Banjir Bandang di Konut, Walhi Minta Pemprov Sultra Revisi Kebijakan Tambang

459
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Tenggara (Sultra) Saharuddin
Saharuddin

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah memprediksi sejak lama akan terjadi banjir di Kabupaten Konawe Utara (Konut).

Direktur Walhi Sultra Saharuddin menilai, selain karena intensitas hujan yang sangat tinggi, banjir yang telah menerjang 13 desa tersebut, akibat kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan dan perkebunan kelapa sawit.

“Pemerintah harus bertanggung jawab, berapa banyak warga yang harus mengungsi dan berlebaran di pengungsian. Kebijakan sektor pertambangan dan perkebunan harus dievaluasi total, karena tidak sebanding daya rusak dengan kontribusi ke daerah,” tegas Saharuddin saat dihubungi awak Zonasultra via whatsapp, Selasa (4/6/2019).

Baca Juga : Banjir Bandang, 11 Rumah di Konut Hanyut Terbawa Arus Sungai

BACA JUGA :  KPU Konut Buka Pendaftaran Badan Adhoc, Ini Syaratnya

Pasca lebaran, pihaknya berencana bakal mendesak pemerintah provinsi Sultra dan Kabupaten Konut untuk segera melakukan langkah-langkah yang tepat dalam upaya meninjau kembali kebijakan di dua sektor tersebut.

“Segera melakukan upaya pemulihan lingkungan, bila tidak ada upaya yang menuju perbaikan, kami akan mengambil langkah-langkah yang menjadi mandat yang melekat pada Walhi. Salah satunya akan menuntut di pengadilan Hak Asasi Manusia,” tukas Saharuddin.

Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Konawe Utara terjadi terjadi sejak hari Minggu (2/6)2019) lalu. Saat ini sudah ada 13 desa di lima kecamatan menjadi sasaran amukan bencana itu

BACA JUGA :  Polres Konut Amankan 10 Pelaku Peredaran Narkotika

Sejumlah desa terdampak bencana itu adalah Desa Tambakua, Langgiwo, Polora Indah, Sabandete, Mopute, Longeo, Tapuwatu, Walalindu, Alawanggudu, Puuwanggudu, Labungga, Laronanga dan Kelurahan Lino Moio. Desa tersebut berada di Kecamatan Langgikima, Asera, Oheo, Landawe, dan Andowia.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konut, volume air terus meningkat hingga mencapai 3,5 meter. Parahnya lagi, selain merendam ratusan rumah di 13 desa dan 5 kecamatan, terdapat 11 rumah warga yang berada di Desa Tapuwatu, Kecamatan Asera hanyut diterjang banjir bandang. Selain itu ratusan jiwa harus mengungsi. (B)

 


Kontributor: Fadli Aksar
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini