penertiban tetap dilakukan sampai semua puing bangunan yang ada sudah bersih semua. Saat ini Dispar KLU sedang menyusun PerBUP terkait penataan Roi Pantai di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air,” timpal Taufan, PIC Pokja 10 Destinasi di Lombok.

Menanggapi hal itu, Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar menjelaskan bahwa saat ini Pemkab KLU sedang mempersiapkan langkah-langkah solutif terkait masalah sampah di tiga Gili. Caranya, dengan dilakukan pembebasan tanah seluas 25 are di Gili Air dan Gili Meno, dan 50 are di Gili Trawangan sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.

“Tentang Sampah di KLU dan tiga Gili, status tanah TPA yang sudah dibeli seluas 4 hektare pada tahun 2011. Lahannya akan segera disertifikasi oleh BPN KLU. Yang menjadi kendala adalah jalan masuk ke kawasan TPA yang di dusun Jugil Desa Sambik Bangkol Kecamatan Gangga,” ujar Najmul Akhyar.

Baca Juga : Kunjungan Wisman di Gili Trawangan Tak Terpengaruh Ramadan

Pembangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) juga menjadi perhatian pemeritah setempat. “Untuk masalah MCK, akan ada Bantuan dari Dinas Provinsi NTB yang ingin membangun MCK di kawasan Wisata Malimbu serta tiga Gili. Poltekpar Lombok juga siap memberikan pelatihan terhadap para pengelola MCK tersebut,” ujarnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya senang dengan rencana penanganan sampah dan penertiban bangunan Roi di tiga Gili yang berada di Lombok Utara. “Ini bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah yang memiliki destinasi pantai indah, pemandangan cantik, dari tepian jalan. Jangan pernah terhadang oleh bangunan apapun, perlu dipehatikan juga masalah sampah agar bisa dituntaskan!” kata Arief Yahya. (*)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini