Begini Penanganan Covid-19 di Baubau

395
Begini Penanganan Covid-19 di Baubau
PENJEMPUTAN - Petugas medis saat menjemput seorang ibu rumah tangga yang terpapar Corona, Minggu malam (26/4/2020). Pasien tersebut merupakan satu dari dua warga Kota Baubau yang diduga terjangkit Covid-19 klaster KM Lambelu. (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM,BAUBAU– Penduduk Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), disebut kurang patuh pada imbauan pemerintah terkait social distance dan physical distance. Masih banyak warga yang melakukan aktivitas, berkerumun di luar rumah. Hal ini membuat pecegahan virus corona (Covid-19) kurang maksimal.

Di tengah kondisi seperti demikian, Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Baubau, memilih melakukan karantina mandiri pada orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Tim Gugus Tugas mengandalkan tim puskesmas untuk mengawasi ODP dan OTG di rumah masing-masing.

Puskesmas dalam proses pengawasan mengandalkan sambungan telepon, menghubungi secara langsung ODP, OTG corona untuk menanyakan kondisi mereka. Selain itu juga berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk proses pengawasan.

Juru Bicara (Jubir) Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Baubau, dr Lukman, mengatakan kebijakan ini telah sesuai standar operasional prosedur (SOP). Karantina mandiri boleh dilakukan pada pasien yang ODP atau OTG yang diduga kuat terdapat Covid-19, termasuk mereka yang hasil rapid test dinyatakan reaktif virus.

Lanjut dia, karantina mandiri sendiri harus diawasi dengan ketat oleh petugas medis. Meski demikian, dr Lukman tidak dapat menyakini ketat tidaknya pengawasan yang dilakukan. Katanya, tergantung kesadaran dari pasien masing-masing.

“Di mana mereka sendiri dianjurkan menggunakan masker, tidak banyak berkeliaran di rumah. Tetapi hal-hal inikan sebatas imbauan kita kepada pasien, kembali lagi seperti yang dikatakan, ini terpulang bagaimana tingkat kesadaran kita. Kewaspadaan kita terhadap penyakit ini. Inilah yang jadi pertimbangan kita kepada dua pasien ini,” terang dr Lukman saat konferensi pers di Sekretariat Gugus Tugas Baubau, Minggu malam (26/4/2020).

Dua pasien yang dimaksud dr Lukman adalah warga Kota Baubau yang telah terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka adalah perempuan umur 26 tahun, dan laki-laki umur 55 tahun. Keduanya merupakan klaster KM Lambelu, perempuan adalah penumpang, laki-laki anak buah kapal (ABK).

Saat keduanya disebut positif covid-19 berdasarkan rapid test, petugas medis lantas meminta mereka mengisolasi diri di rumah masing-masing. Hal ini terbilang berisiko lantaran mereka dibiarkan berkontak dangan keluarga terdekat.

Terkait hal ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra, dr Rabiul Awal membenarkan karantina mandiri yang dilakukan tim gugus Baubau telah sesuai SOP. Namun menurutnya setiap kebijakan akan punya risikonya sendiri. Di antaranya tidak disiplinnya pasien sehingga mengabaikan instruksi untuk berdiam diri di rumah.

“Tergantung Gugus Tugas masing-masing kabupaten/kota sebenarnya. Isolasi rumah kan boleh, tapi kalau pemahaman tidak bagus bisa diganggu dan ditolak warga sekitar. Yang bersangkuatan (pasien) juga belum tentu disiplin dan tertib menjalankan isolasi,” jelasnya lewat pesan WhatsApp, Senin (27/4/2020).

Dia sendiri enggan mengintervensi kerja masing-masing gugus tugas. Demikian kata dia, untung rugi dari setiap tindakan harus diperhitungkan sebelum bertindak.

Untuk diketahui, di Baubau saat ini terdapat ODP 30 orang, PDP 1 orang, OTG 3 orang, dan yang positif Covid-19 yaitu 2 orang.

*Keluarga dan Bidan Perawat Pasien Covid-19 Diminta Karantina Mandiri

Saat bersalin di RSUD Kota Baubau, pasien (perempuan) positif Covid-19 sempat dirawat beberapa bidan. Mereka tidak menyadari adanya Covid-19 di tubuh ibu rumah tangga itu. Begitupun dengan keluarga yang sempat bersentuhan dengan warga Kelurahan Bukit Wolio Indah, Kota Baubau itu.

Maka dari itu, setelah melakukan berbagai pertimbangan, tim gugus tugas penanganan Covid-19 Baubau lalu meminta keluarga dan bidan perawat pasien untuk menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing. Mereka juga diminta untuk melaporkan perkembangan kesehatannya.

Meski karantina mandiri, tidak ada larangan bagi para bidan untuk bekerja seperti biasa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Baubau. Keputusan ini diambil mengingat hingga saat ini belum ada gejala yang timbul dari para bidan tersebut.

RSUD juga belum mampu melakukan tes anti bodi pada setiap bidan untuk melihat perkembangan virus dalam tubuh mereka. Sejauh ini kata dr Lukman, masih ada 10 bidan yang belum menjalani rapid test.

“Hasil rapid test-nya, mohon maaf tidak bisa saya sampaikan di sini. Tetapi ada bukti yang bisa saya sampaikan, bahwa demi kewaspadaan, silakan jika ingin melakukan isolasi mandiri. Rumah sakit pun sudah melakukan skenario jika ingin melakukan kewaspadaan buat tenaga-tenaga medis kita,” ujarnya.

Untuk keluarga, Tambah dr Lukman, sambil isolasi mandiri, telah dipikirkan untuk dilakukan rapid test. Lebih dari itu jika terdapat gejala menonjol, maka akan dilakukan swab test. Pemerintah juga telah memasok sembako untuk kebutuhan selama isolasi.

*Warga Baubau Diminta Sadar

Banyak penduduk Kota Baubau disebut kurang patuh. Mereka masih saja berkerumun di tengah pandemi corona saat ini.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Penangan Covid-19 Kota Baubau, AKBP Zainal Rio Chandra Tangkari, saat konferensi pers. Dia mengaku sangat menyangkan tindakan para warga tersebut.

“Kami sangat sayangkan, akhir-akhir ini ada adik-adik kita yang masih melaksanakan perkumpulan. Baik itu perkumpulan sesudah sahur, sebelum buka puasa, dalam jumlah ramai. Saya harap dengan adanya konferensi ini kita semua harus mawas diri,” ujar pria yang juga menjabat Kapolres Baubau itu.

Penjelasan serupa juga diucapkan Sekretaris Daerah Kota Baubau, Roni Mucthar. Menurutnya, apa yang dilakukan pemerintah saat ini untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 bisa sia-sia saja, jika warga tidak sadar pentingnya mejaga jarak.

“Biar pemerintah berusaha maksimal, untuk melakukan upaya pengetatan, dalam bayak aspeknya, kalau masyarakat tidak memiliki kesadaran, mustahil akan bisa terwujud, mengupayakan Baubau menjadi kota yang terbebas dari Covid-19. Jadi kuncinya itu masyarakat harus sadar,” kata Roni.

Dia juga sangat menyayangkan, hingga saat ini masih ada saja warga yang menggelar salat di masjid. Padahal sudah ada kesepakatan, dewan masjid Baubau, kementerian agama Baubau, MUI Baubau, bersama Wali Kota AS Tamrin, yang menyepakati agar salat dilakukan di rumah. (B)

 


Kontributor : Risno Mawandili
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini