Bahan Makanan Picu Inflasi di Sultra, Ikan Penyumbang Terbesar

85
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sultra Bidang Manajemen Intern dan Sistem Pembayaran, L M Bahtiar Zaadi
L M Bahtiar Zaadi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat pada Desember 2017 Sultra mengalami inflasi sebesar 0,70 persen (mtm).

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sultra Bidang Manajemen Intern dan Sistem Pembayaran, L M Bahtiar Zaadi
L M Bahtiar Zaadi

Kepala Tim SP dan PUR Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tenggara L M Bahtiar Zaadi mengatakan, penyebab inflasi terjadi pada kelompok volatile food (VF) yang mengalami inflasi sebesar 4,99 persen (yoy). Menjadi penyumbang inflasi tertinggi Sultra (0,41 persen mtm).

Dia mengungkapkan kelompok ikan menjadi salah satu kelompok komoditas penyumbang inflasi terbesar baik di Kota Kendari maupun Kota Baubau. Di Kota Kendari, inflasi ikan cakalang 14,29 persen, ikan kembung 8,02 persen, serta ikan layang 8,24 persen (mtm).

“Dengan kontribusi masing-masing 0,19 persen, 0,10 persen dan 0,08 persen terhadap inflasi bulanan Kota Kendari,” jelas dia melalui rilis Bank Indonesia, Kamis (4/1/2017).

Sedangkan di Kota Baubau komoditas cakalang dan ikan layang justru deflasi masing-masing sebesar 16,69 persen (mtm) dan 3,10 persen (mtm). Sementara komoditas ikan kembung menyumbang 0,17 persen inflasi bulanan Kota Baubau.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

Menurutnya, tingginya kontribusi inflasi kelompok tersebut diakibatkan oleh gangguan cuaca yang seharusnya sudah mulai memasuki musim tangkap. Selain itu, pembatasan penangkapan ikan di beberapa wilayah Laut Banda juga memberi dampak berkurangnya pasokan ikan.

Tak hanya komoditas ikan, komoditas telur ayam ras juga mengalami inflasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 6,05 persen (mtm) di Kota Kendari dan 13,84 persen (mtm) di Kota Baubau. Komoditas beras di Kota Kendari juga mencatatkan inflasi sebesar 1,41 persen (mtm).

Kenaikan harga pada kedua bahan makanan tersebut terkait dengan meningkatnya permintaan pada masa libur Natal dan akhir tahun. Peningkatan harga dari kelompok volatile food diredam oleh deflasi yang terjadi pada komoditas lainnya seperti cabai rawit, kacang panjang, dan cabai merah.

(Baca Juga : BI Perkirakan Desember Sultra Akan Alami Inflasi Rendah)

Lanjutnya, inflasi kelompok inti masih relatif terjaga pada tingkat 2,23 persen (yoy), walaupun sedikit meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 2,09 persen (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan harga semen, sebesar 5,59 persen (mtm) di Kota Kendari dan 4,52 persen (mtm) di Kota Baubau.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Meningkat Rp1 Triliun

“Karena terkait dengan akselerasi percepatan penyelesaian proyek pemerintah pada periode akhir 2017,” tambahnya.

Selain kedua kelompok inflasi tersebut, adapula kelompok administered prices yang juga mencatatkan inflasi sebesar 3,09 persen (yoy). Inflasi dari kelompok tersebut mayoritas didorong oleh kenaikan harga bahan bakar rumah tangga di Kota Baubau yang tercatat sebesar 16,75 persen (mtm) dan 1,85 persen (mtm) di Kota Kendari.

Walaupun demikian, secara tahunan pencapaian inflasi Sultra masih berada di bawah target inflasi nasional, dengan mencatatkan inflasi sebesar 2,97 persen (yoy). Pencapaian tersebut juga lebih baik dari pencapaian inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,61 persen (yoy) pada Desember 2017.

“Secara spasial inflasi Sultra didorong oleh inflasi yang terjadi baik di Kota Kendari maupun Kota Baubau,” tutupnya. (B)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini