Paspor yang mereka urus itu bertujuan ke Korea untuk melakukan penelitian. Saat pengambilan paspor, mereka mewakilkannya pada seseorang yang dipercayai, yang berprofesi sebagai karyawan sebuah swalay
Paspor yang mereka urus itu bertujuan ke Korea untuk melakukan penelitian. Saat pengambilan paspor, mereka mewakilkannya pada seseorang yang dipercayai, yang berprofesi sebagai karyawan sebuah swalayan waralaba ternama. Belakangan diketahui, tujuan mereka berubah arah menuju Suriah.
Enam alumni pascasarjana Unissula ini merupakan bagian dari 24 warga asal Sultra yang mengikuti Program Cerdas Sultraku, sebuah program pendidikan kerjasama antara Unissula dan Pemprov Sultra. Sebanyak 18 orang lainnya masih masih bergelar S1, utusan dari berbagai kabupaten di Sultra. Berbeda dengan enam rekannya, 18 orang ini mengurus paspor mereka di Kantor Imigrasi Klas II Kendari.
Sekretaris Yayasan Cerdas Sultraku Fatmayani Tombili yang dikonfirmasi tentang dugaan tersebut mengaku 24 utusan Sultra di Unissula dalam rangka mengikuti pelatihan pertanian. Sepanjang pengetahuannya, 24 orang tersebut masih berada di Semarang.
Jadi ada 24 warga Sultra yang mengikuti program Cerdas Sultraku. Mereka dilatih bertani di Semarang. Enam pascasarjana Unissula dan 18 orang lainnya yang terdiri dari beberapa kabupaten di Sultra sebagian merupakan S1. Mereka masih di Semarang dan melakukan pelatihan, jelas Fatmayani, Kamis (19/3/2015) petang.
Fatmayani mengaku tidak mengetahui jika pihak kepolisian Semarang curiga terhadap keenam alumnus Unissula tersebut. Rencananya, keberangkatan 24 warga Sultra ke Korea akan dilepas oleh pihak DPR RI bersama Gubernur Sultra Nur Alam, 4 April 2015 mendatang.
Sebelumnya, sebuah media online nasional memberitakan ada enam orang alumni Magister Agama Islam Unissula Kota Semarang, Jawa Tengah dikabarkan berangkat ke Suriah. Keenamnya diduga ke Suriah untuk gabung dengan ISIS. (*Mas’ud)
