Baubau Bertambah Usia, Baubau Semakin Tua

213

Sedikit hari lagi merupakan hari yang cukup penting bagi Kota Baubau karena pada bulan Oktober nanti Baubau akan memperingati hari jadi Kota Baubau yang ke-474, dan ke-14 sebagai daerah otonom. Akan banyak orang yang mengucapkan Happy Birth Day (HBD), kalau di Media Sosial (medsos), pesan masuk/inbox yang berulang tahun akan banjir dengan ucapan, harapan, doa dan lain sebagainya baik itu dari teman, saudara, pasangan yang jelas maupun pasangan yang masih kurang jelas. Namun dalam tulisan ini penulis tidak ingin membicarakan media sosial ataupun berkaitan dengan pasangan baik yang jelas terlebih yang kurang jelas, tetapi dalam tulisan ini penulis ingin mencoret-corert kertas ini terkait Hari Ulang Tahun(HUT) Baubau yang akan diperingati sedikit hari lagi.

Informasi yang diperoleh dalam perayaan HUT Baubau tahun ini akan ada Festival Kota Tua Keraton Kesultanan Buton Serta Pagelaran dan Lomba Kesenian Daerah Kota Baubau 10 Oktober – 17 Oktober 2015, yaitu :

1. Pagelaran Kesenian dan Budaya Daerah
2. Lomba Jao Koli-Koli
3. Pesta Adat Batu Poaro
4. Seminar Kebudayaan
5. Pesta Adat Tuturangiana Andala
6. Karnaval Budaya Kota Tua Keraton Kesultanan Buton
7. Wisata Religi  
8. Ritual Jumatan Masjid Agung Keraton Buton
9. Upacara Hari Jadi Kota Baubau
10. Pesta Adat Bongkaana Tao

Terlepas dari meriahnya berbagai macam kegiatan tersebut, Baubau dengan bertamahnya usia semakin hari semakin tua, tetapi apakah Baubau seperti kata pepatah “Tua-T¬ua Kelapa, Semakin Tua Makin Banyak Santannya” yang artinya semakin tua makin banyak ilmu dan pengalamannya, dengan ilmu dan pengalaman itu maka akan semakin baik pula kedepannya karena penglaman adalah guru yang sangat berarti.

Jika kita mecoba menengok kembali ke belakang, perjalanan Kota Baubau sampai menjadi sekarang ini bukanlah suatu perjalanan yang pendek, banyak dinamika yang telah dilalui kota pemilik benteng terluas di dunia ini, banyak pembangunan yang sudah bisa dinikmati bahkan sudah dirusak dan dibangun kembali, ada yang terbengkalai pembangunannya ataupun yang sementara dalam proses pembangunan dan masih banyak lagi perkembangan yang terjadi di Kota Baubau sampai sekarang ini. Jikalau kemudian ditanya tentang kepuasan masyarakat terkait perkembangan Baubau, itu hal yang relatif, tergantung penilaian dari masing-masing pihak. Tetapi terlepas dari itu, inilah potret wajah Kota Baubau dengan berbagai macam dinamikanya.

Dalam sebuah buku yang berjudul Menikmati Demokrasi karya M. Anis Matta (mantan Wakil ketua DPR RI) mengajak kita untuk berhenti sejenak. Sepintas ketika membaca judul tersebut penulis merasa agak miris bercampur rasa heran, kok dalam situasi saat ini kita mesti berhenti? Kondisi bangsa yang dipenuhi koruptor dimana-mana, ekonomi yang belum stabil, bencana yang datang silih berganti, begal motor, kenakalan remaja, persoalan “seks”, narkoba, dan masih banyak lagi membuat citra bangsa ini semakin tidak bagus dimata dunia, tetapi kok sebaliknya malah diajak untuk berhenti? bukankah ini membuat kita semakin jauh ketinggalan dengan bangsa-bangsa lainnya? Namun setelah membaca dengan baik judul tersebut, ternyata maksud dari ajakan itu adalah baik, ibaratnya manusia, dalam perjalanannya pasti merasakan yang namanya capek, butuh penyegaran, butuh energi untuk kemudian melanjutkan perjalanannya sampai tujuan.

Kembali ke konteks Baubau, menurut saya bahwa Baubau hari ini adalah Baubau yang belum menunjukkan secara maksimal kinerja yang baik. Bukan tanpa dasar, hampir dalam setiap perkumpulan membicarakan Baubau hari ini, perkembangan Kota Baubau yang dinilai sangat lambat dibanding sebelumnya, penulis bukan bermaksud untuk membanding-bandingkan yang lalu dan yang sekarang, bukan ingin mencari kekurangan dalam setiap periode, tetapi adalah hal yang wajar jika kemudian yang lama menjadi tolak ukur untuk hari ini.

Menurut saya Baubau perlu mengambil teori pada buku Menikmati Demokrasi karangan M. Anis Matta. Berhenti sejenak. Dalam bukunya M. Anis Matta (2007: 1-2) Mari kita berhenti sejenak di sini! Kita sudah relatif jauh berjalan bersama. Banyak sudah yang kita lihat dan kita raih, tapi banyak juga yang masih kita keluhkan; rintangan yang menghambat, goncangan yang melelahkan fisik dan jiwa, suara-suara gaduh yang memekakkan telinga dari mereka yang mengobrol tanpa ilmu, tikungan-tikungan tajam yang menegangkan. Sementara banyak pemandangan indah yang terlewatkan dan tidak sempat kita potret, juga banyak kursi kosong dalam kereta ini yang semestinya bisa ditempati oleh penumpang-penumpang baru tapi tidak sempat kita muat. Jadi mari kita berhenti sejenak! Kita memerlukan saat-saat itu; saat dimana kita melepas kepenatan yang mengurangi ketajaman hati, saat dimana kita membebaskan diri dari rutinitas yang mengurangi kepekaan spiritual, saat kita melepaskan sejenak beban selama ini kita pikul yang mungkin menguras stamina, kita perlu itu, kita perlu membuka kembali peta perjalanan kita, melihat jauhnya jarak yang telah kita tempuh dan sisa perjalanan yang masih harus kita lalui; menengok kembali hasil-hasil yang telah kita raih; meneliti rintangan yang mungkin menghambat kita, memandang ke alam sekitar karena banyak aspek dari lingkungan strategis kita telah berubah”.

Dari hal tersebut di atas, penulis menganggap bahwa momen Hari Ulang Tahun(HUT) Kota Baubau ini mestinya menjadi momentum untuk melakukan pembenahan diri, berhenti sejenak untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan Kota Baubau selama ini. Banyak hal yang memang perlu dievaluasi, salahsatu hal kecil adalah slogan baubau itu sendiri.

Baubau TAMPIL MESRA adalah Slogan pemerintahan Kota Baubau saat ini yang mana pada pemerintahan sebelumnya Baubau kota SEMERBAK (Sejahtera, Menawan, Bersih, Aman, Kenangan). TAMPIL MESRA merupakan singkatan dari Tertib, Aman, Maju, Populer, Indah, Lancar dan Mensejahterakan Rakyat. Penulis mengartikannya bahwa dengan terciptanya lingkungan yang Tertib, Aman, Maju, Populer, Indah, Lancar akan bermuara pada Kesejahterakan Rakyat. Slogan ini bukan sembarang slogan, slogan ini unik, enak didengar namun syarat akan makna yang dalam, karena slogan ini juga merupakan sebuah Harapan, bahwa Baubau ingin menjadi kota yang Tertib, Aman, Maju, Populer, Indah, Lancar dan Mensejahterakan Rakyat, bahwa Baubau ingin selau TAMPIL MESRA.

Tertib. Tertib menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah teratur; menurut aturan. Tertib disini dalam artian teratur dalam segala hal, Baubau ingin jadi kota tertib, tertib administrasi dan tertib dalam segala hal. Apakah sekarang Baubau sudah tertib? Satu hal kecil yang sangat mengusik perhatian penulis terkait ketertiban ini ketika berada di persimpangan jalan yang kemudian jalan tersebut dihiasi dengan hadirnnya lampu yang berwarna-warni (merah, kuning, hijau); lampu rambu lalu lintas atau dalam bahasa gaulnya anak baubau disebut lampu merah. Saya pikir, bukan suatu hal yang baru atau bukan hal yang belum diketahui bahwa ketika lampu berwarna merah maka secara otomatis semestinya kita berhenti sejenak, menunggu lampu berwarna hijau. Tetapi apa yang terjadi? Apakah tidak tahu aturan? Atau tidak punya penglihatan yang bagus untuk melihat warna-warni di lampu itu? Buta warna? Disamping itu juga, ada tulisan DILARANG BELOK KIRI LANGSUNG. Itu tulisan besar, masih ada juga yang melanggar, apakah tidak pintar membaca? Atau rabun? Seolah-olah tidak ada kesalahan, berjalan dengan santai, bebas tidak ada hambatan. Kalau seperti itu mending cabut saja lampu-lampu lalu lintas yang ada di Kota Baubau ini. Tidak berguna dan apakah tidak ada pengawasan akan hal ini?

Aman. Sudah benar-benar amankah calon ibukota Provinsi Kepton ini? dengan berbagai macam penikaman yang terjadi? Dengan maraknya miras yang bisa didapat dengan mudah? Diawali dengan duduk bersama menikmati miras kemudian diakhiri dengan perselisihan.

Maju. Apakah Baubau sudah menjadi kota yang maju?

Populer. Sepopuler apakah Baubau ini? Apakah yang membuat Baubau ini popular?

Indah. Sudah benar-benar indahkah Baubau hari ini?

Lancar. Sudah lancarkah akses jalan yang menuju bungi hari ini? Masyarakat sekitar butuh bantuan masker sebanyak-banyaknya untuk menutupi hidung mereka karena debu yang tidak pernah berhenti. Tidak dipungkiri bahwa banyak jalan yang sudah dibuat dengan baik, tapi tidak bisa juga dipungkiri bahwa jalan menuju Bungi perlu penyelesaian.

Terakhir MESRA. Sejahterkah rakyat Baubau saat ini?

Hal kecil tapi butuh perhatian, slogan sederhana, unik dan enak didengar tapi mengandung makna yang dalam, slogan bukan sembarang slogan tetapi slogan yang mengandung Harapan. Inilah pertanyaan-pertanyaan sederhana, ringan tapi menurut saya butuh jawaban action dari perumus slogan ini. Belum lagi hal-hal lain yang perlu untuk dievaluasi.

Tulisan ini tidak hadir untuk menjatuhkan pihak manapun, tetapi semoga tulisan ini dapat dipandang secara positif dan bermanfaat demi terwujudnya Kota Baubau yang Tertib, Aman, Maju, Populer, indah, lancar yang akan berakhir dengan kesejahteraan rakyat.sekali lagi bahwa momentum ini mari kita jadikan sebagai momentum merefleksi kembali perjalanan Baubau selama ini, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan selama ini demi Baubau kita tercinta.

Dirgahayu Kota Baubau yang ke-474, dan ke-14 sebagai daerah otonom, Kota Pemilik Benteng Terlaus di Dunia, Calon Ibu Kota Provinsi Kepulauan Buton . MAI TA POSANGU TA BANGU LIPUTA.

Muhamad Asrul Salam

(Masyarakat Kota Baubau)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini