Dorong Program Jagung Hibrida, Gempita Intens Sosialisasi ke Petani

134
Dorong Program Jagung Hibrida, Gempita Intens Sosialisasi ke Petani
DIALOG PETANI - Dialog antara petani di desa Lalonggolosua, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, Minggu (22/1/2017) dengan pengurus Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA). (RUSTAM/ZONASULTRA.COM)
Dorong Program Jagung Hibrida, Gempita Intens Sosialisasi ke Petani
DIALOG PETANI – Dialog antara petani di desa Lalonggolosua, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, Minggu (22/1/2017) dengan pengurus Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA). (RUSTAM/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KOLAKA– Dukungan masyarakat petani terhadap program gerakan menanam jagung hibrida makin meluas. Sebelumnya beberapa daerah di Sultra secara terbuka sudah siap menyukseskan program yang secara nasional digagas Kementerian Pertanian RI.

Namun upaya itu tak berhenti sampai di situ, organisasi Gerakan Pemuda Tani Muda Indonesia (Gempita) tetap turun ke lapangan memantau progress program tersebut. Bahkan juga intensif ikut menggalang pendataan Calon Petani-Calon Lahan (CPCL).

“Kita berharap petani tergerak untuk memanfaatkan lahan tidur. Jagung hibrida ini sangat potensial dikembangkan di Sultra dan peluang itu jangan lepas begitu saja,” ungkap Sekretaris Korwil Gempita Sultra, Qadar Siantang saat sosialisasi Gempita di Desa Lalonggolosua, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, Minggu (22/1/2017).

Menurutnya, program jagung hibrida nasional yang digagas kementan harus disambut positif masyarakat petani mengingat ada kemudahan-kemudahan dalam realisasinya.

“Petani akan mendapat bantuan bibit, pupuk, pestisida dan kebutuhan saprodi lainnya,” katanya.

Sedangkan Camat Tanggetada Muh Sirajuddin mengapresiasi langkah Gempita dalam membangkitkan kesadaran masyarakat petani mengolah lahan tidur. Pasalnya di Tanggetada diperkirakan ada 250 ha lahan tidur dengan populasi petani sebanyak 400 orang.

“Sebagai bahan informasi potensi lahan kering di wilayah Kecamatan Tanggetada masih sangat luas pak. Saya berharap warga jangan menyia-nyiakan kesempatan baik ini ikut gerakan menanam jagung hibrida,” imbuhnya.

Sosialisasi itu terungkap pula berbagai permasalahan yang dialami sejumlah petani. Misalnya keterbatasan modal usaha, pemasaran produksi pertanian, irigasi persawahan yang kurang memadai dan sebagainya.

Terpisah Korwil Gempita Indonesia Timur, Umar Muhammad menegaskan bahwa program jagung hibrida ini bagian upaya pemerintah pusat untuk menekan impor jagung.

“Bayangkan untuk impor jagung 3,4 juta ton, pemerintah harus keluarkan biaya sampai Rp 10 triliun. Alhamdulillah sekarang sudah bisa ditekan hingga 900 ribu ton,” tuturnya usai kegiatan sosialisasi.

 

Penulis    : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini