APBD Buton 2017 Diprediksi Mengalami Penurunan

93
APBD Buton 2017 Diprediksi Mengalami Penurunan
APBD BUTON - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2017 diprediksi mengalami penurunan dibanding tahun 2016. Kondisi ini disebabkan oleh turunnya Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 31 miliar lebih dari Rp 168 milyar pada 2016 menjadi Rp 137 milyar pada 2017. (Nanang/ZONASULTRA.COM)
APBD Buton 2017 Diprediksi Mengalami Penurunan
APBD BUTON – Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2017 diprediksi mengalami penurunan dibanding tahun 2016. Kondisi ini disebabkan oleh turunnya Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 31 miliar lebih dari Rp 168 milyar pada 2016 menjadi Rp 137 milyar pada 2017. (Nanang/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, PASARWAJO – Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2017 diprediksi mengalami penurunan dibanding tahun 2016. Kondisi ini disebabkan oleh turunnya Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 31 miliar lebih dari Rp 168 milyar pada 2016 menjadi Rp 137 milyar pada 2017. Sementara Dana Alokasi Umum (DAU) mengalami peningkatan sebesar Rp 90 juta dari Rp 426,9 milyar naik menjadi Rp 427 milyar.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Buton Muh Ilyas Abibu, dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) di Kantor DPRD Buton, Senin (28/11/2016) mengatakan bahwa APBD Buton sejak beberapa tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Total pendapatan daerah tahun 2016 tercatat Rp 737,69 miliar lebih, namun mengalami penurunan pada 2017  menjadi Rp 687,49 miliar lebih.

“Dari sisi pendapatan bahwa ada penurunan pendapatan kita atau berkurang pendapatan kita sebesar Rp 50 miliar lebih,” tutur Ilyas Abibu.

Dia melanjutkan, prediksi menurunnya APBD Buton 2017 tersebut disebabkan turunnya beberapa pendapatan daerah seperti Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurun sangat signifikan dari target Rp 19 miliar hanya tercapai Rp 14 miliar lebih. Kemudian pendapatan lain-lain yang sah juga mengalami penurunan yakni tahun 2016 sebesar Rp 112 miliar lebih, sekarang untuk 2017 tinggal Rp 78 miliar. Demikian juga dengan dana-dana yang lain.

Menurunnya sumber pendapatan ini berdampak pada turunnya pembelanjaan daerah. Dimana seperti belanja langsung tahun 2016 mencapai lebih kurang Rp 400 miliar, di 2017 tinggal sekitar Rp 320 miliar.

“Sehingga dari sisi suplus defisit, tentu kita mengalami defisit. Nah, untuk menutup defisit ini kita mentaktis pada kebijakan pembiyaan kita,” tandasnya. (B)

 

Reporter: Nanang
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini