Warga Desa Otole Konut Gelar Ritual Tolak Bala Terhindar Bencana Banjir

247
warga-desa-otole-konut-gelar-ritual-tolak-bala-terhindar-bencana-banjir
SYUKURAN - Warga desa Otole Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara (Konut) menggelar pembacaan doa di pinggil sungai Otoleisi dengan tujuan memohon agar terhindar dari bencana banjir yang kerap melanda warga setempat. / (Jefri/ZONASULTRA.COM)
warga-desa-otole-konut-gelar-ritual-tolak-bala-terhindar-bencana-banjir
SYUKURAN – Warga desa Otole Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara (Konut) menggelar pembacaan doa di pinggir sungai Otoleisi dengan tujuan memohon agar terhindar dari bencana banjir yang kerap melanda warga setempat. (Jefri/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Ratusan warga di desa Otole Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara (Konut) menggelar ritual tolak bala meminta agar merka terhindar dari bencana alam khusunya bencana banjir. Prosesi ini dilaksanakan Sabtu (8/10/2016) pagi, didekat sungai Otoleisi yang jaraknya hanya sekitar 10 meter dari pemukiman warga

Imam Desa M Ali yang memimpin jalanya prosesi ritual ini mengungkapkan saban tahun sejak tahun 1979 desa yang berada diantara poros desa Larodangge dan Watukila menuju ibu kota Wanggudu ini menjadi langganan banjir.

Ketika musin hujan turun tak tanggung-tanggung air sungai akan meluap dan langsung membanjiri pemukiman warga dengan ketinggian bisa mencapai dua meter. Karena itulah menurut Ali ritual tersebut digelar untuk memohon kepada Tuhan agar banjir tak lagi menimpa .

Prosesi diawali dengan perapalan doa berupa bacaan al-fatiha dan surat yasin yang dibacakan Ali disaksikan para tetua desa dan tokoh masyarakat dengan aneka makanan yang tersaji di talang seperti ketan hitam, ikan goreng dan telur ayam menggambarkan kondisi social masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani dan nelayan. Sajian makanan dalam talang juga sebagai bentuk pemenuhan hajat dan kesyukuran pada Tuhan.

Yang menarik dalam ritual ini ada ada pamali yang tidak boleh dilanggar. Dalam talang makanan yang berisikan ketan hitam, telur ayam serta ikan goreng yang dijadikan santapan tidak boleh dibalik. Warga setempat mempercayai bila lancang menyantap sisi belakang ikan maka akan terjadi bencana dan terkena sial.

“Tiap tahunmi kita selalu jadi langganan banjir. Ini lah satu kesyukuran kita masyarakat dengan menggelar pembacaan doa supaya terhindar dari banjir dan bencana lainya “ujar Ali usai prosesi tolak bala dihelat.

Selain memohon agar terhindar dari bencana alam ritual ini juga lanjut Ali dimaksudkan warga untuk meminta kepada Tuhan agar hasil panen warga setempat melimpah dan mereka di jauhkan dari bala serta mara bahaya lainya.

Kepala Desa Otole, Meriyanti mengungkapakan, syukuran yang digelar oleh ratusan warga desa setempat, sebagai rangkaian atas trealisasinya tanggul dan talud yang membentang sekitar 271 meter di sungai otoleisi dengan lebar 2 meter. Juga bronjong sepanjang 475 meter yang dikerjakan melalui anggaran APBN.

“Acara ini sebagai bentuk rasa syukur kami. Dan semoga kedepannya desa kami ini yang merupakan desa induk dari 3 desa yakni Waworaha, Larodangge, Watukila, tidak akan lagi dilanda banjir,” terang Meriyanti.

Menurut Meriyanti warga dengan dibangunya tanggul dan talud di desa Otole yang merupakan desa induk dari desa Larodangge, Waworaha, dan Watukila bisa mengatasi persoalan banjir yang kerap melanda didaerah ini. Dia juga meminta agar warga bisa menjaga sarana prasarana yang dibangun dari swadaya masyarakat ini. (B)

 

Reporter : Jefri Ibnu
Editor   : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini