Berwirausaha Bisa Jadi Terapi Bagi Lansia

147
LANSIA- Kepala Loka Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (LRSLU) Minaula Kendari Syamsuddin (tengah) bersama pendamping program LKS LU dan penerima Dukungan Keluarga Lanjut Usia (DKLU) di Kabupaten Muna. (ISTIMEWA)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Aktivitas kewirausahaan bagi usia lanjut (lansia) dapat menjadi terapi bagi mereka. Sehingga, kewirausahaan bukan sekedar aktivitas ekonomi demi menciptakan dan menambah penghasilan saja.

Hasil kajian dari Justyna Stypińska dan Janina Myrczik dari Department of Sociology, Free University Berlin, Germany serta Annette Franke dari Department for Social Work, University of Applied Sciences Ludwigsburg, Germany disebutkan bahwa senior Entrepreneurship memberikan manfaat bagi lansia dalam mempertahankan kontak sosial dan mencegah keterasingan, juga membangun kepercayan diri lansia yang membuat lansia lebih berdaya baik secara psikologis maupun secara sosial.

Kepala Loka Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (LRSLU) Minaula Kendari Syamsuddin menjelaskan, konsep ini sejalan dengan Program Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (Progres LU) yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial (Kemensos) bersifat holistik, sistematis dan terstandar yang terdiri atas Bantuan bertujuan Lansia (BANTU LU), perawatan sosial, dukungan keluarga dan terapi.

Mengenai terapi terdiri dari terapi fisik, mental spiritual, psikososial, dan terapi penghidupan. Dalam terapi penghidupan salah satunya terkait kewirausahaan. Menurutnya, ini terbukti meningkatkan keberfungsian sosial lanjut usia.

Baca Juga : BI Gelar Program WUBI Dorong Peningkatan Wirausaha di Sultra

Hal tersebut sesuai hasil monitoring dan evaluasi terhadap 29 lansia penerima Dukungan Keluarga Lanjut Usia (DKLU) LRSLU Minaula Kendari yang berlokasi di Kabupaten Muna. Lansia tersebut mendapatkan bantuan modal usaha dan pendampingan dari Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS LU) Orislz al-Dzikra Sowite sebagai mitranya.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

“Para penerima manfaat mengaku pendapatan mereka meningkat sejak mendapatkan bantuan dan pendampingan baik dari LRSLU Minaula Kendari maupun dari LKS mitra,” ungkapnya melalui siaran pers, Selasa (31/12/2019).

Laode Rusu (70 tahun) sebelum mendatkan DKLU pendapatannya hanya sekitar Rp100 ribu perhari hasil jualan kue keliling yang dilakoni istrinya, namun berkat bantuan DKLU pasangan lansia ini telah membangun satu kios di pinggir jalan.

Barang yang dijual juga bukan satu macam, tapi beraneka macam mulai dari kue, nasi bungkus, buah-buahan, serta sembako. Penghasilannya meningkat menjadi Rp500 ribu perhari dan istrinya tidak lagi menjajakan kuenya secara keliling.

“Pendirian kios tersebut tidak lepas dari dukungan keluarga yang telah mendapatkan pencerahan dari para pendamping,” katanya.

Pendamping DKLU Nurbaya mengaku sebelum mendapatkan DKLU keluarga Laode Rusu telah diberikan bimbingan mengenai pentingnya dukungan keluarga terhadap kesuksesan usaha lansia. Keluarga tentu memiliki peran penting dalam memberikan dukungan sosial kepada lansia baik dukungan instrumental, emsional, kelompok dan dukungan informasi.

Kegiatan kewirausahaan sebagai terapi juga dirasakan oleh Wa Mungkolo. Dia merasa lebih sehat, lebih bahagia dan lebih bersemangat, serta lebih berharga dengan berjualan.

Selain mendapatkan penghasilan walau tidak besar, dia juga merasa bahagia karena dapat bersilaturahmi dan dikunjugi orang banyak. Baginya pendapatan bukan hal utama tapi dengan berjualan dia seperti ada penyemangat dan tidak merasa kesepian, dibandingkan hanya tinggal di rumah.

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Syamsuddin menambahkan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi catatan dari pelaksanaan DKLU di Kabupaten Muna. Pertama, peran pendamping sangat efektif dalam mendorong partisipasi dan dukungan keluarga kepada lansia.

Selain itu, melalui kegiatan ini juga muncul kepedulian pemerintah setempat dan masyarakat. Terpenting adalah DKLU ini nyata telah berhasil meningkatkan keberfungsian sosial para lansia, bukan saja dari peningkatan pendapatan tapi juga dapat dilihat dari beberapa aspek.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dari perspektif gerontologi aktivitas kewirausahaan bukan semata aktivitas ekonomi, tapi juga menjadi terapi penghidupan. Sebagai terapi, kewirausaan dapat membantu lansia dalam mempertahankan dan mengembangkan kontak dan relasi sosial.

Kewirausaan juga memberi kesempatan pada lansia untuk mempertahankan dan mengembangkan fungsi-fungsi eksekutifnya, karena mengelola usaha melibatkan aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan, pengelolaan keuangan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.

Dari akspek kognitif, berwiraswasta menjadi media untuk terus memberikan stimulasi pada kognitif lansia melalui aktivitas menghitung, menata, mengingat dan menganalisa sehingga dimensi dini pada lansia dapat dicegah.

Dari segi biopsikososial, berwirausaha membuat lansia merasa lebih berharga, berguna dan punya harga diri, bahagia dan bersemangat yang hal ini akan memberikan efek secar fisiologis berupa peningkatan daya tahan tubuh sehingga lebih sehat.

Penghasilan dari hasil menjual tentu selain digunakan untuk kebutuhan hidupnya juga dalam rangka memenuhi kebutuhan generativitasnya demi merawat generasi muda.(a)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abd Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini