Bantuan KIP Tidak Merata, Hippermaku Cabang Kolaka Soroti SMA Pakue

451
Bantuan KIP Tidak Merata, Hippermaku Cabang Kolaka Soroti SMA Pakue

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Puluhan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pakue Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) kecewa. Pasalnya, siswa pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) menerima dana bantuan pendidikan itu tidak merata, hal itu diduga lantaran operator penginputan data siswa bekerja tidak profesional.

Sahrial, salah seorang pengurua Organisasi Kemahasiswaan Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kolaka Utara (Hippermaku) cabang Kolaka menyayangkan tindakan pihak sekolah. Seharusnya profesinya sebagai penginput data diprioritaskn dari kegiatan lain sehingga tidak menimbulkan kecemburuan siswa penerima dana batuan KIP tersebut.

Sahrial, salah seorang pengurua Organisasi Kemahasiswaan Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kolaka Utara (Hippermaku) cabang Kolaka
Sahrial

“Kita sudah datang di sekolahnya pertanyakan kendala yang dialami dari keterangan pihak sekolah, salah satu penyebabnya operator penginput data punya aktifitas lain dan baru mereka cari penggantinya,”kata Sahrial kepada awak zonasultra.id Sabtu (25/8/2018)

Lanjutnya, meski ada beberapa kendala lain sebagai alasan yang disebutkan oleh pihak sekolah, namun dirinya merasa prihatin dengan beberapa siswa yang sudah berulang kali memasukkan berkas namun belum juga tercatat sebagai penerima bantuan.

“Kasian itu siswa beberapa persyaratan seperti fotocopy dan lainnya sudah di penuhi namun saat penerimaan dana bantuan itu hanya beberapa saja yang lainnya jelas kecewa,”ucapnya.

Kepala Bidan Perguruan tinggi dan Kepemudaan (PTKP) Hippermaku ini berharap pihak Sekolah lebih profesional mengelola data siswa agar semua siswa bisa masuk karena beberapa siswa menganggap percuma memiliki kartu tersebut.

“Masalahnya ada siswa yang berulang dapat sementara ada juga siswa yang belum sama sekali,jadi siswa yang tidak menerimah hanya bisa gigit jari”tandasnya.

Sementara itu,Wakil Kepala Sekolah SMA Pakue Nadir mengatakan, mengenai operator penginput data pihaknya sudah mencari operator pengganti.

“Operator yang aktif sedang menjalani pendidikan program S3, tapi sekarang sudah ada penggantinya,”ujarnya.

Dia menambahkan, berdasarkan data penerima bantuan, siswa hanya menerima Rp.500. 000 per siswa sekali terima,dan menjadi kendala jumlah siswa yang diinput selalu tidak sesuai jumlah yang keluar sebagai siswa penerima.

Dirinya mengaku sudah berupaya maksimal membantu siswa agar bantuan diterima secara merata setiap tahun, namun kendala yang dialami kuota penerima dibatasi setiap kabupaten.

“Kita juga kasihan sama siswa,biar di input semua tergantung kuota yang di berikan setiap kabupaten,karena dana itu turun di provinsi kemudian bagi lagi setiap kabupaten,sehingga kita tidak bisa berbuat apa-apa” bebernya.

Olehnya itu, Nadir juga belum memastikan terkait mekanisme siswa penerima karena jumlah nama yang keluar selalu berubah dan semester lalu hanya satu nama saja yang keluar sebagai penerimah.

“Tahun ajaran 2016 itu penerimah masih sampai ratusan setelah ajaran 2017 sampai sekarang hanya 40 paling banyak,”tandasnya. (B)

 


Reporter : Rusman
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini