Disambut Haru, Fitri Curhat Rela Mati Demi Pendidikan di China

1862
Disambut Haru, Fitri Curhat Rela Mati Demi Pendidikan di China
FITRI INDAR DEWI - Fitri Indar Dewi tiba di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) setelah menjalani proses karantina virus Corona di kepulauan Natuna, Provinsi Riau selama 14 hari. Kini, Fitri tengah menjenguk ayahnya di RSUD Bombana yang saat ini terbaring kritis. (Muhammad Jamil/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Fitri Indar Dewi, mahasiswi yang telah setahun lebih menjalani perkuliahan di University of Science and Technology, Kota Shianing, Provinsi Hubei, China tiba di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) sekitar pukul 14.00 Wita, Selasa (18/2/220).

Setibanya di Keluhan Kasipute, Kecamatan Rumbia, Fitri bergegas menjenguk ayahnya yang telah dua bulan menjalani perawatan di ruang intensive care unit (ICU) RSUD Bombana karena diagnosa serangan jantung dan paru-paru. Raut pilu dan haru pun nampak dari ibu Fitri, Rohani saat menjemput anaknya di depan ruang perawatan sang ayah.

Baca Juga : Jalani karantina di Natuna, Mahasiswi Asal Bombana Negatif Virus Corona

Fitri bercerita, ia rela berjuang meskipun harus mengorbankan nyawanya demi mendapatkan pendidikan di negeri tirai bambu itu. Sebab, inilah yang menjadi salah satu dari cita-citanya sejak kecil. Ia bahkan tak gentar sedikitpun meski berada di lingkungan yang kini dihantui wabah virus Corona.

” Saya rela apapun yang penting saya bisa belajar dengan baik di China,” ungkap Fitri di RSUD Bombana, Selasa (18/2/2020).

Putri Muhammad Kasman ini menceritakan cara bertahan hidup saat pertama mendengar ada wabah Corona. Kata dia, rasa shok tetap ada, namun ia mengutamakan pola hidup bersih dengan mengkonsumsi makanan yang steril serta menggunakan masker hingga berlapis- lapis.

Disambut Haru, Fitri Curhat Rela Mati Demi Pendidikan di China

” Di sana saya biasa makan nasi dan ayam, ya makanan China juga sering dikonsumsi. Intinya, yang saya khawatirkan adalah saat saya kembali ke Indonesia, karena meskipun saya mati di sana, saya mati demi menempuh pendidikan,” ujarnya.

Meski begitu, Fitri pun merasa sangat bahagia bisa kembali bersua dengan kedua orang tuanya walau saat ini ayahnya tengah menjalani perawatan intensif.

Rencananya, Fitri akan tetap kembali ke China, jika situasi sudah benar-benar kondusif. Dan Untuk saat ini, ia masih tetap menjalani proses perkuliahan melalui sistem online.

” Untuk sementara waktu masih berjalan kuliahku lewat online,” tuturnya.

Rohani, ibu Fitri mengungkapkan rasa syukurnya karena anaknya telah dipulangkan dan selamat hingga tiba di Bombana. Ia pun tak lupa mengucap terimakasih sepenuhnya atas upaya Pemda Bombana menjemput anaknya di Bandara Halu Oleo, Kota Kendari.

” Alhamdulillah, anak saya tiba dengan selamat. Saya meminta maaf sekaligus berterimakasih atas bantuan semua pihak, soalnya kami tidak sempat menjemput Fitri kare bapaknya lagi sakit, ” kata Rohani dengan nada haru.

Kepala Dinas Kesehatan Bombana dr Sunandar mengatakan bahwa, kondisi Fitri sejauh ini masih sangat sehat dan tidak perlu lagi diragukan.

Baca Juga : Negatif Korona, Empat Mahasiswa Disambut Hangat Saat Tiba di Kendari

Disambut Haru, Fitri Curhat Rela Mati Demi Pendidikan di China
Ayah Fitri Indar Dewi

“Secara medis, Fitri sudah sehat dan itu diakui oleh health alert card (HAC) termasuk Presiden RI, Joko Widodo dan Menteri Kesehatan setelah menjalani proses karantina di Natuna Kepulauan Riau selama 14 hari. Jadi, masyarakat tidak perlu ragu,” terang Sunandar.

Terkait kondisi ayah Fitri, Sunandar menuturkan bahwa berdasarkan hasil diagnosa dokter, terdapat gejala penyakit jantung dan paru. Kata dia, Kasman akan dirujuk ke ruang poli jantung Bahteramas Kota Kendari dalam waktu dekat. (a)

 


Kontributor : Muhammad Jamil
Editor : Kiki

2 KOMENTAR

  1. Tolong yah, buat berita itu yg sesuai, jgn berlebihan, dan tolong hapus foto bapak saya.. Tidak di beri ijin jangan lancang upload foto untuk berita kalian.. Mana tidak sesuai lagi.. Aduuhhh tolong yah dengan sangat, saya anak dari bapak kasman tidak terima. Terima kasih.

Tinggalkan Balasan ke rismawati kuta Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini