BPBD Konut Kekosongan Logistik Untuk Korban Banjir

160
BPBD Konut Kekosongan Logistik Untuk Korban Banjir
BANJIR - Tim BPBD Konawe Utara, dipimpin Kabid Kedaruratan dan Logistik, Djasmidin melakukan evakuasi terhadap masyarakat korban banjir di 5 kecamatan.(Jefri/ZONASULTRA.COM).

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), mengalami kekosongan logistik untuk para korban banjir di wilayah itu.

Kepala bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Konut, Djasmidin, mengatakan bahwa saat ini pihaknya mengalami kendala pada persoalan bantuan korban bencana. Sebab, donasi yang dimiliki telah habis tersalurkan ke masyarakat saat banjir pertama melanda daerah penghasil nikel itu pada 22 Mei lalu.

“Ini kan banjir baru lagi setelah di bulan mei lalu. Sementara logistik yang kami miliki serta bantuan dari para relawan telah habis tersalurkan, ini yang menjadi kendala kami. Kalau untuk para korban kami telah evakuasi ke tempat yang lebih aman,”ungkapnya kepada awak media, Sabtu (30/6/2018).

(Baca Juga : Konut Banjir, Jalan Penghubung Putus, Siswa Terancam Tak Sekolah)

Untuk stok bantuan dari Dinas Sosial (Dinsos) Konut sudah tersalurkan kepada para korban banjir. Namun, logistik yang dimiliki juga tidak mencukupi dengan jumlah korban yang begitu besar.

BPBD Konut Kekosongan Logistik Untuk Korban Banjir

“Dari Dinsos sudah turunkan, tapi masih kurang masih. Sekarang sementara proses permintaa lagi di provinsi,”tukasnya.

Olehnya itu pihaknya berharap ada uluran tangan dari para relawan serta jajaran intansi-instansi di wilayah itu, untuk dapat membantu mempermudah penanganan para korban yang saat ini sangat membutuhkan pertolongan.

Seperti diberitakan sebelumnya, banjir kembali melanda wilayah kepemimpinan Ruksamin-Raup itu. Hujan yang terus mengguyur membuat 5 kecamatan dan 70 rumah terendam banjir dengan ketingian air 1 sampai 1,5 meter. Bahkan, akses jalan darat yang menghubungkan ibu kota wanggudu (Konut) dan kecamatan langkimima, wiwirano, landawe serta provinsi sulteng dan sultra lumpuh total. Ratusan hektar sawah pun tak luput dari bajir.

Sementara, pada bulan mei lalu daerah penghasil nikel tersebut juga telah di landa banjir dengan ketinggian air mencapai 4 meter. Ratusan rumah dan ratusan hektar sawah serta kebun milik masyarakat di beberapa kecamatan hancur dan gagal panen. 7 rumah di antaranya ludes di terpa banjir tanpa sisa hingga akeses jalan darat antara provinsi Sultra dan Sulteng pun putus, hingga masyarakat mengalami kerugian mencapai miliyaran rupiah. (A)

 


Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini