Agfor Sukses Bantu Pemda Sultra Kembangkan Pertanian Ramah Lingkungan

433
Agfor Sukses Bantu Pemda Sultra Kembangkan Pertanian Ramah Lingkungan
AGFOR SULAWESI - Foto bersama pimpinan proyek AgFor Sulawesi dan Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara di Plaza Inn Kendari, Selasa (22/11/2016). Pada kegiatan serah terima proyek AgFor untuk tetap berkelanjutan di wilayah Sultra khususnya di daerah tempat berlangsungnya proyek AgFor. (Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)
Agfor Sukses Bantu Pemda Sultra Kembangkan Pertanian Ramah Lingkungan
AGFOR SULAWESI – Foto bersama pimpinan proyek AgFor Sulawesi dan Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara di Plaza Inn Kendari, Selasa (22/11/2016). Pada kegiatan serah terima proyek AgFor untuk tetap berkelanjutan di wilayah Sultra khususnya di daerah tempat berlangsungnya proyek AgFor. (Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – The World Agroforestry Centre (ICRAF), melalui proyek Agroforestry dan Forestry in Sulawesi (AgFor Sulawesi) telah berakhir. Hari ini, AgFor melakukan penutupan dan serah terima proyek kepada pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan pemerintah kabupaten dan kota di Sultra yang menjadi lokasi project.

Pimpinan proyek AgFor Sulawesi James Roshetko mengatakan, AgFor masuk sejak 2012 dan melakukan project di Sultra karena daerah butuh project sistem pengelolaan sumber daya yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan dan tanaman pertanian. Kemudian, katanya, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat petani dan kapasitas petani dalam mengelola lahan secara ramah lingkungan.

“AgFor memang menargetkan dua kabupaten saja, karena keterbatasan sumber daya manusia di lingkup AgFor. Karena permintaan juga bagus dan banyak kami melebar di dua kabupaten lagi. Tetapi, kami bekerjasama dengan pemerintah, petani, bukan hanya dari AgFor,” jelas James saat konferensi pers di Plaza Inn Kendari, Selasa(22/11/2016).

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

AgFor melakukan pengembangan bibit di beberapa tempat dan angka capaiannya sudah melampaui target yang ditetapkan selama lima tahun ini. Selain itu, masyarakat juga diberi pengetahuan manajemen kebun campur, pengendalian hama dan penyakit, pembuatan dan aplikasi pupuk kompos.

“Target kami itu enam kelompok setiap distrik, namun yang berkembang malah sampai 10. Kemudian, muncul pembibitan individu yang mencapai 30 sampai 40. Dan kami tidak menyangka ada rumah pupuk kompos kecil yang dibangun oleh petani secara swadaya,” katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Konawe Parinringi mengatakan proyek ini meningkatkan pendapatan per kapita rata-rata masyarakat. AgFor membina langsung seperti pada kegiatan perkebunan, dimana tujuannya membantu masyarakat dalam mata pencaharian, tata kelola dan lingkungan berjalan dengan baik. Dia mengaku project dari AgFor ini sangat membantu Pemkab Konawe.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

Sementara itu, Kepala BP4K Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Idarwati mengatakan, project yang sudah dijalankan AgFor memang merupakan kebutuhan masyarakat Kolaka Timur. Katanya, pengetahuan yang diberikan langsung diaplikasikan melalui tindakan. Sehingga tujuan dari AgFor dapat meningkatkan pendapatan petani melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas penyuluh, baik itu tim penyuluh dan kelompok tani Koltim.

Kata dia, dengan tata kelola kebun campur, daerah yang rawan erosi ditanami tanaman produktif seperti kakao dan lada juga tanaman jangka panjang dapat melindungi lingkungan. Selain itu, masyarakat juga mengembangkan pupuk organik. Dimana, kata dia, ini sejalan dengan visi dan misi pemerintah daerah Koltim untuk menjadi daerah agro industri dan berdaya saing serta unggul.

Kusman, salah satu petani Koltim binaan Agfor yang bekerja di sektor kehutanan yaitu pengolahan madu berharap pemerintah daerah terus melanjutkan project AgFor yang sudah berjalan selama dua tahun ini. “Kami akan seperti anak ayam yang kehilangan induk, namun ada harapan untuk pemerintah dapat melanjutkan program ini, karena AgFor sudah menjembatani,” kata dia.

Di Sultra, ada empat daerah yang menjadi daerah project Agfo yaitu Kolaka Timur, Kota Kendari, Konawe dan Konawe Selatan. (B)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini