Catat, Ini 6 Gerhana yang Bakal Terjadi Sepanjang 2020

288
gerhana matahari ilustrasi
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sepanjang tahun 2020 bakal terjadi enam kali gerhana, yaitu dua kali gerhana matahari dan empat kali gerhana bulan.

Kepala Stasiun Geofisika Kendari, Rosa Amelia menyebut, awal tahun dibuka dengan gerhana bulan penumbra (GBP) pada 11 Januari 2020 besok dan dapat diamati dari Indonesia. Kemudian GBP juga akan terjadi pada 6 Juni 2020 dan dapat pula diamati dari Indonesia.

Selanjutnya, gerhana matahari cincin (GMC) tanggal 21 Juni 2020 dapat diamati dari Indonesia, namun berupa gerhana matahari sebagian (GMS), kecuali sebagian besar Jawa dan sebagian kecil Sumatera bagian Selatan.

GBP akan kembali terjadi lagi pada 5 Juli 2020 namun tidak dapat diamati dari Indonesia. Kemudian 20 November 2020 GBP terjadi lagi dan dapat diamati dari wilayah Indonesia bagian Barat menjelang gerhana berakhir.

Gerhana matahari total (GMT) akan terjadi 14 Desember 2020, sayangnya tidak dapat diamati dari Indonesia.

Dampak Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari

Gerhana bulan merupakan peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

BACA JUGA :  Daftar Figur yang Berpotensi Maju Pilgub Sultra 2024

Pertama naiknya permukaan air laut. Gerhana bulan dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut akibat gravitasi bulan sehingga terjadi fenomena air laut pasang. Apabila gerhana bulan yang terjadi merupakan gerhana total, biasanya fenomena pasang ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan dengan ombak yang keras, bahkan dapat menyebabkan banjir.

(Baca Juga : Gerhana Bulan Penumbra 11 Januari 2020, Durasinya 4 Jam)

Kedua, terjadi penurunan suhu udara. Sejumlah gerhana bulan dapat menyebabkan penurunan temperatur namun tidak begitu signifikan seperti gerhana matahari. Di beberapa kawasan tertentu, gerhana bulan menyebabkan kondisi yang berbeda pada hewan liar selama fenomena itu berlangsung.

Sementara gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.

BACA JUGA :  Kendari dan Konsel Jadi Daerah dengan Kasus DBD Tertinggi di Sultra per Januari 2024

Dikutip dari Liputan6.com sejumlah dampak dari gerhana matahari total di antaranya gerhana matahari total dapat mengganggu gravitasi bumi. Caranya dengan menghambat pemanasan dan proses ionisasi di lapisan ionosfer atmosfer bumi.

Kedua, gerhana matahari total tidak bisa dilihat secara langsung dengan mata telanjang. Efeknya bisa merusak retina mata karena sinar ultraviolet (sinar UV).

Kerusakan pada mata tanpa disadari akibat terlalu lama melihat gerhana matahari total. Pada saat itu jumlah radiasi sinar UV yang mendarat di retina jauh meningkat dan membuat lebih rentan mengalami kerusakan mata.

Ketiga, mengakibatkan terjadinya daya tarik planet ketika posisi matahari dan bulan berada pada satu garis. Pasang surut bumi juga bisa dirasakan. Namun, secara kasat mata tidak nampak.

Keempat, gerhana matahari total pernah terjadi di Indonesia pada Maret 2016. Ternyata fenomena alam ini membawa pengaruh pada perilaku satwa. (b)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini