Akademisi UHO : Laju Kerusakan Laut di Sultra Memprihatinkan

73
Dekan FPIK La Sara
La Sara

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Laju kerusakan  laut dan wilayah pesisir di Sulawesi Tenggara semakin memprihatinkan.

La Sara
La Sara

“Laut kita tidak biru lagi itu  hampir semua wilayah pesisir di Sultra khususnya sudah mengalami kerusakan,” kata Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) La Sara, Rabu (16/11/2016).

La Sara mengurai ada tiga faktor utama  penyeab kerusakan laut dan pesisir di Sultra.

Pertama kerusakan terumbu karang,  akibat eksploitasi  karena bom ataupun racun. Atau juga karena faktor alamiah, seperti peningkatan suhu yang begitu dingin, turunya pemukaan air sehingga air yang surut menyebabkan terumbu karangnya muncul ke permukaan kemudian kepanasan dan menjadi mati.

La Sara melanjutkan, kerusakan yang kedua ditimbulkan akibat ulah manusia yang tak memikirkan dampak yang akan muncul kedepannya seperti eksploitasi di hutan mangrove secara berlebihan.

Sehingga, tidak ada lagi tracking sedimen yang harusnya bisa menahan air akibat hujan dari darat yang harusnya bisa tertahan apabila adanya mangrove.  Idealnya mangrove  menahan laju sedimen sehingga airnya langsung kelaut yang menyebabkan warnanya jadi berubah coklat. “Jadi sudah dipastikan tidak ada lagi kehidupan disana,” kata dia

Penyebab ketiga yakni produktivitas laut kita yang semakin hari semakin berkurang karena aktivitas penangkapan begitu tinggi.

Sementara lingkungan kita sudah rusak, yang mengakibatkan eksploitasi tinggi, recovery sangat minim dan bahkan tidak ada sehingga dapat mengakibatkan lama kelamaan akan habis.

“Nah dari ketiga permasalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerusakan yang paling dominan itu karena perbuatan manusia,” kata dia.

La Sara kemudian mengungkapkan setelah melihat kerusakan-kerusakan tersebut, kini yang harus dilakukan adalah memikirkan apa yang harus kita lakukan agar kerusakan ini bisa terminimalisir.

Untuk itu, La Sara menganjurkan  pemerintah harus secara bersama-sama merumuskan kebijakan mengelola sumber daya laut, karena sumber daya laut merupakan tempat bergantungnya kehidupan kebanyakan masyarakat pesisir khususnya nelayan.

Jadi, karena adanya kebijakan-kebijakan yang mungkin tak sesuai dengan kemampuan masyarakat pesisir khususnya nelayan, sehingga mereka melanggar dan berpikiran dangkal dengan melakukan hal-hal yang bahkan dapat merusak lingkungan mereka juga tentunya seperti, menangkap ikan dengan menggunakan bom atau racun yang tentunya sangat merugikan.

Maka dari itu, pemerintah harus bisa merancang dengan baik kebijakan-kebijakan, agar bisa memajukan kesejahteraan masayarakat pesisir yang selama ini identik dengan kemiskinan. (B)

 

Reporter : Sri Rahayu
Editor  : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini