Cegah Penyakit Kaki Gajah, Masyarakat Konsel Dibagikan Obat

36

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO– Menindaklanjuti program pemerintah pusat dalam rangka menggurangi penderita penyakit kaki gajah (filariasis), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), kini telah memberikan obat secara massal kepada seluruh masyarakat setempat yang dimulai pada usia 2 sampai 75 tahun.

Kepala Dinkes Konsel Boni Lambang Pramana mengatakan, penyakit kaki gajah timbul dari adanya infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk apapun tanpa terkecuali. Parahnya, dapat menyerang segala umur, jenis kelamin dan strata.

“Penyakit ini berlangsung secara kronis, tetapi bisa disembuhkan. Kemudian cara penularannya melalui gigitan nyamuk  dimana sebelumnya nyamuk  tersebut telah mengigit penderita filariasis kemudian menggigit orang sehat,” jelas Boni saat ditemui, Kamis (29/10/2015).

Untuk itu, salah satu kebijakan dalam menanggulangi penyakit tersebut yakni dengan strategi memutuskan rantai penularan melalui kegiatan pemberian obat massal pencegahan (POMP) Filariasis.

“Di Konsel, dinkes melalui petugas puskesmas bersama-sama kader posyandu mulai melaksanakan kegiatan ini semenjak bulan Oktober 2015. Bahkan ini telah berjalan dari tahun 2014 silam,” ujarnya.

Agar dapat menghindari gigitan nyamuk lanjutnya, ada baiknya masyarakat memasang kawat kasa pada ventilasi rumah. Tidur pakai kelambu, obat nyamuk bakar semprot atau oles.

“Cara  lain yaitu dengan memberantas nyamuk dengan melakukan 3 M yakni menguras menimbun dan mengubur tempat perindukan nyamuk, kemudian membersihkan selokan dan lingkungan agar air tidak tergenang serta membersihkan semak-semak dan lain sebagainya,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Konsel Hamid mengatakan, untuk data kasus penderita kaki gajah di Konsel untuk tahun 2014 sebanyak 10 orang yang tersebar dilima puskesmas.

“Dua orang di Puskesmas Pamandati, empat orang di Atari Jaya, satu orang di Amondo, dua orang di Motaha dan seorang lagi di puskesmas Bima Maroa,” rincinya.

Untuk data tahun 2015, pihak dinkes masih sedang melakukan pendataan dari semua puskesmas yang ada dikabupaten itu.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini