Begini Kronologis Penembakan Sutisna Versi Keluarga

109
korban penembakan oleh oknum polisi berinisial AL di Desa Bondoala Kecamatan Sampara Konawe pada Rabu (10/8/2016) pukul 05.00 wita telah dikebumikan pada Kamis (11/8/2016) pagi
korban penembakan oleh oknum polisi berinisial AL di Desa Bondoala Kecamatan Sampara Konawe pada Rabu (10/8/2016) pukul 05.00 wita telah dikebumikan pada Kamis (11/8/2016) pagi
korban penembakan oleh oknum polisi berinisial AL di Desa Bondoala Kecamatan Sampara Konawe pada Rabu (10/8/2016) pukul 05.00 wita telah dikebumikan pada Kamis (11/8/2016) pagi
Korban penembakan oleh oknum polisi berinisial AL di Desa Bondoala Kecamatan Sampara Konawe pada Rabu (10/8/2016) pukul 05.00 wita telah dikebumikan pada Kamis (11/8/2016) pagi. Foto : Murtaidin/ZONASULTRA.COM

 

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Meski jenasah Alo Sutisna alias Tisna warga Desa Lamondowo Kecamatan Andowia Konawe Utara, korban penembakan oleh oknum polisi berinisial AL di Desa Bondoala Kecamatan Sampara Konawe pada Rabu (10/8/2016) pukul 05.00 wita telah dikebumikan pada Kamis (11/8/2016) pagi, namun masih meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban.

Sumarna, paman Alo Sutisna yang juga sebagai pemilik mobil truk yang digunakan almarhum dengan nomor polisi DT 9017 UM pada awak Zonasultra.com menceritakan kronologis sebelum almarhum Tisna ditembak.

Menurut Sumarna, sekitar pukul 05.00 wita Alo Sutisna menghubunginya melalui telepon seluler menyampaikan bahwa dirinya diikuti oleh oleh sebuah mobil kijang yang duga dikendarai oleh pelaku penembakan berinisial AL dari jembatan Pohara.

(Artikel Terkait : Begini Kronologis Penembakan Altisna Versi Polisi)

Selang sekitar tiga menit korban menghubungi dirinya, Sumarna lalu menghubungi kembali dan menyampaikan kepada korban agar kayu yang dimuatnya sebanyak 4,5 kubik dengan ukuran 10×25 cm diturunkan di bangsal tepatnya di Desa Totombe Kecamatan Sampara dan memperlihatkan seluruh dokumen perizinan yang dimilikinya.

“Karena takut diikuti sama polisi, almarhum (Tisna) kasih turun kayu di atas gunung, tetangga Desa Totombe. Baru dia balik putar haluan mau pulang,” kata Sumarna, Kamis (11/8/2016).

“Pas pulang korban berpapasan dengan pelaku (AL), belum jauh dari tempat dibongkar pelaku cegat korban,” lanjutnya.

Sekitar 5 hingga 10 menit kemudian, lanjut Sumarna, ia kembali menghubungi nomor handhone korban (Tisna) namun tidak ada jawaban. Bahkan, hingga 18 kali Sumarna menelpon, namun tidak juga direspon.

“Saya coba hubungi kembali, yang angkat nomornya itu ibu-ibu. Saya tanya, mana yang punya HP. Dia bilang udah meninggal ditembak,” tuturnya.

(Artikel Terkait : Sopir Truk Asal Konut Tewas Ditembak Oknum Polisi)

Sumarna membantah, jika korban melakukan perlawanan kepada pelaku penembakan. Kata Sumarna, menurut penjelasan warga di lokasi kejadian yang berinisial EN. Setelah pelaku AL menembak korban, AL kemudian menuju rumah EN sambil menangis meminta bantuan.

Namun, karena takut dengan suara tembakan sebanyak dua kali. Tambah Sumarna, EN pun enggan membuka pintu rumahnya. Hingga pelaku AL pun dua kali datang dirumah EN meminta bantuan.

“Ada dua saksi yang akan memberikan keterangan. Yakni EN dan ibu-ibu yang angkat telponku. Keduanya warga di lokasi penembakan,” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Alosutisna (31) warga Desa Lamondowo, Kecamatan Andowia, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) dilaporkan tewas tertembak peluru dari senjata api yang diduga milik seorang anggota polisi di Desa Bondoala, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe, Rabu (10/8/2016) sekitar pukul 05.00 Wita. (B)

 

Reporter : Murtaidin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini