Covid-19 Meroket, Indonesia Dikunci 59 Negara

401
ilustrasi protokol kesehatan, covid 19, corona
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), melihat tanda-tanda bahwa sistem kesehatan kini mulai menuju batas kapasitasnya. Kasus Covid-19 Indonesia terus meroket dan telah menembus 200 ribu kasus sejak tiga bulan pasca adopsi new normal.

Kini 59 negara telah melarang warga Indonesia masuk ke negaranya terkait tingginya kasus Covid-19 di Indonesia, antara lain Hungaria, Brunei, Australia, Jepang, Afrika Selatan dan Malaysia. Indonesia merupakan negara ke-4 dengan populasi terbesar di dunia, selain mengancam jutaan nyawa anak negeri, pandemi Covid-19 yang tak terkendali dapat menciptakan ketidakpastian regional dan bahkan global.

“Keengganan Indonesia mengunci diri pada awal pandemi harus dibayar mahal yaitu dikunci oleh dunia,” ujar Peneliti IDEAS Nuri Ikawati dalam keterangan tertulis yang diterima awak Zonasultra.com pada Sabtu (12/9/2020).

Hasil riset IDEAS, angka case fatality rate (CFR) mencapai 4,2 persen, atau 7.940 kematian pada 5 September. Di samping itu, kasus positif yang membutuhkan perawatan mencapai 24,3 persen, atau 46.324 pasien. Nuri Ikawati mengungkapkan angka-angka ini menunjukkan pola akselerasi yang mencemaskan, seiring kasus positif harian yang juga terus menanjak.

Angka kematian harian pada masa PSBB rata-rata 26 kasus (6 April-5 Juni), kemudian melonjak pasca PSBB menjadi 49 kasus (6 Juni-5 Juli), terus meningkat 73 kasus (6 Juli-5 Agustus), dan kini menembus 80 kasus (6 Agustus-5 September).

“IDEAS menilai, dengan standar global di kisaran 3 persen, angka CFR Indonesia yang berada di atas 4 persen harus dibaca sebagai tanda batas kapasitas sistem kesehatan,” lanjut Nuri.

Sementara itu tingkat kematian tertinggi ditemui di Jawa Tengah (7,2 persen), Jawa Timur (7,1 persen) dan Bengkulu (6,9 persen). Provinsi tersebut menjadi episentrum wabah selain DKI Jakarta, dengan kasus aktif yang tinggi.

Bengkulu menjadi kasus mengkhawatirkan karena dengan keterisian tempat tidur di RS (bed occupancy ratio/BOR) yang rendah, hanya 14,5 persen, namun memiliki CFR yang tinggi. IDEAS mengkonstruksi indeks kapasitas RS Rujukan Covid-19 Daerah melalui dua variabel, yaitu jumlah tenaga kesehatan (nakes) dan keterisian tempat tidur (BOR) untuk menilai kapasitas sistem kesehatan suatu daerah.

Nuri menuturkan ada korelasi antara indeks kapasitas RS dengan tingkat kesembuhan pasien. Provinsi dengan indeks kapasitas RS yang tinggi cenderung memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi, begitupun sebaliknya. Hasil simulasi IDEAS menunjukkan tidak ada provinsi yang memiliki indeks kapasitas RS yang tinggi.

Provinsi dengan indeks kapasitas RS tertinggi termasuk kategori sedang yaitu Kepulauan Bangka Belitung (0,32), Kepulauan Riau (0,29), Kalimantan Utara (0,28), dan DI Yogyakarta (0,27). Sementara provinsi dengan skor indeks terendah adalah Gorontalo (0,101), Papua (0,09), Sumatera Utara (0,08) dan Banten (0,07). Kata Nuri, provinsi dengan skor indeks kapasitas RS yang rendah memiliki peluang lebih besar untuk gagal dalam mengendalikan tingkat kematian. (B)

 


Reporter: Rizki Arifiani
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini