Arindi Iin, Pemain Keyboard yang Ingin Kenalkan Budaya Sultra

3715
Arindi Iin, Pemain Keyboard yang Ingin Kenalkan Budaya Sultra
Arindi Iin Syahputri atau yang lebih dikenal dengan sapaan Iin saat bermain keyboard miliknya

ZONASULTRA.COM,KENDARI- Di usianya yang relatif masih sangat muda, 18 tahun, Arindi Iin Syahputri atau yang lebih dikenal dengan sapaan Iin kini sudah dilirik oleh dunia entertaiment. Bukan tanpa alasan, dia memiliki kemampuan bermain keyboard yang unik dibandingkan pemain keyboard pada umumnya.

Keahlian Iin memiliki daya tarik tersendiri karena membawa budaya Tolaki, Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni tarian lulo dengan iringan musik dangdut remix menggunakan keyboard ke kancah nasional.

Salah satu stasiun TV swasta pun sudah mendatangkan mahasiswi semester I Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari itu ke sejumlah program variety shownya, salah satunya acara yang dipandu Deddy Corbuzier, pada Rabu (2/10/2019) lalu.

Iin bercerita bahwa ia tidak menyangka bisa seketika menjadi viral di media sosial dan diundang stasiun TV di Jakarta. Baginya ini adalah langkah awal dari karirnya dalam bidang musik, selain bermain keyboard ia juga ternyata mahir bernyanyi.

(Baca Juga : Cerita Alumni UHO, Pernah Kuliah di Inggris Berkat Beasiswa)

“Kan postingan video main di Lambuya, Konawe itu tanggal 27 September, di situ banyak sekali yang komen dan share. Nah, awal awal bulan Oktober saya ditelpon dari pihak stasiun TV untuk hadir dua acaranya, setelah itu besoknya diundang lagi diacaranya yang lain. Alhamdulilah bisa sampai titik ini ka, masih kayak mimpi,” ungkap Iin melalui sambungan telepon seluler, Sabtu (5/10/2019) malam.

Arindi Iin, Pemain Keyboard yang Ingin Kenalkan Budaya Sultra
Foto : Akun IG @arindiputry

Respon dari kalangan artis yang sudah melihat kepiawaian perempuan asal Kabupaten Konawe itu merasa kagum. Bahkan pengakuan Iin, mereka tidak menyangka bahwa dirinya bisa menghasilkan musik dangdut remix dari sebuah keyboard standar.

Setali tiga uang, kebahagian Iin bertambah ketika seorang disc jockey (DJ) terkenal asal Indonesia Dipha Barus mengajaknya untuk berduet sekaligus rekaman untuk menghasilkan sebuah karya perpaduan musik daerah dan DJ remix.

Dipha Barus sendiri merasa bahagia karena telah berhasil mendapatkan kontak dari Iin. Melalui akun twitternya Dipha menuliskan “Akhirnya sudah berhasil menghubungi keyboard player ini! Tunggu kolaborasi kami! Yourboy x ArindiPutry … INDO PRIDE!” tulis Dipha dalam kicauannya di Twitter seperti dikutip zonasultra.id, Senin (7/10/2019).

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

Pada postingan di akun Instagramnya Dipha Barus juga mengunggah fotonya bersama Iin yang sedang berada dalam ruang studio miliknya pada 5 Oktober 2019 lalu dan rencananya Senin (7/10/2019) mereka akan melakukan rekaman.

“Jadi saya belum bisa banyak cerita tentang bagaimana nanti hasilnya kayak bagaimana, yang jelasnya unsur daerah lulo tidak akan hilang ka, doakan itu misi saya mengharumkan nama Sultra di nasional,” ujar Iin.

(Baca Juga : Kisah Mahasiswa Asal Buton yang Kuliah di Tiga Negara Eropa Sekaligus)

Hal yang tidak sampai terfikirkan bagi Iin adalah DJ Yallow Claw asal Amsterdam, Belanda, pun langsung mengirimkannya pesan melalui direct message (DM) instagram yang meminta kontak whatsapp miliknya. Karena tidak fasih berbahasa inggris, ia harus sampai menggunakan google translate dan akhirnya ia memberikan kontaknya. Namun, Iin juga tidak memiliki harapan terlalu jauh tentang hal itu. Pasalnya, ia ingin fokus dengan apa yang sedang ia jalani sekarang.

Arindi Iin, Pemain Keyboard yang Ingin Kenalkan Budaya Sultra
Foto : Akun IG @arindiputry

“Untungan kemarin juga ka Dipha Barus berhubungan langsung dengan managemen Yellow Claw perihal keinginannya. Katanya mereka ingin berduet dengan saya dan ka Dipha, tapi masih dipertimbangkan dulu karena posisi mereka jauh,” Iin menegaskan.

Apabila pada akhirnya Yellow Claw benar serius ingin berkolaborasi dengannya, Ia merasa itu salah satu prestasinya yang membahagiakan, artinya musik tarian lulo ini bisa juga disukai sama pemain DJ internasional.

*Keluarga dan Rencana ke Depan

Terlahir dari keluarga sederhana, anak kedua dari pasangan Harun dan Hartini, sejak kecil Iin sudah bercita-cita menjadi seorang musisi dan berkecimpung dalam bidang seni. Bakat lihai bermain keyboard turun dari sang ayah.

Tak tanggung-tanggung di usianya 10 tahun atau masih duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar (SD) ia sudah mulai diajar sang ayah bermain keyboard dan bernyayi. Berkat ajaran yang tekun dari sang ayah dan dukungan ibunya, Iin terus berlatih hingga akhirnya mahir di usia 12 tahun.

(Baca Juga : Dosen Farmasi UHO Rilis Buku Farmakoterapi Penyakit Kanker)

“Ayah memang punya bisnis elekton ka, dan saya sering ikut dan lihat langsung akhirnya diajar sampai mahir. Biasanya kalau saya salah tekan nada, tangan itu dideti sama bapak. Makanya karena takut dihukum saya berusaha untuk tidak salah,” katanya.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi
Arindi Iin, Pemain Keyboard yang Ingin Kenalkan Budaya Sultra
Foto : Akun IG @diphabarus

Sebelum akhirnya mulai dikenal seperti saat ini, perempuan kelahiran 12 April 2001 di Molawe, Kabupaten Konawe Utara (Konut) tersebut sudah sering mendapatkan job atau pekerjaan untuk mengiringi tarian lulo dalam hajatan pernikahan di sejumlah kabupaten di Sultra.

Lulusan SMK Negeri 1 Unaaha, Konawe itu berharap karya dan jenis musik yang dibawakannya bisa diterima oleh masyarakat Indonesia, terkhusus bagi masyarakat yang sama sekali belum pernah mendengarkan dan menikmati jenis warna musiknya.

Ia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tuanya yang selama ini menjadi penyemangat dirinya dalam bermain musik serta seluruh masyarakat Sultra terutama netizen yang memviralkan videonya.

Bagi gadis yang berdomisili di Desa Inolobu, Wawatobi, Konawe tersebut berkat dukungan masyarakat Sultralah dirinya bisa sampai ke titik yang mulai dikenal banyak orang. Iin berjanji, tidak akan pernah menghilangkan ciri khasnya membawa musik dan budaya Sultra.

Ditanyakan soal bagaimana dengan kelanjutan pendidikan, ia menegaskan bahwa itu adalah hal yang paling utama dalam hidupnya. Meski di lain sisi Iin merasa dilema harus memilih keduanya.

“Gimana ya ka, saya masih maba (mahasiswa baru) di Jurusan Tradisi Lisan sudah sering izin di kampus. Tapi insyaallah kalau ada kontrak di Jakarta saya bisa pindah dan kuliah di sana. Itu masih lihat kondisi juga ka mohon doanya,” ungkapnya.

Satu keinginan terbesar dalam hidup Iin yang ingin diwujudkannya dalam waktu beberapa tahun ke depan seiring dengan karirnya terus berjalan yakni menaikan kedua orang tuanya ke tanah suci.

Iin berpesan kepada seluruh generasi milenial agar dapat menggunakan smartphone serta kecanggihan teknologi untuk hal positif. Pasalnya banyak hal bisa dilakukan salah satunya membuat akun youtube informasi ketimbang menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia.

Bagi segilintir orang yang mungkin pernah mecemooh dirinya dan menganggap musik yang dibawanya adalah kampungan, Iin seakan tak mempedulikan hal itu dan tetap fokus pada tujuannya. (A/SF)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini