Dinas Pariwisata Sultra Genjot Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat Kawasan Wisata

77
Dinas Pariwisata Sultra Genjot Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat Kawasan Wisata
DISPAR- Peserta kegiatan workshop Peningkatan Kapasitas Usaha pada tujuan Wisata yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Kamis (25/5/2017), Hotel Zenith Kendari. ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM

Dinas Pariwisata Sultra Genjot Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat Kawasan Wisata DISPAR – Peserta kegiatan workshop Peningkatan Kapasitas Usaha pada tujuan Wisata yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Kamis (25/5/2017), Hotel Zenith Kendari. (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus melakukan peningkatan kapasitas usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di setiap tujuan wisata yang ada di Sultra.

Kepala Dispar Provinsi Sultra Syahruddin Nurdin mengatakan peningkatan kapasitas usaha masyarakat merupakan hal penting dalam peningkatan potensi setiap wisata di bumi Anoa.

“Salah satunya di Pulau Bokori, kami berharap wisatawan tidak hanya menikmati keindahan pulau tetapi juga menikamati layanan yang diberikan masyarakat Bajo di daerah penyebrangan,” ungkap mantan Kepala Biro Organisasi Setda Sultra itu, Kamis (25/5/2017) di Zenith Hotel Kendari.

BACA JUGA :  Tenunan Khas Daerah Sultra Tampil di Ajang Indonesia Fashion Week 2024

Layanan yang dimaksudkan adalah bagaimana masyarakat setempat dapat meningkatkan perekonomian mereka dengan menjual dagangan yang dapat menjadi buah tangan pengujung Pulau Bokori, sebab hingga saat ini salah satu kelemahan pariwisata Sultra adalah tidak adanya ciri khas buah tangan untuk pengunjung saat hendak pulang dibanding daerah lain.

Sementar itu praktisi pariwisata Andre Lantang mengungkapkan dalam hal peningkatan kapasitas usaha di bidang pariwisata yang diharapkan adalah bagimana ada perubahan pola pikir dan tindakan masyarakat setelah mengikuti pelatihan ini, sehingga tujuan akhir adanya peningkatan perekonomian dapat tercapai.

“Walaupun kita lihat bimtek dan worksho sudah sering digelar oleh pemerintah sebenarnya ujung tombaknya adalah di masyarakat itu sendiri apakah mereka akan berubah,” pungkasnya.

Kendati demikian, Andre juga menilai kurang adanya sinergitas yang baik antar pemerintah setempat dengan stakeholder pariwisata menjadi salah satu pemicu lemahnya peningkatan usaha di wilayah kawasan wisata ditambah lagi masyarakat yang selalu mengeluhkan masalah permodalan.

BACA JUGA :  Tenunan Khas Daerah Sultra Tampil di Ajang Indonesia Fashion Week 2024

Oleh karena itu, ia melihat hal utama yang harus dilakukan adalah bagaiaman masyarakat meningkatkan rasa kemauan untuk berbuat, lalu keberanian untuk memulai setelah itu melakukan indentifikasi potensi usaha yang dapat ia kembang di kawasan wisata tempat tinggalnya akan tetapi diharapkan masyarakat dapat memilih usaha yang pada umumnya misalnya usaha warung makan ataupun kios jajanan.

“Ya buatlah kerjinan tangan dari hasil laut, makanan dari hasil laut, tempat peristirahatan, pakaian dan masih banyak lagi,” ujarnya. (B)

 

Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini