ZONASULTRA.COM, BAUBAU – Harga daging sapi di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) naik. Hal ini terjadi karena pemintaan dari konsumen terus bertambah.
Kondisi ini dibenarkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Baubau, Radjlun, saat ditemui di sela-sela kesibukannya, Senin (5/8/2019).
“Yang naik itu kan (daging) sapi karena memang terbatas. Sehingga mahal di pasar itu,” ucapnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Disperindag Baubau, daging sapi yang mengalami lonjakan harga adalah sapi sembelih yang jual di pasar tradisional. Untuk daging sapi yang dijual di super market harganya normal.
Baca Juga : Jelang Iduladha, Harga Daging Sapi di Kendari Stabil
Penyebab dari lonjakan daging sapi itu sendiri terjadi mulai dari peternak. Dikatakan Radjlun, jika tahun sebelumnya peternak menjual sapinya seharga Rp6-7 juta per ekor, kini dijual Rp8-sembilan juta.
Terlebih, menurut Radjlun, lonjakan harga ini tentu dipengaruhi ramainya pembelian hewan kurban pada lebaran Idul Adha 2019. Belum lagi, kebutuhan daging sapi pasar di Baubau disuplai dari sekitaran wilayah kepulauan Buton dan Muna saja. Juga dari peternak di Baubau sendiri.
Rajdlun menawarkan solusi kepada masyarakat di Kota Baubau guna menghindari lonjakan harga daging sapi ini, yakni dengan cara membeli daging sapi yang dijual di supermarket. Namun, ia tidak merincikan harga daging sapi di supermarket.
Baca Juga : 5.400 Ekor Sapi di Sultra Siap Dipotong untuk Kurban
“Sebenarnya di supermarket itu ada daging (sapi) itu, tapi kan kebiasaan kita kecuali yang disembelih. Mereka lebih cenderung membeli yang organik yang lebih segar,” urainya.
Selain sapi, Rajdlun menyebut harga bahan pokok lain masih stabil. Saat ini pihaknya terus melakukan pengawasan harga dipasaran.
“Jangan sampai ada permainan. Kita awasi terus pergerakan distributor jelang lebaran ini,” tegasnya. (b)
