ABK Asal Buton Masih Tersandera Kelompok Abu Sayyaf, 2 WNI ABK Asal Sulbar Sudah Bebas

123
Ilustrasi
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno LP Marsudi, menyatakan bebasnya dua sandera Warga Negara Indonesia (WNI) Anak Buah Kapal (ABK) asal Sulawesi Barat (Sulbar)
dari cengkeraman kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Keduanya dibebaskan oleh anggota Marinir Filipina di Sulu pada Kamis 7 September 2017.

Ilustrasi
Ilustrasi

“Pada hari ini tanggal 7 September sekira pukul 06.30 telah bebas sandera WNI bernama Saparuddin bin Koni dan Sawal bin Maryam. Kedua sandera tersebut saat ini masih ada di markas Joint Task Force di Sulu untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan,” ujar Menlu Retno dalam pernyataannya di Singapura, Kamis (7/9/2017).

Terhadap kedua WNI ini lantas dilakukan pemeriksaan kesehatan sebagaimana prosedur tetap yang selalu dilakukan militer Filipina dalam pembebasan sandera. Rencananya, besok ABK asal Sulbar ini akan dibawa ke AFP (Angkatan Bersenjata Filipina) West MINCON di Samboanga.

“KJRI Kota Davao akan menemui dua sandera tersebut di Samboanga dan akan kemudian dipulangkan ke Indonesia,” tutur Menlu RI tersebut.

Sebagai informasi bahwa pada tanggal 19 November 2016, Saparuddin bin Koni dan Sawal bin Maryam asal Majene, ABK kapal TW 1738/6/F berbendera Malaysia, telah disandera Abu Sayyaf Group di Perairan Merabung, Lahad Datu, Sabah.

Sebelumnya, pada 5 November 2016 juga dua WNI asal Sulawesi Tenggara (Sultra )nomor kapal SSK 00520 F (Kapten WNI asal Buton) dan kapal kedua: SN 1154/ 4F (Kapten WNI asal Buton) juga disandra oleh kelompok Abu Sayyaf.

Kedua sandera asal Sultra ini masih berada di tangan kelompok Abu Sayyaf dan masih diupayakan untuk bebas.

“Pemerintah terus berusaha mengupayakan pembebasan,” ungkap Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal, saat dikonfirmasi awak Zonasultra.

Kelompok Abu Sayyaf ini merupakan kelompok separati yang berbahaya. Mereka kerap melakukan aksi kekerasan seperti memenggal sandera, menculik untuk tebusan dan pemerasan, telah menyerang banyak kapal pukat dan kapal komersial di Laut Sulu dan Laut Sulawesi. (B)

 

Reporter: Rizki Arifiani
Editor: Abdul Saban

  • TOPIK
  • *

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini