Cerita Warga di Busel, Mengisolasi Diri di Kebun Usai Ikut Pemakaman ODP Corona

239
Cerita Warga di Busel, Mengisolasi Diri di Kebun Usai Ikut Pemakaman ODP Corona
DISTRIBUSI SEMBAKO - Kepolisian Sektor (Polsek) Sampolawa, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, saat mendistribusikan sembako pada warga yang melakukan isolasi mandiri di kebun, Senin (3/5/2020). (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM, BAUBAU – WR (61), warga Desa Jaya Bakti, Kecamatan Sampolawa, Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara (Sultra) memilih mengisolasi dirinya di kebun usai mengikuti proses pemakaman saudaranya, LN (71) yang ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) corona atau Covid-19.

Danramil 1413-11/Sampolawa Kapten Inf. Isnadi Edi Darmawan mengatakan, WR mengisolasi diri bersama lima orang keluarga yang melakukan kontak langsung dengan almarhum ODP corona tersebut.

“Saudaranya yang sempat melayat pada saat ODP corona yang meninggal itu, mereka berinisiatif melakukan isolasi mandiri di kebunnya,” ujar Isnadi, melalui pesan WhatsApp, Senin (4/5/2020).

Tambah dia, saat ini kondisi keluarga tersebut terbilang membaik. Belum ada keluhan adanya gejala atau gangguan kesehatan.

Isnadi mengaku telah menyaksikan langsung rumah pondok tempat keluarga itu mengisolasi diri saat berkunjung memberi bantuan sembako.

“Pondoknya cukup baik, ada tikar dan bantal untuk alas tidur. Mereka dalam pondok ada 6 orang,” ujarnya.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Busel, Bakri Abdullah menjamin, hasil rapid test 6 orang yang mengisolasi diri tersebut nonreaktif. Selain istri dari LN, belum ada hasil rapid test dari warga lain yang dilaporkan reaktif.

“Belum ada hasil rapid test yang reaktif selain istri almarhum (LN),” tegasnya.

Mengenai tindakan warga yang mengisolasi diri di kebun, Bakri enggan berkomentar jauh. Dia menyerahkan itu pada tim gugus tugas Covid-19 tingkat kecamatan. Namun menurut dia, hal itu sah-sah saja dilakukan asal kebutuhan pokok para warga terpenuhi.

LN Meninggal Dunia Sebelum Ditangani Medis

Satgas Covid-19 Buton Selatan (Busel) melaporkan satu ODP corona meninggal dunia, Kamis (30/4/2020). Dia adalah laki-laki LN (71), warga Desa Jaya Bakti, Kecamatan Sampolawa, Busel. Dia meningal sebelum mendapat penanganan medis.

Beberapa jam setelah itu, diketahui hasil rapid test istri LN reaktif. Hal inilah yang memperkuat dugaan petugas medis. LN lalu dimakamkan sesuai protokol Covid-19. Istrinya menjalani proses isolasi di tempat karantina terpadu.

Cerita Warga di Busel, Mengisolasi Diri di Kebun Usai Ikut Pemakaman ODP Corona

Menurut Jubir Satgas Covid-19 Busel Bakri Abdullah, ibu rumah tangga asal Kecamatan Sampolawa itu tengah diisolasi di Kantor Kelurahan Mansiri, Batauga, bersama beberapa ODP lainnya.

“Proses isolasi itu kami lakukan untuk mencegah agar tidak ada dulu keluarga dekat yang melakukan kontak fisik, hingga hasil swab tesnya diketahui,” terang Bakri via WhatsApp, Kamis

“Swabnya kami sudah kirim ke Kendari untuk diteruskan ke Makassar. Kemungkinan tiga atau empat hari ke depan sudah dapat diketahui hasilnya,” tambah Bakri.

Bakri menguraikan, pasangan suami istri tersebut diduga terpapar Covid-19 karena dua alasan, gejala klinis dan riwayat perjalanan.

Pada 17 April 2020 mereka dilaporkan baru saja pulang dari Namlea, Maluku. Mereka menumpangi KM Ngapulu menuju Kota Baubau, lalu ke Kecamatan Sampolawa, ke rumahnya.

Beberapa hari di rumah, sang suami mulai merasa sakit, sesak napas. Atas inisiatif diri sendiri, dia memeriksa kesehatannya ke puskesmas terdekat. Belum sempat menjalani pemeriksaan medis, ODP corona tesebut telah kehilangan nyawa.

“Belum diperiksa, sudah meninggal,” ujar Bakri.

Lanjut Bakri, Satgas Covid-19 Busel tidak tahu persis kapan dan dengan siapa saja ODP corona tersebut bersentuhan kontak fisik. Untuk antisipasi, mereka lalu melakukan rapid test pada istri dan anggota keluarga yang sempat bertemu dengan ODP corona.

“Hasilnya, rapid test istrinya reaktif dan (keluarga) yang lain nonreaktif,” urai Bakri.

Bakri enggan mendetailkan jumlah yang telah melakukan rapid test. (A)

 


Kontributor: Risno Mawandili
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini