Cegah TBC, Dinkes Bombana Fungsikan Masyarakat Jadi Juru Pemantau Batuk

406
DINKES BOMBANA - Dinas Kesehatan Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) melatih para petugas mikroskopis selaku juru kunci untuk pencegahan penyaki TBC di daerah itu. Pelatihan tersebut nantinya akan memaksimalkan kinerja masyarakat yang dipilih sebagai juru pemantau batuk (Jumantuk). MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Maraknya penyakit tubercolosis (TBC) di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapat perhatian khusus dari institusi kesehatan setempat. Pendeteksian dan pencegahan tidak sekedar dibebankan seluruh tenaga medis, namun masyarakat pun dilibatkan guna mendeteksi adanya gejala penyakit batuk di lingkungan sekitar dengan menjadi juru pemantau batuk (Jumantuk).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Bombana Andi Ira Angraeni mengungkapkan, data terakhir penderita TBC di Bombana pada triwulan II tahun 2018 ditemukan sebanyak 121 kasus di 22 pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).

Berangkat dari maraknya penyakit ini, dinkes memberdayakan masyarakat yang diberi tugas sebagai pendeteksi batuk di masing-masing wilayah tugasnya. Jumantuk bersama dengan programmer TBC di puskesmas dan dipandu oleh petugas mikroskopis untuk melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang tata cara mencegah dini penyakit TBC di masyarakat.

Tak sekedar itu lanjut Andi Ira, Jumantuk akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga guna melihat dan mendata jika ada anggota keluarga yang batuk atau terdapat gejala TBC.

“Melalui cara itu, masyarakat yang suspek TBC dapat secepatnya diperiksa dahaknya dan dilakukan pendekatan dengan pihak keluarga dan segera kami obati. Proses pengobatan penyakit ini membutuhkan waktu hingga enam bulan,” ujar Andi Ira, Senin (24/9/2018).

Menariknya, masyarakat yang dipilih menjadi Jumantuk ini disuplai anggaran dari dana bantuan operasional kesehatan (BOK). Kata Andi Ira, pihaknya telah memulai pelatihan Jumantuk di delapan kecamatan yaitu Kecamatan Tontonunu, Poleang Timur, Poleang Tenggara, Poleang Utara, Rumbia, Rumbia Tengah, Lombakasih, dan Kecamatan Rarowatu.

Cegah TBC, Dinkes Bombana Fungsikan Masyarakat Jadi Juru Pemantau Batuk

“Mereka sudah disiapkan anggaran dari BOK dan diberi SK serta didapuk menjadi koordinator Jumantuk dipacu oleh programmer puskesmas di masing-masing wilayahnya. Namun, sebelum mereka bertugas, kami benar-benar melatih mereka terkait tata cara mendeteksi dini gejala penyakit TBC dan mampu melakukan persuasif di kalangan masyarakat. Mereka ini pun sama statusnya dengan kader kesehatan di puskesmas dan dinkes,” jelasnya.

Secara umum, Kadis Kesehatan Bombana dr. Sunandar menjelaskan, program penuntasan penyakit TBC merupakan salah satu isu strategi nasional selain dari program imunisasi dan gizi. Sehingga, pihaknya berupaya memberi solusi pencegahan dini penyakit berbahaya tersebut. Sekaligus mengatasi persoalan TBC yang selama ini menyerang warga di daerah itu.

Sebagai langkah awal, pihaknya memberi pelatihan khusus kepada petugas mikroskopis di 22 kecamatan. Mereka yang akan menjadi juru kunci terhadap pemeriksaan dahak yang terkumpul di unit kerjanya. Untuk peningkatan kapasitasnya, para petugas mikroskop akan dilatih di Dinkes Sultra selama beberapa hari.

Tambahnya, adanya gejala TBC tidak ada kaitannya fengan faktor genetika atau turunan dan penyakit tersebut dapat menyerang semua umur dari anak dampai dewasa, bahkan orang tua.

“Salah satu cara untuk pencegahan dini penyakit ini adalah perilaku hidup bersih dan sehat atau biasa dikenal PHBS, dan tidak kalah pentingnya adalah melalui kesadaran dan kemauan masyarakat untuk memeriksakan diri ke puskesmas terdekat,” tukasnya. (B)

 


Reporter: Muhammad Jamil
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini