BNPB Catat 5.111 Jiwa Terdampak Banjir di Konut

239
Terisolasi, Ratusan Masyarakat Korban Banjir di Konut Mulai Diserang Penyakit
JEMBATAN PUTUS - Jembatan asera jebol dihantam banjir bandang susulan yang terjadi, Jumat (7/6/2019) hingga membuat masyarakat di 5 kecamatan terisolir dan diserang penyakit. (Jefri/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah warga yang terdampak banjir di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) per 10 Juni 2019 mencapai 5.111 jiwa dengan jumlah 1.420 kepala keluarga (KK).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui rilis resminya, Senin (10/6/2019) mengungkapkan ada enam kecamatan yang terimbas banjir, yaitu Andowia, Asera, Oheo, Landawe, Langgikima, dan Wiwirano.

Kecamatan Oheo merupakan kecamatan dengan jumlah desa terdampak paling tinggi yaitu 15 desa, disusul Asera 13 desa, Andowia lima desa, Wiwirano dan Landawe masing-masing empat desa dan Langgkima dua desa.

Baca Juga : BNPB RI Bantu Dana 500 Juta Untuk Korban Banjir Konut

Kemudian data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konut menyebutkan kerusakan di sektor pertanian mencakup lahan sawah 970,3 ha, lahan jagung 83,5 ha dan lainnya 11 ha, sedangkan sektor perikanan pada tambak seluas 420 ha.

Selain itu, kerusakan fasilitas umum teridentifikasi berupa jembatan, jalan, rumah ibadah dan fasilitas kesehatan. BPBD Konut melaporkan jembatan penghubung Desa Laronanga ke Desa Puwonua hanyut, jembatan lain di Desa Padalerutama tidak dapat dilalui karena terendam banjir, jembatan putus yang menghubungkan Desa Tanggulari ke Desa Tapuwatu dan jembatan antar provinsi di Asera. Kerusakan bangunan lain berupa tiga unit masjid, dua unit puskesmas, dan dua unit puskesmas pembantu (pustu).

Bupati Konut Ruksamin telah menetapkan status tanggap darurat terhitung 2 Juni 2019 hingga 16 Juni 2019. Upaya penanganan darurat yang telah dilakukan antara lain pengoperasian pos komando penanganan darurat banjir yang berada di rumah jabatan bupati, evakuasi dan penyelamatan, penanganan warga terdampak, pendataan serta pengaktifan jaringan komunikasi untuk penanganan darurat.

Baca Juga : Terisolasi, Ratusan Masyarakat Korban Banjir di Konut Mulai Diserang Penyakit

Merespon bencana yang terjadi di beberapa wilayah tersebut, BNPB terus melakukan pemantauan dan pengiriman tim reaksi cepat ke lapangan. Bantuan dana siap pakai juga telah diberikan kepada pemerintah daerah. BNPB mengimbau BPBD untuk selalu siaga dalam menghadapi fenomena cuaca.

Jembatan Penghubung Sultra-Sulteng Amblas, Lima Kecamatan di Konut Terisolasi
JEMBATAN PUTUS – Jembatan utama poros Kecamatan Asera yang menghubungkan Ibu Kota Wangudu Putus aktivitas masyarakat lumpuh total. (Jefri/ZONASULTRA.COM).

Untuk mempercepat pengiriman bantuan logistik, BNPB mengirimkan bantuan logistik menggggunakan pesawat cargo. BNPB mengirim bantuan langsung ke Kendari berupa logistik seberat 1.086 kg senilai Rp218 juta. Kemudian BNPB juga mengaktivasi klaster logistik sehingga mengirimkan bantuan dari Kemensos dan PMI berupa family kit 200 kg, hygiene kit 200 kg, baby kit 200 kg, selimut 400 lembar, jas hujan 100 lembar, rompi 100 unit dan matras 100 lembar.

Baca Juga : Ali Mazi: Penyebab Banjir Konut Bukan Akibat Tambang

Untuk distributsi ke titik pengungsi dilakukan dengan bantuan helikopter BNPB.

Intensitas hujan tinggi yang menyebakan banjir di Konut ini telah diprediksikan karena fenomena aktivitas gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang memasuki wilayah Samudera Hindia. BMKG memprakirakan 1 – 5 Juni 2019 potensi hujan lebat di beberapa wilayah, antara lain di wilayah Sulawesi.

BMKG juga telah menginformasikan terkait potensi curah hujan tinggi hingga 5 hari ke depan, 11 – 15 Juni 2019. Wilayah-wilayah dengan potensi hujan lebat pada periode tersebut antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. (b)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini