Berdasarkan pengakuan warga , raskin yang didistribusi dari badan urusan logistik (bulog) melalui kelurahan itu, tidak layak konsumsi. Sebelumnya warga ini juga sering menerima raskin dengan kualitas
Berdasarkan pengakuan warga , raskin yang didistribusi dari badan urusan logistik (bulog) melalui kelurahan itu, tidak layak konsumsi. Sebelumnya warga ini juga sering menerima raskin dengan kualitas tidak bagus, namun kali ini jauh lebih buruk.
“Memang raskin ini jarang sekali kita dapat kualitas bagus, tapi biasanya tidak separah ini hancur kekuning-kuningan dan kalau di pegang banyak batu-batunya, ” uangkap salah satu warga, Sutriana (25), Jumat (27/3/2015).
Warga Baubau lainnya, Tajuddin (50), mengaku belum mengkonsumsi raskin yang diterimanya. Pasalnya menurutnyha milihat kondisi fisik beras tersebut, jangankan manusian ayampun enggan memakannya.
“Kami warga tidak tahu sebenarnya siapa yang harus di salahkan apakah dari pihak kelurahan atau dari bulog, karena kita terima beras ini sudah jelek memang,” kata Tajuddin.
Ia juga mengungkapkan sekitar tahun 2013 sempat mendapatkan pembagian beras yang cukup bagus kualitasnya, namun pada saat di konsumsi menyebabkan mabuk dan tiga orang warga sempat di larikan ke puskesmas setempat.
Namun demikian, sebagian warga masih tetap memaksakan mengkonsumsi raskin kualitas buruk tersebut. Hal itu diakibatkan harga beras di pasaran yang masih terbilang mahal.
Untuk tahun 2015 warga waruruma telah menerima dua kali pembagian raskin. Untuk tahap awal warga menerima 5 kilogram raskin dengan harga Rp10 ribu, sedangkan tahap kedua sebanyak 15 kilogram dengan harga Rp 26 ribu. Warga berharap agar pemerintah lebih memperhatikan nasip mereka dan bulog bisa menyalurkan beras yang lebih layak konsumsi. (**Petty Hatma)