Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Kembangkan Wisata Edukasi

795
Taman Nasional Rawa Aopa
Taman Nasional Rawa Aopa

ZONASULTRA.COM,KENDARI– Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) mulai mengembangkan destinasi wisata melalui konsep Savana Education Track.

Melalui siaran tertulisnya kepada zonasultra, Minggu (7/7/2019) Kepala Balai TNRAW Ali Bahri mengungkapkan konsep wisata ini merupakan integrasi wisata edukasi, tracking dan pengamatan satwa serta menikmati panorama alam di tiga site (wilayah) yaitu Tatangge Education Forest, Mandu – Mandula Education Forest dan Mangrove site.

Hal ini dilakukan pihaknya, selain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan juga mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat lokal melalui sektor pariwisata alam.

Adapun langkah yang akan dilakukan untuk mencapai target ini yaitu dengan membangun jalur integrasi yang menghubungkan tiga site tersebut serta fasilitas wisata pada masing-masing site.

Untuk jalur integrasi dari Tatangge Education Forest menuju Mandu – mandula Education Forest pihaknya akan memperbaiki jalur trail wisata sepanjang 14 km. Jalur wisata tersebut diperuntukan untuk tracking savana dan pengamatan satwa dengan menyuguhkan Panorama Alam Savanna dan Pegunungan Watumohai.

(Baca Juga : Kementerian LHK Resmi Canangkan Pembangunan Wisata Alam Mangrove TNRAW)

Sementara untuk jalur integrasi dari Mandu – Mandula Education menuju Mangrove Site, nantinya akan dibangun jalur koridor berupa jembatan kayu serta jembatan penyebrangan (fly over). Pembangunan jembatan ini dikarenakan kedua site ini dipisahkan oleh Zona Khusus (Jalan Poros Tinanggea – Lantari Jaya).

Balai Taman Nasional Rawa Aopa Kembangkan Wisata EdukasiUntuk pengembangan fasilitas wisata di Tatangge Education Forest, akan dibangun titik kumpul pengunjung (plaza), wahana outbond seperti (Two Line Bridge, Jembatan Gantung, Bamboo Balance, Landing Net, Jaring Naik, Net Brigde, Burma Bridge, Black Wheel Bridge Jembatan Goyang).

Secara administratif lokasi ini terletak di Desa Tatangge, Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Awalnya, site ini diperuntukkan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan semakin berkembang peruntukannya untuk bird watching, camping, photography, penelitian, dan jungle track.

Pengembangan yang telah dilakukan di Hutan Pendidikan Tatangge yaitu pembuatan demplot pengembangbiakan Rusa Timor (Breeding Insitu) pada tahun 2018 seluas 5 hektar.

Selain untuk pengembangbiakan Rusa Timor, areal ini dikembangkan untuk lokasi rekreasi, outbound serta Pendidikan lingkungan. Fasilitas yang tersedia di site ini cukup lengkap seperti jalan setapak, shelter, gazebo, camping ground, tourist information center, wisma panggung, menara pengamatan, toilet, saung pohon, cafetaria dan papan informasi.

(Baca Juga : 31 Jenis Anggrek di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai)

Obyek wisata yang akan dikembangkan selanjutnya yakni Mandu – mandula Education Forest. Site ini terletak di wilayah perbatasan wilayah administratif antara Kabupaten Konsel dan Kabupaten Bombana.

Balai Taman Nasional Rawa Aopa Kembangkan Wisata Edukasi

Dengan keterwakilan ekosistem yang meliputi hutan dataran rendah, savana dan mangrove serta keberadaan Gunung Watumohai dengan topografi lokasi yang datar dan cukup luas, maka site ini sangat berpotensi menjadi parameter wisata alam kawasan TNRAW (Key Location).

Selain itu, dilokasi ini juga terdapat sungai dengan debit yang sangat stabil sepanjang tahun dan memiliki kualitas air yang sehat dan jernih serta terdapat kolam yang memiliki kedalaman antara 1 hingga 3 meter dengan lebar sungai antara 10 hingga 14 meter.

Dengan potensi yang dimiliki, site ini sangat cocok untuk wisata edukasi, pemandian alam, jungle tracking, bird watching serta outbond.

Balai Taman Nasional Rawa Aopa Kembangkan Wisata EdukasiUntuk pengembangan fasilitas wisata pada site tersebut, akan difokuskan di 5 area yaitu untuk area penerimaan atau pengelolaan ( loket pintu gerbang dan portal), area publik ( rest area, jalan masuk , area parkir, musolah, toilet , shelter, jalur wisata, wahana outbond, jalur trail wisata), area usaha skala kecil bagi masyarakat sekitar, area pengendalian kebaran hutan (embung sebagai sumber air dalam pengendalian kebakaran hutan) dan jalur integrasi menuju mangrove site (jalur koridor dan fly over).

Obyek wisata terakhir yang akan di kembangkan dalam konsep Savana Education Track ini adalah Mangrove Site yang terletak di wilayah perbatasan wilayah administratif antara Kabupaten Konsel dan Kabupaten Bombana.

Untuk saat ini, lokasi tersebut diperuntukannya sebagai sarana pendidikan lingkungan, bird watching, pemancingan, photography, penelitian, dan jungle track mangrove.

Sebagai pengendali ruang, area di dalam kawasan mangrove didesain sebagai ruang publik dimana pengunjung dapat menikmati atraksi alam mangrove yang tinggi dan rapat, berenang, menikmati aliran air sungai, melihat aktivitas nelayan serta memancing dengan nyaman di badan Sungai Lanowulu.

Dengan potensi ekosistem mangrove terbaik di Sulawesi dan salah satu yang cukup menonjol di Indonesia, lokasi ini nantinya akan dikembangkan sebagai Mangrove Research Centre dan Mangrove Ecotourism Site.

“Saat ini perencanaan sudah dibuat dan sedang dalam pengusulan anggran untuk pembangunan sarana prasarananya,” ungkap Ali Bahri.

Ali juga menambahkan, pembangunan kawasan wisata integrasi tersebut akan dilakukan secara bertahap dan bakal dimulai pengerjaannya tahun ini. Pengerjaan utamanya pun ke pengadaan wahana outbond di dua titik yakni Tatangge Forest dan Mandu-mandala Forest.(B)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abdul Saban

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan ke Sahrum Idrus Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini