Dayu Mirawati Tampilkan Kain Samasili Buton di National Costume Putri Indonesia 2017

575
Dayu Mirawati
Dayu Mirawati
Dayu Mirawati
Dayu Mirawati

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Putri Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) 2017 Dayu Mirawati, akan memakai gaun berbahan kaim Samasili Buton di laga national costume Pemilihan Putri Indonesia tahun ini.

Dayu sendiri saat ini tengah mengikuti karantina Pemilihan Putri Indonesia tahun 2017 di Jakarta. Ia mengatakan, kain Samisili yang akan dikenakannya memiliki lima makna.

Makna dari kostum kain Samasili adalah pada bagian atas mempunyai daun mahkota, menggambarkan payung dan dianggap sebagai pimpinan yang senantiasa mengayomi rakyatnya.

Kemudian, pada bagian buah terdapat sisik yang sangat banyak sebagai rakyat umum dengan mendiami 72 Kadie (wilayah). Selanjutnya, Daun yang berduri adalah gambaran jiwa untuk mempertahankan diri dari segala gangguan keamanan dan ketertiban dari manapun datangnya.

Dayu Mirawati
Dayu Mirawati

Setelah itu, buah yang manis mencerminkan kebaikan dengan menempatkan prinsip kerendahan hati, sopan santun tutur kata dan tidak menyakiti orang lain

Serta pada bagian pangkal bawah buah nenas terdapat daun yang melebar adalah landasan berpijak seluruh masyarakat yaitu sara patanguna atau empat prinsip hidup masyarakat Buton, yaitu :

Satu, Pomae maeka : Saling takut sesama manusia.
Dua, Popia piara : Saling memelihara sesama manusia.
Tiga, Pomaa maasiaka : Saling menyayangi sesama manusia.
Empat, Poangka angkataka : Saling menghargai sesama manusia.

“Oleh karena itu simbol ini adalah makna hubungan antar sesama manusia dengan mengedepankan prinsip keadilan, persatuan dan kesatuan, juga hubungan antara pemimpin dengan masyarakat yang dipimpinnya,” ungkap Dayu Mirawati kepada awak zonasultra.id melalui WhatsApp messengger, Selasa (28/3/2017).

Ia berharap dengan mengenakan kostum ini dapat menjadi ajang promosi kekayaan budaya Provinsi Sultra, khususnya kabupaten Buton.

Untuk diketahui, Dayu Mirawati yang juga biasa disapa Mira ini bekerja sebagai pegawai di kantor Bupati Buton, Sultra. Setiap harinya, Dayu harus menempuh perjalanan sejauh 60 km dari rumah menuju tempat kerjanya. Perempuan kelahiran 8 Januari 1994 ini memiliki kebiasaan, yakni suka mengonsumsi beras tanpa diolah menjadi nasi. (A)

 

Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini