Ditolak Berlabuh di 2 Pelabuhan, KM Mega Abadi Diizinkan Berlabuh di Pelabuhan Banabungi Buton

1622
Ditolak Berlabuh di 2 Pelabuhan, KM Mega Abadi Diizinkan Berlabuh di Pelabuhan Banabungi Buton
KM MEGA ABADI - Armada Perintis, KM Mega Abadi saat berlabuh di Batauga, Buton Selatan, Jumat (1/5/2020). Sempat di tolak di Baubau dan Buton Selatan hingga akhirnya berlabu di Kabupaten Buton. (Foto : KM Mega Abadi)

ZONASULTRA.COM,BAUBAU– Armada Perintis, KM Mega Abadi yang mengangkut 25 orang penumpang, warga Sulawesi Tenggara (Sultra) menuju Pulau Buton ditolak berlabuh di pelabuhan kota Baubau dan pelabuhan Batauga, kabupaten Buton Selatan.

Sebelumnya KM Mega Abadi bertolak dari Pulau Obi, Halmahera, Provinsi Maluku Utara dan dijadwalkan berlabuh di Kota Baubau pada Kamis (30/4/2020) malam. Namun kapal tersebut batal sandar karena ditolak Pemerintah Kota Baubau.

Penolakan itu muncul lantaran kapal kargo itu diduga ditumpangi oleh pasien covid-19.
Setelah berjam-jam terlunta-lunta di laut, kapal motor tersebut akhirnya diizinkan menurunkan penumpangnya di Pelabuhan Banabungi, Kabupaten Buton.

Sebelumnya, Kantor Unit Pelayanan Pelabuhan (KUPP) kelas I Baubau lantas berkoordinasi dengan agen kapal. Disepakati, penumpang kapal akan diturunkan di Kota Kendari. Namun kesepakatan itu sia-sia, penumpang mendesak kapten kapal, jika tak diturunkan di Pulau Buton, mereka bakal terjun di tengah laut.

Kepala KUPP kelas I Baubau, Pradigdo menyatakan kapal akhirnya mengambil risiko. Penumpang diam-diam diturunkan di perairan Baubau, persis di depan Pantai lakeba, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau pada malam hari. “Jadi banyak penumpang yang menolak ke Kota Kendari, tujuannya ke Kota Baubau kan, sampe lah diturunkan di Pantai Lakeba itu,” terang Pradigdo ditemui saat memantau KM Mega Abadi di Pelabuhan Batauga, Buton Selatan (Busel), Jumat (1/5/2020).

KM Mega Abadi menurunkan penumpang di tengah laut di Pantai Lakeba dengan bantuan kapal long boat sewaan dari nelayan setempat. Kegiatan itu kemudian diketahui oleh petugas kepolisian setempat pada pagi hari, Jumat (1/5/2020). Aktivitas itu dihentikan karena dianggap membahayakan penumpang.

Namun sudah ada 22 orang penumpang berhasil turun lewat aksi diam-diam itu, ykni 15 orang dari Kecamatan Kadatua, dan 7 orang dari Kecamatan Batuatas. Penumpang kapal itu ditumpangi sebanyak 61 orang pemudik yang merupakan warga Kota Baubau, Kabupaten Buton, Busel, Buton Tengah, Wakatobi, dan Kabupaten Muna.

Setelah dimediasi, KM Mega Abadi disepakati berlabuh di Pelabuhan Batauga, Busel. Rencana itu pun gagal karena warga Batauga, Busel menolak dengan alasan sama yakni diduga membawa pasien covid-19. “Intinya kami menolak, karena jangan sampai ada penumpang terinfeksi covid-19. Karena ini kita tidak bisa pastikan, apakah sudah tertular atau belum,” ujarnya Ketua Pemuda Desa Bandar Batauga, La Ode Herman.

Penolakan tak bisa dihalau. Penumpang tak dapat turun ke daratan. Harapan kemudian datang dari Pemerintah Kabupaten Buton yang sepakat mengevakusi penumpang kapal di Pelabuhan Banabungi, Kecamatan Pasarwajo.

Tim Gugus Tugas Covid-19 Buton Siapkan Protokol Kesehatan Ketat

Meski diterima berlabuh di Kabupaten Buton, namun Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 telah menyiapkan protokol kesehatan yang ketat. Tujuannya, untuk mengantisipasi jika terdapat virus corona alias covid-19 pada penumpang yang akan turun.

“Kapal berlabuh di Pelabuhan Banabungi sekira pukul 09.00 WITA. Kami sudah menyiapkan protokol penanganan yang ketat,” kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penangan Covid-19 Kabupaten Buton, dr Hayun dikonfirmasi lewat sambungan telepon.

Dijelaskan para penumpang akan diperiksa kesehatannya. Jika ada yang menunjukan gejala covid-19 akan dilakukan tes antibodi. Pemkab Buton juga telah menyiapkan tempat karantina terpadu untuk 25 orang warganya yang turun dari KM Mega Abadi. Sementara itu kepada para penumpang daerah lain, Kota Baubau, Buton Tengah, Buton Selatan, Wakatobi, dan Kabupaten Muna, kata dr Hayun, pihaknya telah berkoordinasikan dengan pimpinan daerahnya masing-masing.

“Untuk penumpang dari daerah lain itu, akan dijemput oleh pemdanya masing-masing. Kami hanya berkewajiban menurunkan dan memeriksa suhu tubuh mereka saja,” terang dia. (b)

 


Kontributor : Risno Mawandili
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini