Warga Sekitar Kawasan Mega Industri Mulai Terserang ISPA

55

ZONASULTRA.COM, UNAAHA- Dimulainya tahapan pembangunan kawasan mega industri permurnian nikel di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Selawesi Tenggara (Sultra) kini menimbulkan dampak negatif terhadap warga disekitarnya.

Warga mulai terserang inpeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat meningkatnya aktivitas di kawasan tersebut, terutama kendaraan roda empat maupun kendaraan berat lainnya yang siang malam lalulalang mengangkut material. Banyak debu yang berterbangan hingga kepemukiman warga sekitarnya.

Salah seorang warga Desa Lamerui, Kecamatan Morosi, Konawe, Tina (49) mengaku sejak digenjotnya pembangunan kawasan mega industri udara disekitar tempat tinggalnya sudah tidak sehat lagi. Itu diakibatkan banyaknya debu berterbangan akibat kendaraan yang keluar masuk mengambil material, terlebih lagi jalan yang dilewati belum diaspal ditambah lagi musim panas yang sedang melanda sejumlah daerah di Sultra termasuk wilayah itu.

“Sekarang saya dan suami saya sudah mulai batuk-batuk, karena kalau kita bernapas yang kita hirup itu kebanyakan debu saja. Bagaimana debu mau tidak banyak, ratusan kendaraan yang mundar-mandir tiap hari, apalagi jalannya hanya pengerasan saja,” kata ibu yang kesehariannya bekerja sebagai kuli angkut pasir di desa itu.

Meski pihak perusahaan sudah melakukan penyiraman terhadap jalan yang dilewati, namun menurut Tina, hal itu belum cukup jika hanya dilakukan dua kali dalam sehari.

“Kita dijanji bahwa akan ada konpensasi dana debu dari perusahaan, tetapi sampai saat ini janji itu belum ditepati, katanya sudah ada tapi diambil oleh orang lain,” keluhnya.

Kepala Desa Lamerui, Asmad, mengaku sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan dari warganya terkait adanya penderita ISPA ataupun penyakit lainnya yang diakibatkan adanya aktifitas pembangunan kawasan mega industri tersebut.

Meski begitu, Asmad mengakui jika aktivitas kendaraan perusahaan meningkat pasca terus dilakukannya percepatan pembangunan kawasan industri tersebut.

“Tetapi pihak perusahaan sudah melakukan penyiraman, sehingga kami tidak mempersoalkan itu, kalau dulukan tidak ada penyiraman, namun setelah kami minta keperusahaan akhirnya mereka turun melakukan penyiraman,” kata Asmad.

Terkait dengan konpensasi dana debu yang sebelumnya dijanjikan pihak perusahaan, dirinya mengaku jika konpensasi tersebut belum pernah sekalipun diberikan kepada masyarakat, dengan alasan perusahaan tersebut belum menghasilkan apa-apa.

Desa Lamerui sendiri merupakan desa yang berada tepat disekitar kawasan mega industri Konawe, yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari pusat pembangunan mesin pemurnian nikel.

Kawasan menga industri di kecamatan Morosi didirikan oleh investor Cina dibawah dibawah bendera PT. Virtue Dragon Nickel Industry. Perusahaan ini berinvestasi sekitar USD 5 Miliar.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini