DPRD Setujui Kedatangan 500 TKA, PT VDNI Berterima Kasih

3372
DPRD Setujui Kedatangan 500 TKA, PT VDNI Berterima Kasih
RAPAT - Empat orang anggota DPRD Sultra yang hadir dalam rapat ini membahas soal rencana kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok pada gelombang pertama 23 Juni 2020, umat (19/6/2020). (Randi Ardiansyah/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra), akhirnya menyetujui kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China. Menyambut hal itu, PT Virtue Dragon Nickel Industry mengucapkan terima kasih.

Sikap melunak DPRD Sultra, disampaikan langsung oleh Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Shaleh (ARS), dalam rapat membahas soal rencana kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Sultra gelombang pertama pada 23 Juni 2020.

Dalam rapat yang digelar di kantor DPRD Sultra, Jumat, (19/6/2020), ARS sempat mempertanyakan soal visa yang digunakan oleh para TKA tersebut. Ia khawatir, bila para TKA itu datang menggunakan visa non komersial atau visa kunjungan.

“Kalau menggunakan visa 211 itu berpotensi kerugian negara, seharusnya kalau ahli mereka harus pakai visa 312. Mereka katanya ahli, ahli seperti apa, bagaimana mekanisme memberikan status ahli pada TKA ini,” tanya ARS.

Meski begitu untuk memastikan para TKA tersebut datang menggunakan visa 312, dirinya bersama dengan pihak Kanwil Kemenkum-HAM dan Imigrasi, akan mengecek secara langsung visa para TKA itu saat tiba di Sultra.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

“Paling lambat hari Minggu, bahwa TKA yang datang itu memakai visa 312 yakni tenaga ahli. Dan data itu harus dipastikan kepada kita semua, kita akan cek langsung di imigrasi, kalau memakai visa kunjungan kita minta Menkum-HAM dan Imigrasi langsung deportasi TKA-nya,” tegasnya.

Kepala Kanwil Kemenkum-HAM Sultra, Sofyan memastikan, 500 TKA asal China yang akan datang di Sultra, menggunakan visa 312 sebagai tenaga ahli.

“Untuk 49 TKA yang lalu memang menggunakan visa 211, tapi dalam waktu 10 hari sudah beralih menjadi visa 312. Dan untuk yang 500 orang ini saya pastikan sudah menggunakan visa 312 semua. Jadi tidak perlu cemas semua,” singkatnya.

Kepala Disnakertrans Sultra, Saemu Alwi, mengaku, pihaknya telah mendapatkan data-data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), terkait rencana kedatangan ratusan TKA asal China itu.

“Di mana Kemenaker telah menguatkan Direktorat Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing (PPTKA), dan sesuai ketentuan berarti ini semua sudah memenuhi ketentuan. Karena Sebelum keluar PPTKA itu, tentu semua persyaratan itu telah dicek oleh Kemenaker, dan kami insyaallah berdasarkan data ini kami akan melakukan pengawasan,” ujarnya.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Sementara, External Affair Manager PT VDNI, Indrayanto mengaku, terkait kedatangan ratusan TKA itu, pihaknya akan mematuhi seluruh mekanisme dan peraturan yang ada, baik soal visa maupun protokol kesehatan penanganan Covid-19.

“Kami mewakili perusahaan, sangat berterima kasih atas dukungan DPRD Sultra. Kami siapkan menjalankan amanah dan berjanji berkomitmen akan mematuhi segala aturan yang ada,” ucapnya.

Sebelumya, Ketua DPRD Sultra, ARS sempat memberikan pernyataan terkait kedatangan 500 TKA asal China tersebut. Ia yang ditemui awak media di gedung paripurna DRPD Sultra, Senin, 16 Juni 2020, mengaku, belum menyetujui kedatangan ratusan TKA itu, lantaran ia menilai selama ini terdapat kesalahan dalam mendatangkan TKA asal China di Sultra. Kesalahan itu seperti, para TKA yang datang menggunakan visa kunjungan, bukan visa kerja. (*)

 


Reporter: Randi Ardiansyah
Editor: Muhamad Taslim Dalma

1 KOMENTAR

  1. Siapa yg menjamin visa 312 itu bukan hasil rekayasa. Hari ini mau dipercaya begitu sj alasan mereka.. seharusnya pemda dan dprd melakukan uji skill… sesuai bidang keahlian mereka… kenapa jepang dlm merekrut tenaga asing harus berdasarkan ijasah keterampilan disertai dwngan uji skill.. indonesia terlalu banyak kebohongan yg ditutup tutupi demi memuluskan china… entah negeriku ini memang sedang sakit komplikasi.. dpr mohon agar betul2 melakukan seleksi.. skaligus menempatkan tim pemantau dilapangan benar tidaknya mereka adalah tenaga ahli yg dibutuhkan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini