3 Sektor Andalan Asrun-Hugua Tingkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Sultra

155
Asrun - Hugua
Asrun - Hugua

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, ada tiga sektor andalan yang akan digenjot oleh pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) nomor urut 2, Asrun-Hugua, bila terpilih dalam pemilihan tanggal 27 Juni 2018.

Ketiga sektor andalan ini memiliki sumber daya alam yang sangat potensial dikembangkan dan ini dinilai bersentuhan langsung dengan masyarakat Sultra yang berdomisili di wilayah pedesaan dan pesisir pantai.

Calon wakil gubernur Sultra Hugua mengatakan, ketiga sektor andalan yang masuk program perhatian utama, yakni sektor pertanian, sektor kelautan dan perikanan serta sektor pariwisata.

“Ketiga sektor andalan ini akan menjadi primadona bagi masyarakat Sultra ke depan, tanpa mengabaikan pengembangan sektor-sektor lainnya. Tapi yang jelas, tiga sektor ini mempunyai potensi yang sangat besar dan bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat, asalkan dimaksimalkan pengelolaannya,” kata Hugua melalui rilis kepada zonasultra.id, Kamis (21/6/2018).

Untuk sektor pertanian, harus dikelola dari hulu sampai ke hilir. Di mana peran pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten serta kota, dalam mengambil kebijakan sangat penting. Peran yang dimaksud Hugua adalah pemerintah daerah (Pemda) harus melakukan penetrasi lebih jauh, menyangkut ketersediaan benih, penanaman, pemupukan, panen, pasca panen, sampai pemasaran produk.

Bila paslon Asrun-Hugua terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur, maka pemda memastikan akan menyiapkan benih unggul bagi petani di pedesaan dan memberikan pupuk secara gratis. Kemudian pemerintah sudah membangun komunikasi pemasaran produk hasil pertanian.

“Sehingga begitu ada produk sektor pertanian, petani kita tidak bingung lagi mau dipasarkan ke mana. Jadi pemerintah sudah mempunyai link kerjasama pemasaran, sebelum para petani kita menanam,” ujarnya.

(Baca Juga : Warga Enam Kabupaten Ini Inginkan Asrun-Hugua Pimpin Sultra)

Lebih penting lagi peran pemda ke depan, kata Hugua, hasil sektor pertanian, tidak boleh lagi dijual dalam bentuk gelondongan. Bila model ini masih terjadi, maka sama saja tidak ada perubahan. Tidak ada nilai tambah yang diperoleh petani.

Dikatakan, cara agar hasil pertanian dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani, paslon Asrun-Hugua memprogramkan mendirikan industri berbasis pedesaan. Skala industri tidak perlu besar, tapi memanfaatkan teknologi terapan, di mana masyarakat desa sendiri yang mengoperasikan.

Dengan teknologi terapan, petani nantinya dilatih mengolah hasil pertaniannya menjadi produk yang dapat bersaing di pasar nasional dan internasional.

“Contohnya, pembuatan kripik pisang. Masyarakat diberi bantuan teknologi terapan, kemudian dilatih cara membuat kripik yang diminati konsumen. Mulai cara mengiris pisang, cara menggoreng agar tahan lama tanpa memakai bahan pengawet, packing atau kemasan kripik sehingga menarik dan pemasaran. Jadi hasil pertanian sudah barang jadi, baru dilempar ke pasaran. Ini yang akan menambah penghasilan petani, angka pengangguran juga berkurang,” jelas mantan Bupati Wakatobi dua periode ini.

Untuk sektor kelautan dan perikanan, menurut Hugua, para nelayan di Sultra akan diberdayakan. Caranya, nelayan diberi bantuan kapal dan alat tangkap ikan secara gratis. Dengan bantuan ini, diharapkan nelayan-nelayan tradisional yang berdomisili di pesisir pantai dapat menangkap ikan bernilai ekspor.

Hasil laut yang banyak diminati pasar dunia, khusus negara Jepang, China, Amerika Serikat, Belanda dan negara lainnya, seperti lobster, kepiting bakau, ikan tuna, ikan kerapu dan ikan tongkol.

(Baca Juga : 3 Alasan Asrun-Hugua Tak Lakukan Kampanye Terbuka)

Selain bantuan kapal dan alat tangkap, nelayan juga akan diberdayakan melalui budidaya ikan sistem karamba dan tambak ikan. Tentu ini memerlukan pengetahuan sistem budidaya yang benar. Makanya nelayan-nelayan harus dilatih dulu melalui tenaga penyuluhan.

Melalui sistem budidaya, benih ikan yang akan disiapkan tentu jenis ikan kualitas ekspor. “Jika nelayan kita di Sultra sudah berpikir ekspor, tentu perusahaan sebagai mitra nelayan harus skala besar dan kualifaid,” kata Hugua yang juga ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Sultra.

Program pengembangan sektor kelautan dan perikanan, tentu ini menjadi program yang harus bersinergi dengan lainnya. Sebab harus ada sarana dan prasarana pelabuhan yang standar. Demikian juga fasilitas pembangunan cold storage perusahaan sangat dibutuhkan.

Sementara untuk sektor pariwisata, paslon Asrun-Hugua telah memiliki database potensi pariwisata yang dapat dikembangkan menjadi obyek wisata andalan Sultra, setelah Wakatobi.

Bila sektor ini dikembangkan, maka ini akan menjadi sumber mata uang dollar bagi masyarakat Sultra ke depan. Masyarakat akan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengelola sektor pariwisata di bawah pengawasan pemerintah.

Hugua yang dikenal sebagai ahli pengembangan pariwisata Indonesia, mencontohkan potensi objek wisata Rawa Aopa. Hanya butuh sentuhan sedikit saja, sudah bisa dipromosikan ke wisatawan mancanegara.

Soal keterbatasan sarana dan prasaranan pendukung sektor pariwisata, menurut Hugua, akan berjalan secara beriringan.

“Nah ini yang perlu saya jelaskan kepada masyarakat Sultra, bahwa kita jangan memikirkan membangun hotel yang megah di sekitar objek. Biarkan potensi objek secara alami. Wisatawan mancanegara berkunjung ke suatu objek wisata lebih suka menikmati sensasinya. Mereka ke objek wisata bukan mau menikmati kemewahan tapi lebih pada sensasi alam, ada tantangan yang memicu adrenalin,” bebernya.

Peta wisata yang dapat menjadi trip kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke depan, seperti obyek wisata Pulau Labengki di Konawe Utara, situs sejarah Benteng Keraton Buton di Baubau, situs sejarah Gua Liangkabori dan masjid tua di Muna, terumbu karang dan biota laut di Wakatobi.

Obyek wisata gunung di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana. Situs sejarah makam Raja Sangia Nibandera dan Sungai Tamborasi di Kolaka. Situs sejarah Benteng Kulisusu di Ereke Kabupaten Buton Utara. Di Kabupaten Konawe Selatan ada Pulau Namu dan air terjun Moramo.

Demikian halnya potensi objek wisata bahari yang terdapat di Kabupaten Konawe Kepulauan, Buton Selatan, Kolaka Utara, Buton Tengah, dan Muna Barat.

Wisatawan domestik dan mancanegara yang nantinya berkunjung ke Sultra, tidak hanya menikmati objek wisata alam. Tetapi mereka juga akan disuguhkan pagelaran seni dan budaya tradisional yang dimiliki etnis Tolaki dan Mekongga, etnis Moronene, etnis Muna, etnis Buton, etnis Wawonii dan etnis lainnya yang ada di Sultra.

Demikian pula suguhan makanan tradisional, seperti sinonggi, kasuami, kabuto, ikan parende, ikan kaholeo, lapa-lapa dan sebagainya.

“Saya yakin dan percaya, ini semua akan menjadi daya tarik wisatan domestik dan mancanegara. Tapi ingat, program ini akan terlaksana apabila paslon Asrun-Hugua yang terpilih. Olehnya itu, masyarakat tanggal 27 Juni 2018 pilih kami, nomor urut 2,” pungkasnya. (B)

 


Reporter: Ramadhan Hafid
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini