Wujudkan Pembangunan Daerah Lewat Sosial Budaya, Tokoh Masyarakat Adat Se-Konsel Gelar Simposium

128
Wujudkan Pembangunan Daerah Lewat Sosial Budaya, Tokoh Masyarakat Adat Se-Konsel Gelar Simposium
SIMPOSIUM BUDAYA - Anggota DPD RI Yusran Silondae (kiri), Prof. Buyung Sarita (tengah) dan anggota DPRD Konsel Senawan saat menyampaikan materi simposium di hadapan puluhan tokoh adat masyarakat Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), di aula rapat pertemuan legislatif setempat, Rabu (31/8/2016). (Irfan Mualim/ZONASULTRA.COM)
Wujudkan Pembangunan Daerah Lewat Sosial Budaya, Tokoh Masyarakat Adat Se-Konsel Gelar Simposium
SIMPOSIUM BUDAYA – Anggota DPD RI Yusran Silondae (kiri), Prof. Buyung Sarita (tengah) dan anggota DPRD Konsel Senawan saat menyampaikan materi simposium di hadapan puluhan tokoh adat masyarakat Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), di aula rapat pertemuan legislatif setempat, Rabu (31/8/2016). (Irfan Mualim/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Dalam rangka mewujudkan kelestarian adat melalui kajian sosial budaya, tokoh adat se-Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar simposium dengan seluruh tokoh masyarakat Konsel, di ruang aula pertemuan DPRD setempat, Rabu (31/8/2016).

Bupati Konsel Surunuddin Dangga mengaku sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena para tokoh masyarakat, baik tokoh pemuda ataupun tokoh adat sudah mulai memahami permasalahan mendasar yang terjadi di tataran desa. Dengan menggunakan kajian pada sisi sosial budaya, diyakininya kegiatan itu akan bersinergi dengan visi dan misi “Desa Maju Konsel Hebat”.

“Hanya kita mulai dari desa. Selama ini programnya umum terus, kurang gregetlah kalau bukan dari desa,” kata Surunuddin ditemui usai mengikuti simposium tersebut.

Anggota DPD RI asal Sultra, Yusran Silondae, yang menjadi pemateri dalam simposium itu mengatakan,  kegiatan tersebut didasarkan pada Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat. Menurutnya, kegiatan ini merupakan salah satu cara mewujudkan visi dan misi pemerintah setempat. Sebab, berbicara tentang pembangunan daerah tidak hanya dilihat pada sisi ekonomi dan politik saja, tetapi juga pada sisi sosial budaya.

“Salah satunya pembangunan sosial budaya untuk mendukung percepatan pembangunan baik dari sisi ekonomi ataupun politik, bukan hanya membangun infrastruktur saja,” ujarnya.

Melestarikan budaya adat setempat, tambahnya, bukan berarti mengabaikan budaya lain, tetapi bagaimana mengangkat identitas daerah tersebut. “Kita berharap agar pemerintah dapat mengkomprehensifkan nilai-nilai budaya yang ada di kabupaten dan bersinergi dengan pembangunan,” harapnya.

Hal senada diungkapkan anggota DPRD Sultra Abdul Malik Silondae. Dia berharap dengan simposium ini dapat melahirkan beberapa rekomendasi dalam bentuk rancangan regulasi yang mendukung lembaga adat yang sudah ada. Pihaknya juga akan terus mengawal kegiatan itu sehingga pelestarian budaya dapat dilaksanakan, terutama di Konsel.

“Pertama bahasa sebagai simbol dari pada suatu wilayah, kemudian peninggalan-peninggalan lainnya. Selanjutnya, tata krama budaya dalam pergaulan,” rincinya.

Politisi PDI Perjuangan ini juga berharap pemerintah Konsel dapat merespon dengan baik, entah itu dukungan anggaran dalam kegiatan kebudayaan maupun dukungan regulasi.

Sementara itu, Ketua Panitia Simposium Andi Tenri Rawe mengatakan, kegiatan itu bertujuan menumbuh kembangkan kembali nilai persatuan dan kesatuan masyarakat Konsel dalam memelihara, melestarikan nilai-nilai sosial, budaya, dan sejarah sebagai warisan sekaligus aset daerah dan bangsa.

“Menghimpun dan memperkokoh nilai persatuan seluruh keluarga dan masyarakat dalam mendukung pemerintahan daerah setempat,” ucapnya. (B)

 

Reporter: Irfan Mualim
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini