11 Hari Dirawat di Rumah Sakit, Pelajar Korban PCC Meninggal Dunia

192
11 Hari Dirawat di Rumah Sakit, Pelajar Korban PCC Meninggal Dunia
KORBAN PCC - Pil Paracetamol, Caffeine, dan Carisoprodol (PCC) kembali menelan korban jiwa. Kali ini korbannya adalah AC (16), salah satu siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (22/9/2017). (Lukman Budianto/ZONASULTRA.COM)

11 Hari Dirawat di Rumah Sakit, Pelajar Korban PCC Meninggal Dunia KORBAN PCC – Pil Paracetamol, Caffeine, dan Carisoprodol (PCC) kembali menelan korban jiwa. Kali ini korbannya adalah AC (16), salah satu siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (22/9/2017). (Lukman Budianto/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pil Paracetamol, Caffeine, dan Carisoprodol (PCC) kembali menelan korban jiwa. Kali ini korbannya adalah AC (16), salah satu siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

AC meninggal dunia pada Kamis (21/9/2017) pukul 01.35 Wita setelah menjalani perawatan medis selama 11 hari. AK (37), paman AC mengatakan, almarhum sempat menjalani perawatan di tiga rumah sakit berbeda sebelum dinyatakan meninggal dunia.

“Awalnya kita tidak tahu kalau dia sakit gara gara minum PCC. Kita tahu pas almarhum dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Perawat di sana bilang kalau dia habis minum PCC,” kata AK di rumah korban, BTN Rezki Anggoeya, Kelurahan Poasia, Kecamatan Anduonohu, Kota Kendari, Jumat (22/9/2017) siang.

Ibu almarhum, RS (55) menceritakan, pada Minggu (10/9/2017) lalu, AC sempat pamit untuk keluar bersama temannya. Setelah pulang, AC sudah mengeluh mual dan lemas. AC juga mengeluh sakit pada bagian dada dan sesak nafas.

(Berita Terkait : 30 Remaja di Kendari Bersamaan Masuk UGD Setelah Konsumsi Obat, Satu Meninggal Dunia)

Setelah dirawat selama dua hari di rumah dan tidak ada perubahan, pihak keluarga kemudian berinisiatif membawa AC ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Setelah itu dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, dan terakhir dirawat di Rumah Sakit Bahteramas sebulm dinyatakan meninggal dunia.

“Saya yakin dia dikasi gratis itu obat. Karena waktu mau keluar dari rumah, saya cuma kasi dia uang Rp 2.000. Dan memang dia tidak pernah minta uang banyak,” kata RS.

Lanjut RS, selama dirawat, AC terlihat tidak tenang. Karena itu, pihak keluarga melakukan penjagaan yang ketat terhadap AC.

“Itu luka di bibirnya karena sempat dia mau jalan baru kan masih lemas terus dia jatuh bibirnya terbentur,” ucap RS.

(Berita Terkait : Kuasa Hukum Protes Penetapan Tersangka Apoteker Yang Dituding Menjual Tramadol Tanpa Resep Dokter)

Saat ini kasus meninggalnya AC telah ditangani pihak kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN). AC telah dikebumikan kemarin sore. Harapan dari keluarga AC, pihak kepolisian bisa mencaritahu siapa yang telah memberikan pil terlarang itu kepada korban.

“Kita inginnya polisi bisa cari siapa yang edarkan ini pil. Kita tidak mau ada lagi korban,” ucap AK, paman korban. (A)

 

Reporter: Lukman Budianto
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini