5 Pilar Ketahanan Sebuah Bangsa

80
Dede Farhan Aulawi
Dede Farhan Aulawi

Ketika berbicara tentang ketahanan, biasanya persepsi kita menggambarkan tentang senjata, kendaraan tempur dan berbagai perlengkapan tempur lainnya. Tentu tidak salah karena begitulah gambaran kita selama ini. Pada kesempatan ini, saya akan mencoba mengilustrasikan sebuah terminologi Ketahanan Kontemporer yang berbasis pada fakta persaingan antar bangsa saat ini.

Sesungguhnya ada 5 pilar ketahanan sebuah bangsa yang mau tidak mau, siap ataupun tidak siap tetap harus dipersiapkan, yaitu :

1. Ketahanan Militer.
Meskipun probabilitas persaingan dengan menggunakan kekuatan militer cenderung semakin kecil, tetapi tetap tidak bisa dinafikan bahwa kemungkinan perang itu akan selalu ada. Oleh karena itulah sering bicara soal gelar kekuatan militer, baik gelar kekuatan matra darat, matra laut maupun matra udara.

Dede Farhan Aulawi
Dede Farhan Aulawi

Di sini bicara soal postur kekuatan, mulai soal alokasi anggaran militer, jumlah personil militer, dan komposisi persenjataan yang dimiliki. Mulai dari senjata ringan sampai senjata berat, bahkan sampai senjata yang memiliki hulu ledak nuklir. Begitulah setiap bangsa terus berlomba membuat persenjataan dengan teknologi mutakhirnya, bahkan seringkali sengaja dipertontonkan sebagai show of force. Padahal di saat yang bersamaan, berbagai lembaga dan komunitas internasional mengadakan seminar, FGD, konferensi dan sebagainya untuk bersatu membuat peradaban dunia yang aman dan damai. Sebuah anomali fakta yang sulit dibantahkan.

2. Ketahanan Pangan.
Luas daratan lama kelamaan semakin mengecil. Bisa karena erosi sungai, abrasi laut, maupun pemanasan global yang menyebabkan mencairkan es di kutub bumi. Volume air laut meningkat dan daratanpun sedikit demi sedikit terendam. Di saat yang bersamaan populasi manusia terus bertambah yang praktis menyebabkan peningkatan kebutuhan akan pangan dan kebutuhan lahan untuk tempat tinggal terus meningkat.

Di sini hokum ekonomi akan berlaku, yaitu saat supply berkurang sementara demand meningkat, maka harga – harga otomatis akan mahal. Lihatlah fakta empiric dimana harga – harga semboka semakin mahal. Lihat juga realitas bahwa harga tanah di berbagai daerah semakin mahal. Harga mahal kalau diimbangi dengan peningkatan daya beli tentu tidak masalah. Tetapi harga mahal saat daya beli menurun maka berpotensi menimbulka kerawanan dan kriminalitas. Bahkan beberapa ahli menyampaikan bahwa suatu saat akan sangat dimungkinkan banyak konflik social sampai peperangan dikarena sengakata lahan, pangan dan air.

3. Ketahanan Energi
Suatu kemajuan dapat diukur dengan berbagai parameter, seperti jumlah kendaraan, gedung – gedung yang besar, dan lain – lain yang tentu membutuhkan sumber daya energy yang luar biasa. Sementara itu sumber daya energy tentu terbatas sekali, apalagi kalau dikaitkan dengan sumber daya alam, seperti batu bara, minyak bumi, dan sebagainya. Cadangan sumber daya alam yang menurun, tetapi kebutuhan meningkat bisa menimbulkan “syahwat kolonialisme” kembali lahir meskipun dengan format yang menyesuaikan. Sengketa wilayah perbatasan, perebutan suatu daerah seringkali bermuara karena suatu alasan untuk penguasaan sumber daya alam.

4. Ketahanan kesehatan
Di balik semua profil ketahanan yang disampaikan di atas, ada lagi penentu akhir kalkulasi kekuatan pertahanan, yaitu tingkat kesehatan manusianya. Sehebat apapun senjata dan peralatan, jika manusianya sakit – sakitan maka senjata tersebut tidak bisa digunakan secara optimal. Bagaimana militansi tempur akan terjaga, jika ksatria – ksatria penjaganya tergelatak di atas ranjang rumah sakit. Lahirnya konsep senjata biologis untuk membobol pertahanan Negara lain dengan menciptakan “penyakit” yang membuat manusianya lemah. Tidakkah kita melihat banyaknya peringatan dini, tatkala banyak penyakit baru yang muncul akhir – akhir ini. Apakah model berfikir kita masih seperti anak polos yang hanya menduga sekedar pancaroba musim dengan menisbikan variable – variable lain dari upaya pelemahan kekuatan.

5. Ketahanan Mental Spiritual
Di samping soal kesehatan fisik yang harus diperhatikan, juga masalah kesehatan mental spiritual. Berapa besarnya jumlah rakyatnya, kalau mental spiritualnya tidak sehat justru akan merusak ketahanan dari dalam. Contohnya berapa banyak uang Negara yang hilang ditangan para koruptor yang secara fisik mereka sehat dan pinter, tapi karena mental spiritualnya tidak sehat maka Negara bisa rusak. Uang Negara yang seharusnya dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan warganya, malah digunakan untuk kepentingan sendiri. Betapa banyak rakyat yang menderita karena ulah mereka. Mereka berpesta di atas derita dan air mata rakyatnya sendiri.

Mari kita integrasikan 5 pilar ketahanan Negara kita agar Indonesia tetap jaya. Ada pepatah Jangan Coba – coba bangunkan macan tidur, tapi juga harus ingat JANGAN BIARKAN MACANNYA TIDUR KETERUSAN. Salam Sukses dan salam Merdeka.

 

Oleh : Dede Farhan Aulawi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini