Cerita Anshar, Peramu Daun Kelor di Muna untuk Menangkal Virus Corona

1092
Cerita Anshar, Peramu Daun Kelor di Muna untuk Menangkal Virus Corona
Anshar

ZONASULTRA.COM, RAHA – Masyarakat dunia tengah berjuang melawan pandemi Covid-19. Virus yang berasal dari China ini telah mencatatkan kasus kematian menyentuh angka satu juta jiwa dengan total penderita capai 30 juta kasus positif.

Di Indonesia sendiri kasus positif Covid-19 mencapai angka 300 ribu dengan jumlah kematian mencapai 11.374 kasus. Sementara di Sulawesi Tenggara (Sultra) terdapat 2.860 orang dinyatakan positif dan sebanyak 60 orang meninggal dunia.

Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) pun belum mengumumkan obat paten Covid-19 untuk masyarakat dunia. Saat ini, penerapan protokol kesehatan masih jadi senjata ampuh untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Oleh sebab itu sangat penting menjaga sistem imun tubuh agar tetap fit. Sehingga dapat terhindar dari Covid-19 dan dapat mencari rezeki demi menyambung hidup sehari-hari.

Adalah Anshar, warga Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna, memanfaatkan daun kelor untuk meningkatkan sistem imun tubuh agar terhindar virus termasuk Covid-19.

Kelor si Pohon Ajaib “Miracle Tree” Diklaim Mampu Tangkal Corona

Tanaman kelor ini dijuluki sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib karena memiliki kandungan vitamin A dan C sangat tinggi. Kaya kalsium (Ca) zat besi (Fe) sumber fosfor dan protein.

Memiliki khasiat bagi sistem imun, daun kelor yang biasa dikonsumsi sebagai sayur oleh masyarakat Muna ini disulap Anshar menjadi tepung, kopi dan teh. Alumni Sarjana Perikanan Universitas Brawijaya Malang ini mengklaim bahwa anti inflamasi dari ekstrak daun kelor lebih manjur daripada madu dan kunyit.

Cerita Anshar, Peramu Daun Kelor di Muna untuk Menangkal Virus Corona
Proses pembuatan serbuk kelor

Bahkan biji buahnya yang tua dan kering menyimpan kadar minyak lemak nabati 25 hingga 40 persen. Komposisi asam lemaknya dalam dunia gizi meliputi, asam oleat, asam linoleat, asam eiokosanoat, asam palmitat, asam stearat, asam arakhidat.

Anshar menilai tanaman yang memiliki nama ilmiah moringa oleifera ini diklaim sebagai super food (makanan super) karena kandungan nutrisinya yang luar biasa.

“Kandungan potasium atau kalium serbuk kelor salah satu unsur penting untuk membantu menjaga kesehatan jantung,” cerita Anshar pada Zonasultra.com, Selasa (6/10/2020).

Kata Anshar, Moringa juga menjadi salah satu sumber nutrisi bagi masyarakat Muna yang sering diolah menjadi sayur bening. Bahkan beberapa negara sudah memanfaatkan kelor untuk mengatasi masyarakat yang kekurangan gizi.

Tepung, Kopi dan Teh dari Olahan Sulap Daun Kelor

Tepung, kopi dan teh yang diolah Anshar dari daun kelor ini dilakukan dengan prosedur ketat untuk menjaga kandungan nutrisinya. Pria yang kini melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari ini terinspirasi untuk memanfaatkan kelor sebagai daya tahan tubuh sejak awal 2017 lalu. Ia bersama rekannya di kampus melakukan uji laboratorium tentang kelor.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Anshar menceritakan penemuan produk kelornya berawal dari penelitian untuk kebutuhan pendidikan. Tepatnya, penelitian tentang penggunaan daun kelor untuk pakan ikan bandeng.

Para petambak mengeluhkan mahalnya biaya pakan dalam produksi ikan, karena harus menggunakan tepung kedelai impor. Kemudian pada tahun 2018, Anshar pun mencoba menggunakan bahan daun kelor untuk membuat pakan ikan.

“Awalnya saya uji dulu di laboratorium, setelah keluar hasilnya langsung kita coba pada ikan bandeng,” jelasnya.

Sejak saat itu, ia bersama rekan-rekannya di kampus mulai serius memproduksi kelor ke berbagai varian seperti teh dan kopi kelor maupun roti bakpau.

Cerita Anshar, Peramu Daun Kelor di Muna untuk Menangkal Virus CoronaDi Muna, awalnya Anshar hanya membuat dalam varian teh dan kopi. Namun sejak bertemu dengan Kadis Pertanian Muna, Anwar Agigi yang tertarik dengan terobosannya, Anshar berpikir untuk mengolah daun kelor menjadi varian lain.

Pertemuannya dengan Kadis Pertanian Muna semakin menambah semangat Anshar untuk terus berinovasi. April 2020 Anshar mulai dengan variasi terbaru yakni pembuatan tepung kelor. Untuk produksi, ia menggunakan mesin oven dan blender.

Daun kelor harus dikeringkan terlebih dahulu. Proses pengeringan berlangsung dalam ruangan dengan mengatur suhu di ruang pengeringan maksimal 35 derajat celcius dan kelembaban 46 persen agar tidak merusak kandungan nutrisi. Daun akan mengering setelah 3 hari pengeringan.

Selanjutnya Anshar menggiling daun kering menjadi serbuk hingga tingkat kehalusan 200 mesh. Daun kelor serbuk itu diolah menjadi tepung hingga berukuran 500 mesh.

“Tepung kelor buatanku bisa digunakan untuk bahan dasar pembuatan kue dan es krim,” kata Anshar.

Selain untuk bahan dasar pembuatan kue, produk ini juga bermanfaat untuk menambah daya tahan tubuh. Pemanfaatan tepung kelor untuk daya tahan tubuh sudah dibuktikannya.

Anshar menuturkan ada studi kasus penderita diabetes mengeluh susah tidur. Setelah mengonsumsi serbuk kelor ini, tidurnya mulai teratur. Bahkan rekannya pernah mengeluhkan penyakit hipertensi. Namun setelah mengonsumsi teh kelor kondisinya membaik.

Serbuk Kelor Kini Tersedia di Supermarket Kota Raha

Produk-produk olahan kelor ini sudah tersedia di Supermarket kota Raha. Sebelumnya produk serbuk kelor diproduksi hanya sesuai pesanan. Sejak Juli 2020, Anshar telah memproduksi sekitar 10 kilogram (kg).Bahkan ia telah melayani konsumen dari luar Sulawesi, yakni Palembang.

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

Anshar menjamin kemasan produknya sudah memenuhi standar dari tim asessment Kementerian Pertanian (Kementan). Kalau untuk teh kelor sudah ada izin dari Dinas Kesehatan (Dinkes). Sementara serbuk masih dalam pengurusan.

Sebenarnya, kata Anshar usahanya tersebut sudah ada respon dari Kementerian Desa (Kemendes) untuk dikembangkan.

“Saya sudah presentasikan di Kemendes. Tinggal tunggu jawaban,” harapnya.

Namun saat ini, untuk meningkatkan produksi. Ia membentuk kelompok tani pembudidayaan kelor di kampungnya.
Rencananya ke depan ia akan membuat kapsul kelor untuk obat dan minyak kelor namun terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan pihak farmasi.

Kata Anshar dari Kemendes tidak menjanjikan bantuan namun jika produksi menjanjikan akan dibuat skala industri. Kiat perencanaan pembuatan industri sudah digodok oleh Dinas Pertanian Muna.

“Sekarang saya hanya melakukan produksi. Kalau Pemda itu pemasaran dan peningkatan peluang industri,” katanya.

Distan Muna Dampingi Produksi Daun Kelor Milik Anshar

Upaya Anshar untuk mengembangkan produksi daun kelor mendapat respon positif dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.

Kepala Dinas Pertanian Muna, Anwar Agigi mengatakan pihaknya melakukan pendampingan terhadap usaha pengembangan daun kelor jadi produk paten.

“Saat ini produk yang sudah kita masukan dalam e-commers diantaranya daun kelor, mete, produk pertanian olahan lainnya,” terang Anwar Agigi.

Untuk produksi daun kelor pihaknya melakukan pendampingan dan lobi di Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa. “Sekarang produk serbuk kelor ini sudah dipatenkan di Kementan,” katanya.

*Ahli Gizi Rekomendasi Daun Kelor Untuk Imun Tubuh

Nutrisionis dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes, mengungkap daun kelor seperti sayuran pada umumnya yang kaya akan vitamin, mineral, serat dan fitokimia.

Kelebihan daun ini adalah vitamin dan mineralnya lebih tinggi daripada sayuran lain. Daun kelor juga mengandung flavonoid dan fitosterol yang sering dibuat sebagai obat.

Menurut Rita, flavonoid dalam daun kelor dapat bermanfaat untuk mencegah diabetes sedangkan fitosterol di dalamnya bermanfaat untuk anti kolesterol.

Kalium dalam daun kelor dapat menjaga tekanan darah dalam kondisi normal sedangkan potasium berfungsi untuk menurunkan tekanan darah.

Tak hanya itu, daun kelor memiliki efek laktogogum, zat yang dapat meningkatkan dan melancarkan produksi ASI.

Daun kelor bisa dioleskan langsung ke kulit sebagai pembunuh kuman atau digunakan secara topikal untuk mengobati infeksi, ketombe, penyakit gusi, gigitan ular, kutil, dan luka. (*)

 


Kontributor: Nasrudin
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini